/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Kamis, 26 Mei 2016

Coldest Man Chapter 4

Coldest man
Chapter 4




          “ apakah pak lion ingin mampir sebentar ?” tawar virgo sesaat sebelum ia membuka pintu mobil itu, “ tidak perlu, sekarang sudah terlalu larut malam. Lain kali pasti saya akan berkunjung dan ohh ya satu hal lagi “ virgo berkedip beberapa kali ke arah lion.

          “Y... ya kenapa pak ?” virgo gugup seketika dan dia sendiri bingung, mengapa dia tiba-tiba merasa gugup seperti itu. lalu pikiran aneh pun menghampirinya ‘A...apakah pak lion akan menciumku kali ini ?’virgo lalu menggeleng cepat, berusaha mengusir pikiran anehnya itu.
“ virgo, kamu kenapa ?” raut wajah lion menyiratkan kebingungan yang mendalam karena tingkah virgo. “saya tidak apa-apa pak” virgo menunduk malu, meratapi kebodohannya tadi.

          “jangan memanggil saya pak lagi mulai sekarang, panggil saja lion. Saya tidaklah tua untuk dipanggil pak oleh kamu yang usianya tak jauh berbeda dengan saya” virgo menatap dosennya itu sambil termenung sesaat, “T...tapi saya tidak bisa melakukan itu p...”

          “cukup virgo, jangan menambahkan kata itu lagi dan panggil saya lion. Mengerti ?” aura dinginnya mulai keluar lagi dari tubuh lion yang membuat virgo seakan terintimidasi seketika dan tak mampu menjawab. Virgo hanya menganggukkan kepala tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh lion.

          “baguslah bila kamu sudah mengerti, kamu dapat pulang sekarang” virgo pun keluar dari mobil lion sambil memainkan kuku-kuku dijarinya. Saat virgo ingin memasuki rumahnya, suara lion membuatnya berbalik arah melihat wajah sang dosen. “virgo, apakah kamu sibuk besok ?” virgo mengedipkan matanya sambil memiringkan sedikit kepalanya, tanda saat dia sedang bingung akan sesuatu.

          “uhmm ... saya besok kerja di cafe dari pagi hingga sekitar jam 3 sore, memangnya kenapa pak lion” mendengar virgo kembali menambahkan kata itu saat memanggilnya, aura dinginnya lion kembali keluar dari tubuhnya yang sebelumnya telah terasa hangat. Seakan sadar kesalahannya, virgo lalu memperbaiki perkataannya itu.

          “saya besok kerja di cafe dari pagi hingga sekitar jam 3 sore. Memangnya kenapa L-lion” virgo yang masih agak canggung dengan panggilan baru untuk dosennya itu. “saya ingin mengajak kamu ke suatu tempat dan di cafe mana kamu berkerja ?”

          “cafe garden tetapi saya...” belum sempat virgo menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya, lion langsung memotongnya. “tenang saja, saya tidak akan menyakitimu. Saya hanya ingin memintamu untuk menemani saya berkunjung ke kebun binatang dan Saya tidak ingin mendengar kata tidak darimu”

          “B...baiklah,Lion” virgo hanya dapat pasrah menuruti keinginan dosen tampannya itu namun dingin sedingin es di saat-saat tertentu seperti tadi.

          “besok saya akan menunggumu di cafe, sampai jumpa besok” mobil itu pun pergi menjauh, meninggalkan virgo yang masih terpaku didepan pintu rumahnya.

***

          Suara pintu yang terbuka membuat virgo mengalihkan pandangannya ke arah pengunjung itu dan bersiap-siap melayaninya. “ selamat datang” pandangannya terpaku ke arah pria yang memakai kemeja biru muda yang terlihat begitu pas ditubuhnya dan celana panjang hitam yang menampakkan kaki jenjangnya.

          “apakah kamu masih lama pulangnya ?” lion menyadarkan virgo dari lamunannya. “ehhh... sebentar lagi selesai,Lion” Virgo gugup menjawab pertanyaan dosennya yang terlihat tampan dan gagah didepannya ini.

          “kalau begitu sambil menunggumu, aku memesan americano coffee” ujar lion setelah mendudukan dirinya diatas kursi. “baiklah, tolong tunggu sebentar lion” Virgo beranjak pergi meninggalkan Lion di kursinya. Namun di salah satu dudut ruangan itu, ada seseorang yang melihat ke arah mereka dengan tatapan yang tak menyukai kejadian itu.

          Tak kunjung lama, Virgo kembali ke tempat itu dengan secangkir americano coffee di tangannya. “maaf menunggu lama lion dan ini pesanannya” Virgo tersenyum kikuk menatap lion. “tak masalah, uhm... masih lama ?” Lion sedikit ragu bertanya hal itu, lalu Virgo menatap jam di dinding. “shift aku telah selesai dan tunggu sebentar yah” virgo beranjak pergi dari tempat itu.

***

          “kita mau kemana sih ? dari tadi gak berhenti-berhenti “ Virgo merasa bosan sejak tadi duduk diam didalam mobil yang sedang dikendarai oleh lion. “ ya, tolong tunggu sebentar lagi. Tak lama lagi kita akan sampai kok “ Virgo hanya mengangguk menanggapinya dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

          Rumah-rumah penduduk yang menjadi objek penglihatannya semakin lama terus berganti dengan pepohonan hijau yang begitu lebatnya. Sehingga tak lama setelah itu terlihat hamparan pasir putih dan ombak air laut yang mencoba mengikis pasir itu.

          “kita ke pantai ?” Lion tersenyum dan mengangguk untuk menjawabnya. “nanti ada sebuah acara di tempat yang akan kita kunjungi” Lion berbicara sambil memfokuskan tatapannya ke depan.
“memang acara apa ?” virgo memiringkan kepalanya ke arah pria yang sedan duduk disampingnya itu. lion tersenyum ke arah wanita itu “lihat saja nanti” virgo mengerucutkan bibirnya kesal atas jawaban yang keluar dari bibir si pria tampan itu tetapi pria itu terkikik geli melihat reaksi yang di tunjukkan oleh Virgo.

***

          Saat virgo menginjakkan kakinya di hamparan pasir putih itu, matanya seakan langsung terhipnotis oleh tempat itu seketika. Deburan ombak yang menghempaskan bebatuan bersenandung indah dalam telinganya. Lalu saat kaki-kaki itu beranjak ingin pergi ke sumber suara yang bersenandung di telinganya itu.

          Sebuah tangan kokoh memeluk bahu dirinya dan menuntunnya ke arah yang berbeda dari tujuan kakinya melangkah. “kita ke sini, bukan untuk menikmati deburan ombak itu dan tempat tujuan kita berada disana” lion menunjuk sudut pantai disebelah kanannya dan menuntun wanita itu masih dalam pelukannya.

          Virgo gugup dan juga kesal dengan pria yang sedang memeluknya itu. bibirnya mengerucut kesal tetapi dengan wajah yang memerah karena malu, “kamu dapat menikmati pantai itu nanti setelah tujuan kita datang ke sini selesai” lion dengan wajah datarnya yang terlihat tampan walaupun dengan ekspresinya yang seperti itu.



Semoga kalian menikmati
Dalam membaca cerita ini
Terima kasih sudah berkunjung


Yuki neko

Coldest Man Chapter 3

Coldest Man
Chapter 3



          Aku menunggunya sesuai janjinya, sudah 10 menit berlalu dari waktu yang kami janjikan. Namun Yogi tak kunjung datang menjemput Virgo ‘Yogi menyebalkan sekali, mengingkari waktu yang telah disepakatinya sendiri’ gerutu Virgo yang telah jenuh menunggu setelah sekian lama. Baru saja dibicarakan orang yang ditunggunya sejak tadi pun akhirnya muncul dihadapannya.

          “maaf Vir, aku terlambat” wajahnya Yogi yang terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya membuat Virgo tak sanggup memarahinya dan hanya menghela nafas panjang. “uhmm baiklah, memangnya kamu ingin mengajakku kemana ?”ujar Virgo setelah menaiki motor milik Yogi.
“H-hanya ... berjalan-jalan menikmati malam minggu saja, kalau begitu ayo kita pergi”
“uhmm ayo” Virgo sambil tersenyum menanggapinya.

***

          Yogi membawa Virgo menuju sebuah taman didekat danau yang cukup ramai dan dipenuhi pengunjung karena sedang ada sebuah festival disana. Suara para pedagang yang menjajakan dagangan mereka, suara para pengunjung yang begitu menikmati festival ini maupun suara musik dari arah panggung begitu menarik perhatian Virgo sejak menginjakkan kaki ditempat ini.

          Matanya yang berbinar-binar melihat cahaya lampu yang berwarna-warni begitu indah dimatanya. “apakah kamu menyukainya Virgo ?” Virgo yang masih terpukau dengan keindahan festival ini tak menghiraukan perkataan Yogi. “ wahhh ini indah sekali “ seakan Yogi tak ada disampingnya, Virgo menikmati keindahan festival ini seorang diri hingga Yogi menepuk pelan bahu Virgo dan menyadarkan gadis itu seketika.

          “apakah kamu menyukainya Virgo ?” ujar Yogi sekali lagi karena tadi perkataannya tidak ditanggapi oleh Virgo. “ ya, aku sangat menyukainya Yogi. Ini indah sekali “ Virgo mengangguk dan tersenyum membuat Yogi yang menjadi lawan bicaranya tersipu malu. Wajahnya pun juga ikut memerah karena hal itu.

          “kalau begitu, ayo kita nikmati malam ini bersama” Yogi menarik lengan Virgo menuju ke dalam ramainya festival. Hampir setiap tempat di festival itu mereka kunjungi, tawa dan senyuman begitu melekat pada diri Virgo malam ini. Yogi pun ikut senang karena hal itu, gadis yang telah lama disukainya bahagia karenanya sehingga membuat yogi ikut senang bila Virgo juga senang.

          “Virgo tunggu disini sebentar yah, aku akan membelikan makanan untukmu” Yogi berjalan meninggalkan Virgo disebuah kursi taman. “Yogi kamu tak perlu melakukannya”ujar Virgo sebelum Yogi pergi meninggalkannya namun tak dihiraukan oleh pria itu.

          Virgo yang merasa bosan menunggu Yogi, menggerakkan kakinya ke depan dan ke belakang sambil duduk di sebuah kursi taman dan matanya hanya menatap kebawah melihat kedua kakinya yang terus bergerak.

          “ini, makanlah” seseorang berbicara kepadanya dengan aura yang begitu dingin menyelimutinya sehingga membuat Virgo menatap wajah pria tersebut. Pria yang belum lama ini hadir dalam hidupnya “ p-pak Lion, sedang apa bapak disini ?” Virgo mengerjapkan matanya bingung karena kedatangan dosen barunya yang begitu tiba-tiba dihadapannya.

          “ini” Lion menyerahkan sebungkus popcorn dan juga sebuah minuma kepada Virgo. Virgo yang masih bingung, hanya mengambilnya begitu saja. Lion, dosen pengganti bagi Virgo itu lalu duduk disamping Virgo menikmati minuman miliknya. Melihat Virgo yang masih diam saja sejak tadi membuat Lion merasa aneh terhadapnya.

          “apakah kamu tidak menyukainya ?” Lion sambil menunjuk popcorn dan juga minuman yang sejak tadi hanya digenggam oleh Virgo.

          “u-uhmmm tidak, m-maksudnya saya. Saya menyukainya pak dan terima kasih “Virgo menunduk malu dengan wajah yang merona merah.

          Mereka menikmati makanan dan minuman mereka dalam diam, Lion hanya mencuri-curi pandang melihat sosok gadis yang saat ini duduk disampingnya. “kamu datang sendiri ke tempat ini ?” Lion menatap mata Virgo yang biru setenang air.

          “tidak, saya bersama seorang teman. Tadi dia pergi ingin membeli makanan namun tidak kembali sejak tadi “ Virgo agak sedikit gelisah duduk disamping dosennya itu yang mengeluarkan aura dingin dari tubuhnya maupun saat dia berbicara.

          “apakah dia seorang pria atau wanita ?” lion dari nada suara terkesan penasaran dengan sosok teman Virgo. “ seorang pria pak, memangnya kenapa ?”Virgo sangat bingung dengan pertanyaan dosennya itu.

          “ t-tidak ada, hanya bertanya saja “ tanpa sadar, aura tubuh Lion semakin dingin keluar dari tubuhnya saat Virgo mengatakan hal itu. “ oh itu dia pak “ Virgo menunjuk ke arah seorang pria yang sedang membawa makanan dan memenuhi kedua tangannya.

          “maaf yah Vir, aku agak lama. Tadi begitu ramai sehingga membuatmu menunggu lama, ouh dan siapa dia ? “ Yogi menunjuk Lion dengan nada yang tidak senang menggunakan tangannya yang penuh memegang makanan dengan nada tak suka.
“ ouh, dia dosenku di kampus “

          Kedua pria itu saling pandang dengan tatapan tak suka satu sama lain, hingga virgo mengatakan sesuatu “ ada apa dengan yogi dan pak Lion, kalian sejak tadi saling berpandangan satu sama lain ?” Yogi dan Lion lalu mengalihkan pandangannya menatap hal lain. Aura saling tak menyukai satu sama lain masih terpancar dari kedua pria itu.

          “ayo Virgo kita pulang “ Yogi menarik paksa Virgo dari duduknya, melihat hal itu lion langsung emosi seketika karena hal itu dan dia juga ikut menarik lengan Virgo yang satu lagi. “ jangan menariknya semaumu “ Lion dengan aura dinginnya menghentikan Yogi seketika dan membuat pria itu berbalik menatapnya dengan mata yang membara karena emosi.

          “kau yang seharusnya melepaskannya dan biarkan kami pergi sekarang “ Yogi, pria itu berbalik dan menunjuk Lion dengan jari tengahnya. Namun pria yang ditunjuknya itu tersenyum meremehkan dan berjalan dengan penuh wibawa ke arah mereka. Lion menarik virgo ke dalam pelukannya. “dia adalah milikku, jangan sekali-kali kau mendekatinya” Lion pergi sambil memeluk Virgo dalam dekapannya.

          Yogi hanya dapat melihat kepergian virgo dengan seorang pria yang menarik virgo dalam dekapannya dengan semaunya, Yogi begitu kesal dengan pria. Namun Yogi tak dapat melakukan apapun untuk mendapatkan kembali Virgo, wanita yang telah lama disukainya itu.

***

          Di parkiran kendaraan para pengunjung, akhirnnya lion melepaskan dekapannya pada wanita itu. “apakah kau baik-baik saja ?” Lion menyentuh pipi kiri Virgo dengan hangat namun auranya tetap dingin seperti tadi namun kini tak begitu dingin dan seakan menghangat dengan nada khawatir yang keluar dari bibir merahnya.

          “uhmmm ... ya, T...tapi kenapa pak lion melakukan hal itu tadi ?” Virgo menatap dosennya itu dengan tatapan yang bingung namun tersirat rasa penasaran akan jawaban dari sang dosennya itu.
“aku melakukannya karena kau adalah milikku dan tidak ada seorang pun yang dapat mengambilnya dariku” Lion mendekatkan wajahnya mendekati wajah virgo hingga jarak keduanya semakin kecil. Wajah Virgo langsung memerah dengan seketika saat wajah sang dosennya itu mendekat dan sungguh, dia begitu bingung dan terkejut atas jawaban pak Lion.

          “M...milik pak Lion ? maksudnya apa, saya sungguh tidak mengerti ? dan bisakah pak Lion memundurkan wajahnya sedikit ?” dengan gugup dan pipi yang merona Virgo mengatakannya. Lion tersenyum melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh wanita itu, senyuman yang benar-benar tulus darinya dan inilah senyuman terindah yang pernah dilihat oleh Virgo selain senyuman ibunya.

          “kau akan mengetahuinya tak lama lagi dan sebaiknya ayo kita segera pulang” Lion menarik tangan wanita itu dengan senyuman yang masih tergores diwajah tampan namun dingin itu. Virgo yang masih memendam rasa penasaran itu, hanya dapat mengikuti perintang sang dosen dan membawanya pulang ke rumahnya.



See you next time ...


Yuki neko

Coldest man chapter 2

Coldest man
Chapter 2



          Ku lirik jam pada ponsel milikku ‘masih jam 5 sore, aku masih memiliki waktu untuk pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas sebelum bekerja nanti ‘. Ponsel milikku tidaklah seperti milik remaja zaman sekarang yang kebanyakan pada menggunakan android, ponsel milikku hanya sebuah ponsel jadul yang hanya bisa di gunakan untuk menelfon dan sms saja tetapi ponselku memiliki kelebihan yang luar biasa. Ponselku tahan banting, walau jatuh beberapa kali dan terendam air namun ponsel ini tetap dapat berfungsi seperti sebelumnya.Aku sih sudah sangat bersyukur memiliki ponsel ini, karena dengan ponsel ini. Setidaknya aku bisa mendapatkan info dari teman-temanku.

          Suasana perpustakaan yang begitu tenang merupakan salah satu tempat favoritku, aku bisa membaca dengan puas semua buku yang ada disini dengan tenang dan nyaman. Ku mulai mencari beberapa referensi untuk mengerjakan tugas-tugasku, beberapa rak buku telah telusuri namun tak kunjung ku menemukannya juga. “ psikologi ... psikologi ... psikologi ... “ ku gumamkan kata itu terus menerus sambil mencari buku yang ku cari itu di setiap bagian rak buku.

          “ hai Virgo, buku apa yang sedang kau cari kali ini ? “ suara yang familiar itu menghampiri telingaku, “ ahh Julian, aku sedang mencari sebuah buku tentang psikologi bisnis. Bisakah kau membantuku menemukannya ? “ tanyaku kepadanya dengan wajah yang terlihat lelah karena sejak tadi aku tidak menemukan buku yang ku cari itu.

          “ tentu saja, aku akan membantumu karena itu sudah menjadi tugasku “ Julian mulai menelusuri tiap rak buku mencari buku yang ku inginkan itu. julian adalah penjaga perpustakaan disini, aku telah mengenalnya sejak lama. Julian adalah orang yang baik hati, dia sering membantuku tak hanya untuk menemukan buku yang ku cari di perpustakaan ini. Namun juga untuk masalah-masalah yang lainnya.

          Saat aku masih mencari buku itu, sebuah suara di belakangku mengagetkanku. “ buku ini yang kau cari ? “ ujar orang itu dingin dan suasana dingin seketika datang menghampiriku saat ini. ‘ ku rasa aku mengenal suara ini, suara yang baru-baru ini hadir dalam hidupku ‘ ujarku dalam hati.

          “ P-pak ...L-lion “ jujur aku kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba ini, “ buku ini yang kau cari ? “ ujarnya sekali lagi. Aku hanya dapat menggangguk saat melihat buku yang dipegangnya dan tak dapat berkata-kata sama sekali karena jujur aku masih kaget ditambah lagi dengan suasana dingin yang terpancar olehnya.

          Pak Lion menyerahkan buku itu lalu pergi meninggalkanku, menghilang diantara rak-rak buku. “ virgo, apakah buku ini yang kau cari ? “ Julian menepuk pundakku dan menyodorkan sebuah buku yang sama persis seperti yang diberikan oleh pak Lion tadi. “ oh, kau sudah menemukannya. Maaf aku terlambat menemukannya sehingga kau menemukannya terlebih dahulu “ ujar Julian setelah melihat buku yang ada dalam genggamanku.

          “ tak apa-apa Julian, aku senang setidaknya kau sudah mau menolongku. Terima kasih “ aku tersenyum kepadanya dan terlihat, wajah Julian sedikit memerah seketika. “ sama-sama “ jawabnya singkat dengan raut wajah yang masih agak memerah.

          “ kau tidak apa-apa Julian ? wajahmu agak memerah, apakah kau sedang sakit ? “ aku sedikit khawatir dengan raut wajahnya yang memerah itu. “ A-aku... t-tidak apa-apa, virgo. Kalau begitu aku pergi dulu yah “ Julian langsung pergi dengan cepat meninggalkanku sendirian.

‘ ada apa dengannya, tiba-tiba berubah seperti itu ? sudahlah jangan ku pikirkan, lebih baik segera mengerjakan tugas-tugasku ini ‘ ujarku dalam hati.

***

          Hari ini suasana cafe, begitu ramai sehingga membuatku sangat lelah. Begitu banyak pasangan muda-mudi tak jarang pula, beberapa orang yang sudah cukup umur mampir ke cafe tempatku bekerja.

          Kebanyakan dari mereka membawa laptop untuk mengerjakan tugas-tugas mereka dengan memanfaatkan wifi cafe ini yang cukup kencang dan juga stabil. “ hei virgo, kau tampak lelah sekali “ Yogi langsung duduk disampingku yang memang kosong. “ kau juga terlihat lelah, tak jauh berbeda denganku “ aku sambil tertawa pelan karenanya.

          “ haha kau benar, hari ini begitu banyak pelanggan sehingga membuat kita kerepotan dan juga kelelahan “ Yogi mengibas-ngibaskan tangannya tepat didepan wajahnya yang menurutku sih lumayan.

          “ oh ya, maukah kau pulang bersamaku Virgo ? “ tawarnya kepadaku, sebenarnya aku tak ingin menerimanya karena arah rumah kami yang berbeda dan saling berlawanan. Namun mengingat kejadian semalam, jujur aku sedikit takut dan syok hal itu akan terjadi lagi kepadaku.
“  uhhhmm ... baiklah aku mau “

          “ yes, ayo kalau gitu. Lagipula sudah waktunya bagi kita untuk pulang “ Yogi menarikku sambil berjalan cepat menuju ke arah pintu keluar di bagian belakang cafe. “ pak Rian, aku dan Virgo pulang dulu yah “ teriaknya sambil berjalan, Yogi berteriak kepada pak Rian manager kami yang sedang duduk tak jauh dari tempat kami duduk tadi.

“ ya hati-hati “ balas pak Rian sambil berteriak juga.

          Ku naiki motor matic milik Yogi, tak lupa juga menggunakan helm yang diberikan olehnya “ sudah siap ? “ tanyanya setelah ku menaiki motor maticnya. “ ya, sudah “ jawabku singkat. Yogi pun mulai melajukan motornya meninggalkan cafe kian menjauh.

***

          Akhirnya kami pun sampai di tempat tinggalku dengan aman dan selamat walau agak dingin terkena udara malam, “ terima kasih yah, yog. Sudah mau antarin aku pulang “ aku menyerahkan helm miliknya dan berbalik menuju pintu kosku.

          “ T-tunggu, vir “ Yogi mencoba menggapai lengan Virgo, “ ya, Yog. Kenapa ? “ tanyaku setelah membalikkan badan menatap ke arahnya.

          “ e-eng ... malam minggu sibuk gak ? “ Yogi menunduk seperti merasa entah mengapa dan itu membuat Virgo heran sendiri. “ ehmm ... ku pikir tidak. Memangnya kenapa ? “

          “maukah, kamu jalan denganku ? “ kali ini tatapannya begitu pasti tak lagi malu-malu seperti tadi. “baiklah jika kamu mengajakku” Virgo sambil tersenyum menanggapinya.

          “kalau begitu aku pulang dulu yah, sampai jumpa besok, bye “ Yogi mulai menghidupkan motornya dan menjalankannya. “ bye “ sahutku membalasnya yang telah pergi.

‘ada apa dengan orang-orang itu, Julian dan Yogi. Hari ini mereka terlihat aneh sekali, tidak seperti biasanya. Sudahlah biarkan saja, aku sudah cukup lelah hari ini dan tak ingin menambah lelah dengan memikirkan hal itu “ ujar virgo dalam hatinya dan beranjak pergi untuk tidur.



Semoga kalian menikmatinya
Terima kasih sudah membaca


Yuki Neko