/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Senin, 14 September 2015

Cinta Terpendam chapter 2




          Aku dan citra semakin dekat setelah hari itu dan kini kami sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh pak boy. Kami tidak hanya berdua saja, ada juga mira yang merupakan sahabatnya citra. Mira termasuk orang yang biasa-biasa saja di kelas, nilainya pun hampir selalu standar namun ia sangat lemah dalam pelajaran biologi. Walaupun aku juga kurang dalam pelajaran biologi namun nilaiku selalu standar tak pernah rendah maupun tinggi. Jadi wajar saja ketika kami belajar saat ini, mira hanya bermain-main dengan handphonenya sambil terkadang ketawa-ketawa sendiri. Membuat aku dan citra bingung melihatnya.

          “ hei mir, ngapa sih senyum-senyum sendiri dari tadi bukannya tolongin mikir malah asik sendiri “ citra agak sedikit kesal dengan tingkah sahabatnya itu, aku hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka yang terlihat kekanak-kanakan dengan citra yang berusaha merebut handphone mira namun gagal. “ada deh, ini rahasia tau dan tentang soal-soal itu ko kan tau cit. Aku paling anti sama namannya biologi, apalagi gurunya macam pak boy yang nyebelin itu “ mira mencoba membela dirinya sendiri.

          Saat aku sedang membaca buku di taman sekolah, aku melihat citra bersama seseorang. Citra dengan seseorang, dia bukan mira karena itu adalah seorang cowok yang tak aku kenal. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan tertawa bersama, terasa sakit hati ini rasanya melihat mereka. Aku memang bukan siapa-siapanya citra hanya sekedar teman, namun aku sangat mencintainya sejak melihatnya ketika ospek dulu. aku ingat dulu ketika ospek ia terlihat cantik dengan rambutnya yang tergerai lurus dengan jepit rambut berwarna pink di sisi kanannya yang menyangga poninya agar tak menutupi wajahnya, ia juga sering di goda oleh para senior. Namun mengapa sekarang aku merasa berbeda, aku merasa sakit dan marah melihat citra berjalan sambil bergandengan tangan dengan cowok itu. Apakah rasa itu semakin tumbuh sehingga membuat rasa ini juga semakin kuat untuk memilikinya, kurasa itulah yang terjadi denganku saat ini.

          Aku sejak melihat kejadian itu, aku terus mengabaikan pertanyaan dan sapaan yang di tujukan kepadaku dan apabila menjawab hanya dengan jawaban yang seperlunya saja seperti ya, tidak, jangan ganggu aku lagi sibuk. Padahal kalau di lihat sih aku benar-benar gak sibuk sama sekali hanya aku saja yang mencoba mencari kesibukan sendiri mungkin aku masih merasa terlalu sakit dan marah kepadanya.

          Sudah seminggu ini aku dan citra tidak bertegur sapa karena aku yang selalu menghindarinya, namun aku merasa kangen dengannya tapi aku juga masih merasa marah dengannya. Apa yang sebenarnya terjadi denganku, aku baru pertama kali merasakan hal ini selama hidupku yang sudah berusia 17 tahun.  Mira pun bingung melihat tingkah kami berdua, namun ia hanya dapat diam dalam kehampaan ini. Aku kangen bahkan sangat kangen dengan citra dengan candaannya, saat-saat kita belajar bersama, tawanya bahkan ketika dia cemberut yang menurutku itu sangatlah lucu sekali.
Aku hari ini akan mencoba mengungkapkan perasaanku kepadanya, di sinillah kami sekarang. Di belakang mushola sekolah. “ land, apa yang mau kamu bicarakan dan mengapa kamu belakangan ini selalu menghidari aku ? “ citra terlihat serius sejak tadi. “ aku ... aku ... “ aku gugup sekaligus takut ketika ingin mengatakannya. “ kamu ngapa, land “ citra sekarang tatapannya mulai berubah menjadi seperti rasa khawatir. “ aku suka sama kamu citra, aku gak suka lihat kamu jalan dengan cowok lain apalagi dengan bergandengan tangan seperti kemarin “ citra seperti terlihat terkejut dengan ucapanku tadi. “ aku gak bisa norland, aku sudah punya pacar dan aku sangat sayang dengan dia dan tentang bergandengan tangan itu. dia pacar aku namanya putra, jadi aku mohon land. Kita sebaiknya kembali seperti biasa saja dan menganggap ini semua tak pernah terjadi. “ aku hanya bisa menunduk mendengar jawabannya itu. “ tapi citraaa... “ sebelum aku menyelesaikannya namun sudah di potong oleh citra. “ maaf land dan aku mohon kembalilah seperti biasa lagi “ . akhirnya citra pergi meninggalkan aku yang masih mematung.

Gimana para pengunjung ceritanya, bagus gak
Mohon tinggalkan komennya yah
Sebuah kritikan dapat membuat seseorang mengoreksi kesalahannya
Tunggu chapter selanjutnya yah

Sampai ketemu lagi 

1 komentar: