/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Senin, 26 Oktober 2015

Ku harus memilih siapa ? chapter 1




Aini POV

          Ku berjalan menuju sekolah sambil mendengarkan musik dengan riangnnya, terkadang ku senandungkan lirik-lirik lagu itu. jarak antara sekolah dan rumahku tidaklah begitu jauh, dapat ku tempuh dengan waktu 10 menit saja saat berjalan seperti sekarang ini.

          Saat mulai mendekati gerbang sekolah, aku melihat seseorang yang tak asing lagi bagiku. “ selamat pagi, angga “ aku sedikit memukul pelan bahunya. “ Hmmm, pagi “ angga dengan tatapan datarnya membalas salamku, “ ini masih pagi loh,ngga. Dah gitu aja muka kamu, happy dikit dong “ ia membalasnya dengan sedikit senyum yang teramat dipaksakan.

          Angga adalah seseorang yang begitu dekat denganku, walau hampir selalu menunjukkan wajah sendu nan datarnya. Namun angga adalah orang yang sangat care dan baik kepada orang lain, tapi caranya saja yang sedikit berbeda.

“ angga, kantin yuk “ ajakku saat bel istirahat telah berbunyi sambil menarik-narik bajunya. “ mau ngapain sih, mending ke perpus aja. Baru aku mau “  dasar maniak buku, pasti pikirannya gak jauh-jauh dengan yang namanya buku. Tapi aku begitu beruntung memiliki teman sepertinya karena aku bisa belajar banyak darinya tanpa harus membaca buku-buku itu, namun juga butuh usaha untuk memintanya. “ iya ya tapi kita ke kantin dulu,ok “ . “ Hmmm “ balasnya singkat lalu berdiri dari duduknya.

Angga POV

          Aini memang terkadang begitu menyebalkan, mengganggu diriku yang sedang ingin istirahat dan membutuhkan ketenangan karena semalam aku harus begadang untuk menyelesaikan cerita yang ku buat untuk updatean blog pribadiku. Mengapa dia tak mengajak teman wanita, mengapa harus diriku. Walau aku memang teman yang begitu dekat dengannya dan di tambah lagi, diam-diam aku memiliki perasaan khusus kepadanya. Tapi aku masih takut tuk mengungkapkannya.

          Saat kami memasuki perpustakaan dengan suasana yang begitu tenang dan nyaman, aku langsung berjalan menuju kursi kosong dan tempat yang cukup sepi. Aini hanya mengikutiku dari belakang sambil mendengarkan musik dengan earphonenya.

          Melihatku yang langsung menundukkan wajahku ke arah meja, aini langsung berkomentar “ kamu kok malah tidur sih,ngga. Biasanya langsung cari buku, aku kan jadi bosen kalau tungguin kamu tidur begini “ . “ aku lelah,ni. Jadi aku pengen tidur sebentar, tolong nanti bangunin aku yah saat dah nak masuk dan satu hal lagi lihat tanda itu. nyanyi jangan berisik “ aku menunjuk sebuah tanda yang di minta untuk tenang, aini hanya dapat menggembungkan pipinya tanda kekesalannya. Namun itu sungguh begitu lucu dan membuatku ingin mencubit pipinya, tapi aku begitu takut tuk melakukanya dan juga perasaan ngantuk yang sudah sangat luar biasa ku rasakan.

Aini POV

          Dasar angga, ku kira dia ingin membaca sebuah buku atau sesuatu hal yang bisa sambil ku ajak mengobrol ternyata ia malah ingin tidur di perpus. Aku hanya bisa menggembungkan pipiku tanda kekesalanku, sebelum angga kembali menundukkan wajahnya ku melihat goresan senyum yang begitu sedikit. Sehingga membuatku sulit tuk melihatnya dan memastikan bahwa itu ialah sebuah senyuman.

          Dari pada aku menunggunya tidur dan menunggu waktu istirahat berakhir, lebih baik aku mencari novel untuk menghilangkan rasa bosanku walau aku telah menggunakan ear phone. Saat aku sedang memilih-milih buku sambil membacanya sekilas, tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkanku “ hai, kelas berapa ? “ ia seorang pria yang cukup tinggi seperti angga namun dia memiliki perbedaan yaitu senyuman yang dapat dengan mudah kita dapatkan darinya, dia menggunakan seragam yang sama seperti ku yaitu pakai putih abu-abu. Namun ada sebuah perbedaan yaitu logo sekolahnya, mungkin dia seorang anak baru pikirku dalam hati. “ hai juga, aku kelas dua. Anak baru yah ? ”. “ iya, aku juga kelas dua baru masuk hari ini. Oh ya perkenalkan nama aku azri “ sesuai dugaanku azri merupakan anak baru, ku rasa aku akan cepat akrab dengannya karena sikapnya yang cukup terbuka dengan orang lain dan juga sikapnya yang enjoy yang sifatnya berbeda dengan angga.

          Tak terasa bel tanda masuk pun berbunyi, aku pun pergi meninggalkan azri karena ia juga di tunggu oleh teman sekelasnya. Aku langsung  bergegas ke tempat angga lalu membangunkannya dengan cukup sulit, mungkin angga benar-benar lelah hingga harus seperti ini.


Bersambung ... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar