/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Minggu, 01 November 2015

ku harus memilih siapa ? chapter 3



Azri POV

          Siapakah pria ini, apakah dia pacarnya aini ? pikirku sambil menatapnya yang sejak tadi hanya diam menikamati makanannya, tatapannya yang begitu datar dan terasa hawa dingin dari tubuhnya membuatku terasa aneh dengan keberadaannya. Berbeda dengan aini yang begitu hangat bagaikan sang mentari di atas sana, tapi ku rasa mereka memang pasangan yang cocok antara orang yang berhati dingin dan orang yang begitu hangat. Tapi aku juga menyukai aini sejak bertemu dengannya di perpustakaan saat itu, apakah aku harus merebutnya dari pria ini ? lirihku dalam hati. Aku pasti bisa, mendapatkan aini karena aku adalah azri ucapku dalam hati yang begitu optimis. Sehingga menicpitakan senyuman di wajahku.

          “ azri, kamu kenapa ? “ aku hanya menggaruk kepalaku yang gak gatal sama sekali dan terlihat angga, pria yang di samping aini melihatku sekilas dengan menyipitkan matanya. “ gak papa kok, oh ya aku pergi dulu yah. Bye “ aku melambaikan tanganku ke arah aini lalu pergi dari kantin yang ramai itu.

Angga POV

          Hufft akhinya dia pergi juga, kenapa gak dari tadi aja sih gerutuku dalam hati sambil melihatnya yang telah menghilang diantara keramaian kantin. “ balik ke kelas yuk, dah selesaikan ? “ aku bangkit dari kursi dan aini pun ikut bangkit.

          Saat kami melewati mading dan melihat-lihat sebentar, aini menunjuk salah satu pengumuman yang terlindungi oleh kaca itu. “ angga, coba lihat ? “ aini menunjuk sebuah kertas yang berisi mengenai perlombaan pembuatan cerita dengan tema bebas yang diadakan oleh pihak osis untuk memperingati bulan bahasa. “  angga kamu ikut aja, kamu kan jago buat cerita-cerita gitu “ aku berpikir sejenak, gak ada salahnya kan aku ikut ini. Mungkin aku harus mencobanya kalah menang gak masalah deh ujarku dalam hati. “ ok deh “ lalu kami ke ruang osis untuk mendaftarkanku dalam acara itu.

          Ku berbaring menatap langit-langit kamarku sambil mendengarkan musik untuk mencari sebuah inspirasi, namun begitu sulit untuk ku dapatkan. Waktu pengumpulan cerita yang hanya tinggal beberapa hari lagi membuatku semakin tertekan dengan keadaan ini, seharusnya aku tak mengikuti kata aini dengan ikut serta dalam perlombaan ini.

          Ku hembuskan nafas panjang mencoba untuk santai dan mendapatkan inspirasi, cerita-cerita yang aku update tiap minggunya di blog pribadiku selalu saja mengenai orang lain baik yang ada di sekitarku maupun tentang suatu hal yang tak ada hubungannya denganku. Mengapa kali ini aku tak membuat sesuatu yang berbeda yakni tentangku, tapi tentang apa ? lirihku kesal sambil mengacak-acak rambutku dengan kesal. Terlintas dalam benakku tentang aini, oh ya mengapa aku tak membuat mengenai perasaanku kepadanya saja tapi dengan sesuatu yang membuat orang lebih tertarik membacanya ujarku sambil tersenyum dan menepuk pelan kedua tanganku.

          Aku mulai mengetik cerita ini dengan santai agar inspirasiku dapat mengalir bagai air yang mengalir di sungai tak berhenti walau sebentar saja. Musik yang sedang berputar dari handphoneku menambah susana yang begitu pas dengan cerita yang sedang ku buat saat ini.

          Akhirnya selesai juga ceritanya setelah cukup lama ku berada di dalam kamar bagai beruang yang berhibernasi dalam sarangnya. Saat ku melihat jam, ternyata aku telah melewati jam makan malamku dan aku baru merasakan perutku mulai menggerutu minta tuk di isi. Aku pun berjalan ke meja makan mengisi perut yang sudah memberontak ini.

Aini POV

          “ angga boleh gak aku baca sedikit ceritanya “ aku menadahkan tangan meminta kertas-kertas yang berisi cerita yang berada di tangannya itu. “ gak boleh “ aku hanya dapat menggembungkan pipiku tanda kesalku melihatnya, saat aku kesal seperti ini selalu ku melihat goresan senyum tipis di wajahnya yang begitu sulit tuk dilihat itu. entah mengapa dia selalu seperti itu dengan wajahnya yang begitu datar itu, apakah dia malu menunjukkan ekpresinya kepada orang lain. Hmmm ... mungkin saja ujarku dalam hati.

          Setelah tadi kami mengantarkan cerita milik angga, dia mengatakan bila dia menang. Ia akan mentraktirku dan mengajakku ke suatu tempat. Hmm ... kemana yah ? pikirku. Entahlah aku begitu penasaran, semoga saja angga menang jadi aku dapat traktiran hahaha .


Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar