“ rista, kamu kenapa senyum-senyum gitu “ suara alex mengagetkanku yang sedang
memikirkan kejadian sewaktu di toko buku tadi. “ gak papa kok sayang, oh ya
tadi membicarakan tentang apa sih kok lama banget rapatnya ? “ aku mencoba
mengalihkan perhatiannya, “ oh tentang kegiatan lomba-lomba gitu, tapi tadi
agak ribet dari biasanya. Makanya agak lama dari biasanya, hmm kamu beli buku
apa aja tadi. Aku pengen lihat dong “ alex lalu mengambil bungkus plastik
tempat buku yang baru saja ku beli dan meihat-lihat isi buku itu. “ wah
sepertinya, novel yang kamu beli ini menarik. Kapan-kapan aku pinjam yah,
sayang “ alex lalu mengembalikan kembali buku itu ke dalam tempatnya semula.
Setelah alex mengantarkanku pulang ke rumah kembali teringat
kejadian-kejadian tadi sewaktu di toko buku, “ arghhh mengapa dengan otakku
yang terus menerus mengingat kejadian itu “ gerutuku dalam hati. Untung saja
tak lama mama memanggilku untuk menolongnya, sehingga aku dapat melupakan
kejadian itu untuk sementara.
Keesokan harinya aku pun menceritakan kejadian semalam
kepada gia, namun gia malah “ ya ampun, rista. Kamu tuh dah punya cowok dan dia
tu cowok yang keren abis. Alex juga tuh cinta banget sama kamu ris, apalagi
kalian tuh cocok banget tau kayak atom natrium dan klorin yang cocok banget. “
sumpah gila, entah kenapa gia. Sangkut pautin aku dan alex sama natrium dan
klorin, mentang-mentang gia suka banget sama pelajaran kimia sampai-sampai
menyangkut pautkan cinta dan kimia Kan gak banget. “ ya deh, gia. Kan aku Cuma
ngomong doang “ aku lalu memanyunkan
bibirku dengan wajah yang kesal. “ iya ya, rista yang suka baper. Aku ngerti
kok sama sifat kamu yang sering begitu “
akhirnya kami pun saling ejek-ejekan. Namun tetap itu hanya bercanda
saja dan bukannya serius.
Mengapa dengan hati ini, ku merasakan jatuh cinta kepada
seseorang yang memang telah lama ku sayangi. Namun seseorang tiba-tiba saja
datang dan membuatku merasakan hal yang berbeda kepadanya, apakah aku jatuh
cinta lagi kepada orang lain. Tapi aku juga masih mencinta pacarku saat ini,
ada apa dengan hatiku saat ini. Aku
bingung dengan apa yang ku rasakan, mengapa rasa ini datang menghampiriku.
Mengapa tidak orang lain saja? , arghhhh... aku jadi bingung. Aku harus
bagaimana dan apa yang harus ku perbuat, entahlah. Ku biarkan sajalah hati ini
dan waktu yang menjawab segalanya
Entah apa yang membawaku kembali ke tempat ini, mungkinkah
hati ini. Yah ku rasa begitu, ku berjalan seorang diri menuju toko buku tempat
di mana pria itu bekerja. Pria yang selalu mampir dalam pikiranku bersama
dengan alex di dalamnya, ku mulai memasuki toko itu dan berjalan-jalan
mlihat-lihat buku sambil mencari dirinya. Namun tak juga ku temukan dirinya,
karena ku tak menemukan drinya. Akhirnya ku ubah niatku dan mulai membaca
beberapa novel di tempat itu untuk mengisi waktuku tuk sementara dan mungkin
saja ku akan membelinya nanti.
Belum lama ku membaca dan masuk ke dalam duniaku, seseorang
tiba-tiba saja mengejutkanku dengan memukul pelan punggungku. “ hei .. sayang “
sapa pria itu yang mengejutkanku, “ ih kamu nih, jangan kagetin aku gitu dong “
kataku kesal sambil menggembungkan pipiku. “ kamu kalau lagi kesal bikin gemes
deh “ alex tertawa lalu mencubit pelan pipiku. “ oh ya, sendirian aja nih. Gak
sama gia “ alex bertanya lagi. “ gak, gia kayaknya lagi sibuk deh. Jadi aku
pergi sendiri aja “ aku kembali membaca buku yang sedang asik ku baca tadi. “
hmm, kenapa gak ajak aku aja. Jadi kan kita bisa sekalian perginya dan aku bisa
temanin kamu sayang “ alex menggenggam tangan kananku. “ iya deh, lain kali aku
akan bilang kamu dulu. Tapi yang pentingkan kamu sekarang dah temanin aku “ aku
lalu memandangnya mengalihkan waktuku membaca tuk beberapa saat. “ aku pengen
ajak kamu ke suatu tempat nih, kamu mau gak ? “ ku berpikir sejenak lalu mengangguk
tanda aku setuju. “ oh ya kamu mau beli buku itu ? “ tanyanya ketika kami telah
berdiri dan hanya ku jawab dengan gelengan pelan.
Alex membawaku menuju sebuah tempat yang begitu indah,
ditumbuhi bunga-bunga dan beberapa jenis tanaman hijau yang menambah keindahan
tempat ini. Namun aku tak begitu menikmati keindahan ini dengan sepenuh hati
karena tadi sebelum aku dan alex beranjak keluar dari toko buku itu, ku melihat
pria itu tersenyum kepadaku dengan tulusnya. Aku mengalami kebimbangan dengan
perasaanku ini, saat tadi ku bersama alex. Aku tak merasakan hal yang
sebelumnya ku rasakan pada pria itu, tapi saat ku tak bersama alex. pria itu
selalu menghampiri pikiranku.
Arggghhh ... gerutuku dalam hati atas kebimbangan diriku
ini, “ kamu kenapa sayang “ alex menyadarkanku dari konflik di dalam pikiranku
tadi. “ gak kenapa-napa kok, oh ya tempatnya cantik yah “ ku memandangi
pemandangan indah ini lalu membentangkan kedua tanganku menikmati hembusan
angin yang begitu menenangkan dan ku rasa pikiranku mulai merasa tenang.
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar