/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Sabtu, 03 Oktober 2015

Cinta Terpendam Chapter 5 ( End Chapter )



          Aku sedang berjalan menyusuri jalan menuju ke sebuah cafe yang cukup populer di kalangan remaja seperti kami, yah aku tidak sendiri menuju ke cafe itu. melainkan saat ini aku sedang menggandeng tangan seseorang yang sangat ku cintai dan juga ku sayangi, aku dan laras mulai memasuki cafe dengan suasana yang sangat keren karena mengambil tema yang cukup menarik yaitu klasik dan juga natural. Sehingga membuat para pengunjungnnya dapat nyaman di dalam cafe ini, begitu juga kami. “ bang aku tolong pesankan coklat panas aja yah, aku mau ke toilet dulu “ belum lama kami duduk, laras langsung bergegas pergi setelah menitipkan pesanannya kepadaku.

          Tak lama setelah aku memesan coklat panas milik laras dan cappucino milikku, ada seseorang yang memukul pelan pundakku yang tentu saja membuatku sedikit terkejut dengan perlakuan itu. saat aku memandang orang yang melakukan itu, aku sedikit terkejut dan mengucapkan nama itu dengan pelan, “ citra ... “. Orang yang pernah ku cintai dan juga yang telah menghindariku setelah sekian lama, lalu mengapa citra sekarang menghampiriku ? . “ hi norland, sendirian aja yah ? “  citra duduk tepat di depanku karena meja yang kami tempati hanya menyediakan dua kursi saja. “ hi juga, gak kok aku sama seseorang ke sini tapi dia lagi pergi ke toilet ? “ aku menjawab pertanyaan citra sambil berpura-pura bermain handphone, “ oh ya sudah deh, kalau gitu aku pulang dulu yah “ citra mulai bangkit dari duduknya dan membuatku harus memandangnya sebentar dan menjawabnya dengan singkat “ ya “. Belum lama citra keluar dari cafe, laras datang dan langsung duduk di depanku “ tadi kak citra ngapain bang ? “ laras menatap dengan tatapan innocentnya dan memiringkan sedikit kepalanya ke arah kanan yang di sanggah oleh kedua tangannya yang tertahan oleh meja. “ gak ngapa-ngapain kok, dek. Cuma say hello terus duduk bentar langsung pergi dan itu lah yang sebenarnya terjadi tanpa ada penambahan dan pengurangan sama sekali “ aku tersenyum dan ikut memiringkat sedikit kepalaku.

          Akhirnya jam pelajaran pun telah selesai dan sekarang adalah waktunya istirahat. Waktu bagiku untuk makan bersama laras, belum sampai di pintu keluar kelasku. Tiba-tiba citra menarik tanganku ke suatu tempat, sebenarnya aku ingin saja melawan tarikannya namun ku urungkan itu. di sinilah aku sekarang di belakang mushola tempat aku menyatakan cintaku kepada citra namun di tolak olehnya. “ norland, mau gak kamu jadi pacar aku ? “ kata-kata itu membuatku teramat terkejut dan tenggelam dalam kebingungan, mengapa dia menembakku dan apa yang membuatnya seperti ini. Aku pernah menyatakan cinta kepadanya namun di tolak olehnya namun sekarang mengapa citra menembakku yang amat sukses membuatku bertanya-tanya. Belum sempat aku menanyakan alasannya, citra langsung menjawab pertanyaan itu sebelum aku menanyakan alasannya. “ norland, maafkan aku dan aku sangat menyesal. Dulu aku sangat bodoh dan tak mengetahui bahwa orang yang aku cintai itu sebenarnya kamu, norland. Sekarang maukah kamu jadi pacar aku, land. “ tatapan citra seolah-olah pasrah dengan jawabanku namun juga dia menginginkan jawaban yang dia amat inginkan itu. “ maaf, citra. Aku gak bisa, aku sudah mencintai seseorang dan aku tak ingin dia pergi meninggalkanku, cit. “ perkataanku membuatnya meneteskan air mata. tiba-tiba saja citra memelukku dan menangis di dadaku namun tanganku tetap saja bergelantungan ke bawah dan aku tak ingin berusaha memeluk citra yang sedang menangis karena rasa cintaku kepada laras yang membuatku tak sanggup untuk melakukannya.

          Tiba-tiba suara lirih terdengar dari seseorang yang sangat familiar di telingaku, bukan dari citra. Melainkan suara itu berasal dari laras yang entah sejak kapan berada di sana, laras mulai berlari sambil terlihat menangis sebelum dia pergi tadi. Aku langsung sigap melepas dekapan citra dan berlari mengejar laras yang belum terlalu jauh dan langsung mendekapnya dalam pelukanku. Laras berusaha melepaskan dekapanku, namun aku tetap berusaha menahannya. “ dek yang kamu lihat tadi bukan seperti apa yang kamu pikirkan, abang cinta sama adek dan gak mungkin abang mau menyakiti adek “ perkataanku, malah di balasnya dengan pukulan-pukulan di dadaku. “ jangan bohong bang, aku melihatnya sendiri “ belum sempat aku ingin menjawabnya, citra datang dan menjelaskannya ke laras. “ norland gak bohong, dia memang sangat mencintaimu dan sebaiknya kamu jangan pernah menyianyiakan cintanya yang tulus itu. seperti aku yang telah mengabaikan dan menyianyiakan cintanya kepadaku, jangan sampai kamu mengabaikannya atau kamu akan menyesal sama sepertiku. “ perkataan citra sukses membuat laras termenung, lalu citra mulai meninggalkan kami berdua. “ maafkan aku bang dan aku janji bakalan gak akan lagi terjadi hal seperti ini. Adek sayang sama abang “ laras memelukku dengan eratnya “ abang juga dek “.

“ Besarnya cinta tidak diukur dari seberapa banyaknya anda mengatakan I love you atau pun sejenisnya namun cinta itu diukur berdasarkan seberapa tulus seseorang kepada anda dan juga sikapnya kepada anda dibandingkan dengan orang lain . “ – Debby Andrianto

Aye, akhirnya sampai juga di chapter terakhir dari cinta terpendam
Jangan lupa tinggalkan komen kalian yah

Sampai jumpa di cerita selanjutnya.  

2 komentar:

  1. terlalu singkat deb.. kurang greget.. mgkin bisa sedikit agak d panjangin.. biar yg baca sedikit prnasaran .. siip dah

    BalasHapus
  2. ok lh cerita ke depannya akan aku buat yang seperti itu, thanks atas masukkannya nov

    BalasHapus