Aku rista rahmawati, seorang gadis smu yang bisa dibilang
biasa saja. Gak begitu terkenal di sekolahku karena perbuatan yang baik seperti
prestasi ataupun sikapku yang membangkang dan sering berbuat onar, aku bukanlah
tipikal yang seperti itu. walaupun aku biasa saja, namun aku begitu beruntung
mendapatkan pacar yang sangat tampan dan terkenal di sekolah. Namanya alex
horlansyah, seorang ketua osis yang begitu karismatik,tampan,tinggi dan gayanya
yang bisa membuat banyak orang menyukainya. Alex sangat mencintaiku begitu juga
diriku yang begitu mencintainya, dari sikapnya yang begitu penyayang dan
perhatian kepada diriku. Namun semua itu terasa mulai berubah, bukan dari alex.
Melainkan dari diriku yang sepertinya hati ini mulai tergoyahkan sejak
kedatangan orang itu dalam hidupku.
Aku tengah berjalan seorang diri di dalam sebuah toko buku
mencari referensi pelajaran di sekolah dan juga untuk mencari beberapa novel
yang menarik perhatianku, sekaligus untuk menambah koleksi novel milikku. Aku datang
kemari seorang diri setelah pulang sekolah karena sehabatku gia memiliki urusan
penting dengan keluarganya sedangkan alex, dia sedang sibuk dengan kegiatan
osisnya. Walaupun begitu alex akan menemuiku nanti setelah dia selesai dengan
urusannya. Tak berapa lama ku mencari, akhirnya ku temukan juga buku itu, buku
kimia seperti yang dimiliki oleh bu nilam. Namun letak buku yang terlalu tinggi
membuatku tak sampai tuk menjangkaunya, saat ku melihat kanan dan kiri tak ada
orang yang dapat menolongku mengambil buku itu. kemana penjaga toko ini disaat
aku membutuhkannya, gerutuku dalam hati. Akhirnya ku paksakan untuk mengambil
buku itu seorang diri dengan menjijitkan kakiku. Tapi tiba-tiba seseorang
datang lalu mengambil buku itu, “ inikah buku yang kamu inginkan ? “ pria itu
menunjukkan buku yang ada dalam genggaman tangan kokohnya itu. aku hanya
membalasnya dengan anggukan ringan, lalu pria itu memberikan buku itu kepadaku.
“ lain kali kalau tidak bisa, kamu bisa minta tolong dengan orang lain. “ pria
itu tersenyum kepadaku lalu beranjak pergi. Tanpa sempat aku mengucapkan terima
kasih kepadanya.
Saat aku ingin membayar buku-buku yang ingin ku beli, aku kembali
berjumpa dengan pria tadi. Dia duduk di dekat meja kasir sambil membaca sebuah
buku di tangannya, lalu aku memberikan buku-buku yang ingin ku beli kepadanya. “
terima kasih yah, tadi sudah membantu saya. Maaf mengucapkannya terlambat “ aku
tersenyum kepadanya lalu dibalas kembali dengan senyumannya yang menurutku
begitu indah dan mengalihkan duniaku tuk sementara. “ ya, sama-sama. Itu juga sudah
menjadi tugas saya di sini. Semuanya Rp.115.000 “ aku lalu memberikan uang yang
pas kepadanya. “ terima kasih sudah datang, ditunggu kedatangannya kembali “
dia kembali tersenyum kepadaku.
Saat keluar dari toko buku itu, aku senyum-senyum sendiri
mengingat kejadian-kejadian tadi. Terutama ketika aku ingin pulang,
perkataannya masih begitu jelas dalam benakku. Terima kasih sudah datang,
ditunggu kedatangannya kembali. Aku ditunggu kembali lagi olehnya, mengingat
perkataan itu. aku kembali senyum-senyum sendiri karena salah tingkah. Walaupun
sebenarnya aku tau ia mengatakan hal itu kepada seluruh pengunjung toko itu,
tepi tetap saja aku jadi salting begini. Tak lama akhirnya aku bertemu dengan
alex yang sedang menungguku di salah satu food court.
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar