Keramaian malam minggu yang didominasai oleh para remaja
menghiasi hampir seluruh tempat di bagian-bagian kota, ku berjalan bersamanya
di tengah taman yang cukup ramai dengan kaum muda-mudi. Aku dan alex
menghampiri salah satu kedai untuk melepas lelah setelah berjalan cukup lama
menikmati malam yang begitu indah ini, tanpa tugas yang selalu menghantui kami
setiap harinya.
“ ris kamu mau minum apa ? “ tatapan hangat alex yang begitu
menenangkan begitu menentramkan hati ini. “ ehmm ... jus jeruk aja deh, sayang
“ ku berpikir sebentar sambil menggembungkan salah satu sisi pipiku. “ ok, kamu
gemesin banget deh kalau mikirnya sambil kayak gitu “ alex sedikit mencubit
pelan pipiku dan pergi memesan minuman untuk kami.
Tak lama kemudian, muncul seseorang yang belakangan ini
selalu mengganggu pikiranku. Ia datang bersama seorang wanita cantik yang masih
muda dan kurasa seusia dengannya. Mereka
menempati salah satu meja yang agak berjauhan denganku, mereka mengobrol dengan
asiknya dengan tawa dan senyuman manis di bibir mereka seperti telah lama
saling mengenal. Ketika pandanganku sedang asik melihat mereka, alex tiba-tiba
menyadarkanku dengan tatapan hangatnya . “ gak papa kok,lex “ ku tersenyum
melihatnya lalu meminum minumanku perlahan-lahan.
Ku berbaring di dalam kamarku sambil menatap langit-langit
kamarku mengingat kejadian-kejadian malam ini. Ku merasa iri dengan wanita itu
yang bersama pegawai toko buku itu yang sampai sekarang belum ku ketahui
namanya, ku ingin menggantikan dirinya dan mengobrol dengan pegawai toko buku
itu. namun di lain pihak ku juga ingin berada di sisi alex dengan segala yang
dia miliki terutama tatapan hangatnya, kasih sayang dan kelembutannya kepadaku.
Ku akhirnya mengalami lagi hal ini,rasa bingung akan
perasaan yang ku alami saat ini. Ku putuskan untuk meminta saran sahabatku gia
meminta solusi dan saran untuk masalahku ini.
“ halo gia, lagi ngapain ? “ . “ lagi tidurlah,ris. Kamu tuh
gangguin aja yah, ini tu dah jam 10 dan ini tu waktu tidur berharga aku ris “
nada bicaranya sedikit jengkel tapi juga begitu sendu karena gia yang ku ganggu
tidurnya. “ ya deh, maaf-maaf. Tapi aku lagi ada masalh nih “ ku memdengar dia
menguap lalu “ hoammm, masalah apa sih,ris. Di malam hari gini “.
“ masalah tentang alex dan pegawai toko itu “ lalu aku pun
menjelaskan kejadian yang terjadi malam ini kepada gia, “ bagus deh, kalau dia
dah ada cewek lain. Jadi kamu gak akan gangguin dia, lagi pula kamu kan dah
punya alex yang begitu perhatian sama kamu ris. Kalian berdua itu, kan sudah
aku bilang cocok banget. Jadi kamu jangan mikirin cowok itu lagi, mikirin aja
cowok kamu sekarang ini. Dengan segala perhatian yang dia berikan ke kamu,
jangan mikirin cowok yang belum lama kamu kenal yang bahkan kamu gak tau
namanya “ aku termenung memikirkan jawaban yang gia berikan, belum sempat aku
ingin menjawab. “ kamu sebaiknya
pikirkan apa yang tadi aku bilang kalau masih kurang paham. Besok kita sambung
lagi, aku dah ngantuk banget nih, bye ris “ gia langsung menutup telfonnya
sebelum aku menjawabnya.
Ku berpikir apa yang dikatakan oleh gia memang benar, tapi
begitu sulit bagiku untuk melakukannya. Tapi aku harus berusaha dan tak boleh
menyerah karena aku adalah risti orang yang biasa saja tapi bisa menyeimbangkan
sesuatu hal. Jadi aku pasti bisa mengelahkan perasaan ini, semangat.
Ku putuskan hari ini ingin berjalan-jalan ke toko buku
bersama dengan alex atas usul gia. Ketika aku sampai di toko buku itu, ku
melihat orang itu dengan wanita yang kemarin kami temui sedang makan sambil
suap-suapan kepada pasangannya. Tiba-tiba perasaan itu mulai muncul kembali dan
aku teringat kata-kata dari gia semalam, lalu aku memegang erat tangan alex dan
melihatnya dengan tatapan hangatnya.
Seketika itu ku merasakan energi yang mengalir ke dalam tubuhku seperti
saat alex memberikanku semangat ketika ujian.
Lalu ku tersenyum melihat mereka, alex hanya bingung melihatku yang
tiba-tiba memegangnya dengan erat dan aku yang tersenyum sendiri.
Semoga saja perasaan seperti ini tak akan mengganggu hidupku
lagi, karena sungguh membuatku lelah menghadapinya. Tapi selama ada alex yang
begitu perhatiannya kepadaku dan tatapan lucunya ketika dia bingung, aku yakin
aku pasti bisa menghadapinya.
“ Walau badai dapat menghempaskan gedung pencakar langit,
namun tak akan bisa menghempaskan cinta yang sesungguhnya di dalam hati para
manusia “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar