Aku baru saja sampai di kelas bersama yoga di sampingku,
namun terasa berbeda pagi ini. Roni tak seperti biasanya, dia menyapaku dengan
ramah di pagi ini. Walau sebelumnya sih dapat di katakan gak pernah mengucapkan
selamat pagi, seperti hari ini. Tapi anehnya hanya aku yang di sapa oleh roni,
yoga yang berada di sampingku tidak di sapanya. Yoga sama bingungnya denganku
kami saling menatap sejenak sebelum melanjutkan ke meja kami untuk meletakkan
tas dan mengobrol bersama teman yang lain.
Di saat istirahat pun sama roni langsung menawariku makanan
ringan yang di bawanya, kali ini juga dia hanya menawariku dan tidak menawari
yoga. “ hes, nih buat kamu “ roni menawariku makanan yang ada di tangannya. “
terima kasih ron “ aku mengambilnya lalu menawari yoga yang dari tadi hanya
diam memandangku. “ ya hes sama-sama “ roni lalu pergi meninggalkan kami
berdua. “ roni kenapa hari ini, kok aneh gitu “ yoga memandangku dengan penuh
tanya. “ ak juga gak tau, jangan di pikirin mending ke kantin aja yuk “ yoga
menyutujui tawaranku dan kami pun pergi ke kantin.
Sudah beberapa hari lamanya roni semakin dekat denganku, aku
sih terkadang risih juga. Karena terlalu dekatnya dia denganku tak seperti
kawan cowok yang lain, yoga yang sebelumnya biasa saja kini mulai berubah dan
ada rasa cemburu darinya. Pernah sesuatu kejadian terjadi yang membuatku bangga
memiliki pacar seperti yoga, “ hai hes “ roni menghampiri aku dan yoga yang
sedang membaca buku di bawah pohon di dekat kelas. “ hai ron, ada apa “ tanyaku kepadanya. “ gak ada, ke kantin yuk
“ yoga melirik roni dengan sangat tajam. “ kami sudah makan tadi “ yoga
membalasnya dengan sedikit ketus, “ kalau gitu ntar aku ke rumah kamu yah “ aku
yang mau menjawab pertanyaan dari roni, malah di jawab oleh yoga. “ gak bisa
nanti kami mau jalan bareng, ya udah. Kami pergi dulu yah “ yoga menarik tanganku meninggalkan roni di
belakang, wajah yoga masih tetap agak kesal namun ketika memandangku dia selalu
berusaha untuk tetap menunjukkan senyuman terbaiknya. Sedangkan roni dia tampak
kesal juga dan ku lihat dia memukul pelan pohon tempat kami berada sebelumnya.
Yoga hari ini main ke rumahku bukan untuk belajar melainkan
bermain bersama ronan lalu mengobrol denganku ketika dia sudah lelah,
kebiasaannya yang menurutku paling nyebelin. “ yoga, tadi pak hasan, kenapa
manggil ? “ aku memandangnya yang sedang minum. “ oh tadi pak hasan suruh ikut
acara cerdas cermat tapi agak jauh tempatnya “ aku mendengarkannya dengan
serius. “ memang kapan acaranya ? “ aku bertanya sambil memandangnya, “ gak
lama lagi kok, tapi kita tak akan bertemu untuk beberapa lama. Hesti gak papa
kan ? “ yoga melihatku dengan tatapan perhatiannya yang begitu hangat. “ ya
yoga sayang, jangan khawatir “ aku menyandarkan kepalaku di pundaknya, walau
tidak kokoh seperti teman-teman cowok yang lain namun begitu nyaman dan hangat
bila bersama yoga.
Besok yoga akan pergi mengikuti cerdas cermat, namun sesuatu
terjadi yang membuatnya agak tertekan dan mungkin sulit untuk meninggalkanku
sementara waktu. Apalagi harus dekat dengan roni. Saat itu aku sedang menikmati
makan siang sambil membaca buku di tempat favoritku di sekolah yaitu pohon di
dekat perpustakaan, tempat yang cukup tenang dan nyaman untuk membaca dan
menikmati makan siangku. Kali ini aku hanya makan sendiri karena yoga tadi di
panggil oleh pak hasan, ketika sedang nikmati menikati makan siangku roni
datang tiba-tiba. “ hai hes “ aku terkejut karena kedatangan. “ ternyata kamu
ron, bikin aku kaget aja. Ada apa ? “ aku sambil memukul lengannya pelan, “
ehmm aku mau ngomong sesuatu hes “ roni terlihat agak gugup tak seperti
biasanya. “ ngomong aja ron “ jawabku dengan tenang “ aku suka sama kamu hes,
kamu mau gak jadi pacar aku “ roni memegang tanganku dengan eratnya, seperti
tak ingin aku terlepas darinya. Aku yang mendengarnya tentu saja keget dengan
ucapannya, walau hatiku berkata roni memang semakin baik dan perhatian kepadaku
sekarang. Tapi di lain sisi aku sudah memiliki yoga, walau belakangan ini yoga
selalu di sibukkan dengan cerdas cermatnya. Roni lah yang memang terus
menemaniku di saat yoga sedang sibuk dengan kegiatannya, di rumah juga dia
lebih dulu bersamaku sebelum bermain dengan ronan, berbanding terbalik dengan
yoga. Aku yang belum dapat menjawab pertanyaan ini, namun roni langsung berkata
lagi “ aku tau kamu masih pacaran sama yoga dan juga suka sama aku, tapi aku
suka sama kamu hes. Gimana kalau kita merahasiakan hubungan kita aja, kalau
kamu bingung harus pilih siapa ? “ aku pikir mungkin ide roni gak buruk, selama
berhubungan dengan roni dan yoga nanti aku bisa milih mana yang pantas jadi
pacar aku. “ ok deh, aku ikut ide kamu aja “
jawabku sambil tersenyum.
Sekian dulu yah ceritanya
Berlanjut ke chapter 4
Tetap tunggu cerita selanjutnya, arigatou gozaimasu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar