/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Sabtu, 05 September 2015

Yoga Keep My Love Chapter 4 ( END )



          Saat aku menerima cintanya roni, seseorang muncul di antara kami berdua. Aku terkejut melihat orang itu yang ternyata yoga, yoga langsung menghampiriku “ hes lebih baik kita putus aja, dari pada aku di permainkan sama kamu seperti ini “ yoga dengan wajah tenangnya namun terlihat wajah marah dan kekesalannya terhadap aku, sesekali dia juga melihat roni dengan tatapan tajam seperti ingin membunuhnya. “ maafin aku yoga, tolong jangan lakukan ini “ aku memegang tangannya sambil memohon maaf atas perbuatanku. “ sudah terlambat hes dan ron selamat yah “ yoga memegang pundak roni yang dari tadi hanya diam, lalu ia pergi meninggalkan kami berdua.
Saat di kelas yoga hanya diam dengan tatapan yang masih sama sejak tadi yaitu tatapan tenangnya namun terlihat marah bila di perhatikan dengan teliti. Yoga pun menjaga jarak denganku sejak tadi, tak mengatakan sepatah katapun kepadaku. Aku hanya bisa menunduk menerima apa yang telah aku perbuat kepadanya, yah aku telah menyakiti hati yoga. Salah satu orang yang aku cintai saat ini sekaligus orang yang juga mencintaiku dengan tulus. Tanpa melihat keadaanku yang hanya cewek biasa, tidak sepertinya yang begitu populer di sekolah. Betapa bodohnya diriku, mengapa aku bisa melakukan tindakan sebodoh itu kataku dalam hati.

          Sudah 2 hari yoga mengikuti lomba cerdas cermatnya, sejak saat itu aku terus berusaha mengirimnya pesan permohonan maafku pada yoga. Namun sama sekali tak ada yang di balas olehnya, aku merasa gelisah dan juga marah kepada diriku sendiri. Di tambah lagi, roni sejak kejadian itu mulai menjauhiku secara perlahan-lahan dan kembali ke sifat roni sebelumnya. Sekarang aku sedang duduk di tempat yang dulu sempat menjadi tempat favoritku di sekolah namun kini menjadi tempat yang paling aku benci di sekolah. Di sinilah aku sekarang walau aku membencinya tapi tempat inilah satu-satunya tempat yang paling tenang bagiku menenangkan pikiran.
Kejadian itu kembali berputar di dalam kepalaku, aku yang mengingatnya mulai kembali meneteskan air mata. Ketika aku mengingatnya selalu saja aku menangis seperti saat ini, namun apalah dayaku. Semua ini memang adalah salahku dan harus menerima apa yang terjadi.

          Hari ini yoga pulang dari lomba yang di ikutinya, yoga meraih juara pertama dan membawa piala untuk sekolah. Aku tersenyum bangga ketika yoga di panggil ketika oleh kepala sekolah ketika upacara berlangsung tadi, di sambut oleh gemuruh siswa siswi yang bertepuk tangan. Tapi ada satu orang yang hanya diam dan menatap yoga dengan tajam dengan penuh kebencian, ya dia adalah roni. Sudah beberapa hari yang lalu roni memutuskan hubungan kami dengan alasan yang tak jelas, aku sih biasa aja karena memang sifatnya yang mulai berubah sejak saat itu dan aku tak menangisinya sama sekali.

           Yoga sampai sekarang masih duduk di sampingku dan dengan tatapan yang masih sama kepadaku. Yoga tadi harus pergi keluar kelas karena di panggil oleh pak hasan, namun sampai waktu istirahat ia juga tak juga kembali. Setelah dari kantin tadi aku berniat pergi ke wc sebentar, namun aku meihat roni sedang berbicara di hp dengan seseorang langsung aku bersembunyi di dekat dinding. “ ben, gimana sih rencana lo kok ga berhasil “ roni dengan nada yang agak marah, di sekolah kami memang di perbolehkan membawa hp. Namun ketika belajar dilarang menggunakannya. “ ya, rencana lo gagal. Yoga malah bersikap tenang dan gak kacau seperti yang lo bilang. Malah dia juara pertama lagi, gue jadi kesel banget, apalagi harus terpaksa deketin hesti buat jatuh yoga “ amarahku memuncak ketika mendengar apa yang baru saja ku dengar, aku berlari ke arah roni lalu menamparnya dengan keras. “ jadi lo manfaatin gue Cuma buat ngejatuhin yoga doang ron “ bentakku kepadanya dengan amarah yang meluap-luap. “ kalo iya memang ngapa “ roni dengan sombongnya mendekatiku. “ dasar pengecut, Cuma bisa manfaatin orang aja kamu ron “ roni terlihat marah dengan ucapanku tadi dan ingin memukulku, aku langsung menutup mataku tak ingin melihat apa yang terjadi. Ku tunggu namun tangan itu tak juga mendarat di kulitku, ketika aku membuka mata. Aku melihat yoga sedang menahan pukulan  roni dengan tangannya. “ Jangan pernah menyakiti cewek, walau hanya dengan ucapan “ yoga dengan tenangnya mengucapkan hal itu.

          Roni lalu pergi meninggalkan kami berdua, aku hanya dapat menangis dan terus menangis. “ maafin aku yoga, maafin aku ... “ aku terus saja meneteskan air mata. “ ya aku dah tahu kok kejadiannya gimana, ini juga bukan salah kamu. Ini salah roni, sudah hes jangan nangis terus “  yoga memelukku dan membiarkan wajahku tertutup dalam dekapannya. “ maafin aku yoga “ kata itu terus saja ku katakan kepadanya. “ sudah lah hes jangan nangis terus, kamu gak cantik tau kalau nangis terus kayak gini “ yoga menatapku dengan penuh perhatian dan memelukku lagi.

          Aku saat ini sedang berada di rumah untuk menjaga ronan karena mama sama papa ada acara dan harus pulang agak malam jadi tak membawa ronan, namun aku tidak hanya berdua dengan ronan. Aku juga bersama yoga pacarku. Ya, aku dan yoga balikan lagi setelah tahu kejadian yang di perbuat oleh roni. Yoga juga semakin baik dan menjaga aku dengan lebih perhatian lagi, mungkin ia takut kejadian yang sama terjadi lagi kepada kami.


          Ketika yoga sampai rumahku pun ia terlebih dahulu mengobrol denganku sebelum bermain dengan ronan yang saat ini sedang berlangsung di depanku. Mereka tertawa dengan cerianya karena memang sudah lama tidak bertemu, aku hanya dapat tersenyum dengan tingkah yoga yang terkadang terlalu kekanak-kanakan ketika bermain dengan ronan. Kini aku harus lebih bersyukur memiliki yoga karena dia selalu perhatian kepadaku dan tak akan ada pria lain yang seperti dirinya yang begitu baiknya kepadaku. Aku lalu bermain dengan mereka setelah selesai dengan merajutku dan kami tertawa bersama sepanjang hari tanpa memikirkan beban yang akan kami tanggung ke depannya.

akhirnya selesai juga ceritanya
semoga kalian menyukainya yah
terima kasih atas kunjungannya 
nantikan cerita yang lainnya yah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar