Dari kejauhan aku telah dapat melihat laras, dia terlihat
cantik dengan jilbab, baju dan celana training yang di pakainya dengan warna
yang senada. Wajahnya begitu segar dan menarik walau tanpa polesan make up
sedikit pun. Terasa hilang semua keberanian yang telah kumiliki di gantikan
oleh perasaan gugup yang tiada tara, jantung terasa berdebar dengan kencangnya
hingga tak mampu ku mengaturnya.
“ p ... pagi laras “
aku dengan gugupnya mengeluarkan kata-kata itu. “ pagi juga bang, ayo bang kita
mulai jalannya “ laras menunjukkan senyum manisnya lalu mulai berjalan di
depanku yang dari tadi hanya mematung memandanginya. Acara marathon pun kami
jalani dengan penuh keceriaan dengan candaannya maupun dariku, bukan hanya itu
kami terkadang juga membahas beberapa anime yang menurut kami menarik karena
kami adalah sesama otaku. Rasa gugup yang sebelumnya sempat ku rasakan pun
perlahan mulai menghilang dan berganti dengan senyuman yang terus saja
menghiasi wajahku ini.
“ bang norland, kita berhenti dulu yah sebentar. Laras capek
banget nih “ aku memandang laras yang wajahnya di basahi oleh keringatnya dan
nafasnya yang aga tidak teratur. “ ya laras, abang juga dah capek. Kamu lap
dulu keringatnya pakai ini “ aku memberikannya sehelai kain bersih yang sejak
tadi belum ku pakai. “ kamu tunggu di sini yah, abang cari minum dulu “ aku pun
lalu berlari menjauh meninggalkannya. Tak lama aku kembali dengan dua buah
botol minuman di kedua tanganku dan ini lah saatnya aku harus mengatakan
kepadanya mengenai perasaanku.
“ laras ini minumnya “ aku menyerahkan salah satu botol itu
kepadanya dan duduk di sampingnya yang sejak tadi menungguku. “ makasih bang “
senyuman manisnya mulai membuatku gugup kembali. Namun aku harus mengatakannya
sebelum terlambat, “ laras abang mau ngomong sesuatu sama kamu “ ia langsung
memandangku dengan tatapan innocentnya. “ mau ngomong apa bang ? “ ia terus
memandangku dengan tatapan yang sama. “ ehm ... abang suka sama laras, laras
mau gak jadi pacar abang “ laras yang sedang minum langsung tersedak dan
menyemburkan air yang ada di mulutnya ke depan. “ kamu gak papa laras “ aku
mengelus pundaknya karena dia masih agak terbatuk-batuk “ gak papa kok bang “ laras
lalu mulai diam dan terlihat seperti sedang berpikir, namun dia terlihat
tersenyum untuk beberapa saat lalu mulai serius kembali.
Aku yang meihat senyuman yang walau hanya sekilas itu pun
mulai optimis. Karena aku pasti akan mendapatkan laras, namun “ maaf bang aku,
aku gak bisa ... “ laras mulai bangkit dari tempat duduknya dan mulai berlari
sambil menunduk, aku yang mendengar itu pun mulai merasa sedih dan seakan air
mata mulai ingin mengalir saja. Aku harus di tolak oleh dua orang wanita yang
sangat aku suka, semua itu begitu menyakitkan bagiku. Air mata mulai mengalir
dari kelopak mata ini dengan perlahan-lahan seakan dunia mulai melambat
mendengar apa yang aku dengar barusan.
Sebuah suara perlahan-lahan mulai menyadarkanku yang sejak
tadi terlarut dalam tangisan yang mengalihkan dunia tuk sementara, “ bang ...
bang ... “ kata itu perlahan mulai menyadarkanku dari tangisan ini. Aku mencari asal suara itu dan ku temukan
sumbernya yang saat ini berada tepat di depanku, walau agak jauh di depanku dia
melambai-lambaikan tangannya. Laras tengah berdiri dan dapat ku lihat dia
tersenyum sambil melambaikan tangannya, “ bang aku juga suka sama abang, kalau
abang mau jadi pacar aku coba tangkap aku kalau bisa “ laras berteriak
semampunya dengan suaranya yang memang gak terlalu besar dan sebelum berlari
laras mengejekku terlebih dahulu.
Aku tersenyum mendengar perkataannya dan mulai bangkit
berdiri mengejar laras yang belum begitu jauh berlari, akhirnya aku meraih
tangannya dan dia mulai berbalik menghadapku sambil tertawa yang juga ku sambut
dengan tawa. “ akhirnya abang dapat kamu dek, jangan harap bisa lari lagi yah “
aku tetap memegang tangannya dengan pelan agar tidak menyakitinya. “ iya ya,
tapi tadi abang kenapa nangis. Jelek tau hahaha “ laras tertawa melihatku yang
masih menyisahkan air mata di ujung kelopak mataku dan mata yang memerah. “ ya ini semua gara-gara kamu yang usil
banget sama abang “ lalu aku pun mengelus-elus kepala yang kini menjadi pacarku
itu.
Bersambung ...
Gimana ceritanya ...
Tolong tinggalkan komennya yah
Terima kasih para pembaca J
mari berkomentar
BalasHapusyuhuu
BalasHapusya allah.. lucu nyaaa.. bikin ngakak
BalasHapusKak kalo mau bikin blog kaya gimana? :D
BalasHapusWahh bagus ceritanya, pengen juga bisa bikin cerita :D
BalasHapusWahh bagus ceritanya, pengen juga bisa bikin cerita :D
BalasHapusbuat saja melalui blogger tulis blogger di mbah google lalu ikuti perintahnya
BalasHapusterima kasih :)
BalasHapustulisannya kurang teratur saja
BalasHapusterima kasih sarannya
BalasHapus