Aini POV
Seperti biasa aku berjalan menuju sekolah sambil
mendengarkan musik melalui ear phone , aku berjalan dengan malasnya sambil
menggeret kakiku yang terasa amat menempel dengan jalanan. Ibu tadi
membangunkanku dengan teriakannya yang sungguh luar biasa nyaring bagaikan
suara petir yang menggelegar di langit sambil mengguncangku di atas tempat
tidur seperti raksasa yang menggetarkan bumi. Terpaksa ku terbangun dengan
malasnya karena aku lelah dengan semua omelannya. Ini karena kesalahanku yang
menonton film hingga larut sehingga membuatku harus begini.
Saat ku memasuki kelas, ku langsung membaringkan kepalaku di
atas meja. Angga yang duduk disampingku melihat dengan pandangan penuh tanya “
hei, aini. Tumben lemes ? “ mataku yang sayu memandanginya dengan malas lalu
menutup kepalaku dengan tas. “ hei, ditanya tuh dijawab “ aku pun bangkit dari tidur dan kembali
menatapnya dengan malas “ aku ngantuk,ngga. Tadi malam aku nonton film sampai
larut,jadi gini deh “ aku kembali berbaring di atas tasku sambil menatapnya.
Angga lalu mengambil tasnya dan membalikkan badannya melakukan sesuatu, saat
dia berbalik ia memercikkan air dari tangannya ke wajahku yang membuatku
langsung bangkit dari tidurku dan menatapnya dengan mata yang tak lagi sayu “
ih,angga. Muka aku jadi basah ginikan karena kamu “ aku memukul lengannya pelan
lalu mengusap wajahku yang basah sambil menggembungkan pipiku yang gak chubby
ini.
Angga tertawa melihatku lalu tersenyum “ tapi kamu jadi
freshkan,ni. Seharusnya kamu terima kasih karena aku dah bantuin kamu karena
ntar pak roni yang killer itu pasti akan milih kamu jadi mangsanya “ . angga
memang menolongku dari killernya pak roni yang begitu ditakuti di sekolah dan
termasuk dalam jajaran guru killer versi anak-anak sma kami. “ tapi gak gitu
juga kan caranya “ aku melihatnya kesal dengan pipi yang menggembung, “ iya
deh, ni. Aku minta maaf “ angga dengan puppy eyesnya dan senyuman yang tergores
tipis hampir tak terlihatnya itu, jurus andalannya terhadapku ketika berbuat
salah.
Bel istrahat berbunyi ... ting tong ting tong
“ aini, dah istirahat nih mau ke kantin gak ? “ mendengarnya
aku langsung bangkit dari tidurku, aku dapat tertidur setelah pelajaran pak
roni karena bu widya yang tidak datang sehingga menjadi waktu tidurku setelah
pelajaran dengan diajar oleh guru super killer itu. “ ayo “ aku langsung
berdiri dan meninggalkan angga yang menatapku dengan bingung lalu memiringkan
kepalanya.
Angga POV
Aini bangkit dari kursinya lalu berdiri meninggalkanku yang
masih termenung menatapnya, lalu tercipta senyuman tipis dariku. Aini memang
gadis yang unik dan juga menarik, walau terkadang memang dia menyebalkan
lirihku dalam hati.
“ mau pesan apa, biar aku yang pesankan sekalian ? “ aini
tampak berpikir sejenak sambil meletakkan salah satu jari di dagunya “ batagor
sama es jeruk satu mas “ dia tertawa kecil yang begitu manis terlihat “ ya
mbak, tunggu sebentar yah “ aku pun juga mengikuti skenario yang dia buat
sebagai seorang pramusaji.
Ketika ku kembali sambil membawa dua buah cangkir es jeruk,
ku melihat aini sedang duduk dengan seorang pria sambil mengobrol dengan
cerianya. “ angga perkenalkan ini azri,
anak baru. Dia juga kelas 2 “ aini menunjuk laki-laki yang ada di depannya. “
azri “ dia mengangkat tanganya untuk berjabat tangan, “ angga “ setelah
perkenalan itu aku bagaikan obat nyamuk yang hanya menemani mereka mengobrol
dengan asiknya, tanpa berbicara dan hanya menikmati makanan yang menjadi hambar
dengan yang seperti suasana ini.
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar