/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Sabtu, 26 Desember 2015

Ketenangan Jiwa



Pepohonan hijau menaungi taman
Hembusan angin menerpa wajah
Kesegarannya menyejukkan raga
Terasa nyaman
Tak ingin ku hentikan

Cahaya sang mentari
Menembus celah dedaunan
Menyapaku yang terbuai
Seakan menghipnotis diri ini
Suasana nyaman dan tenang
Menentramkan jiwa dan raga

Gesekan dedaunan
Menciptkan melodi alam yang indah
Memberikan ketenangan
Yang sulit ku jelaskan

Ku tak ingin terlepas dari semua ini
Seluruhnya begitu indah
Ku berharap dalam ketenangan

Ini tak sekedar ilusi belaka 

Minggu, 20 Desember 2015

I'm not short



          Aku adalah seorang siswi SMA Bina Karya kelas 10, namaku Raina Yuliana. Aku memiliki tubuh yang pendek namun aku tidaklah gendut ataupun kurus, aku juga memiliki paras yang lumayan cantik dan sedikit melebihi kecantikan gadis pada umumnya. Walaupun aku masih kelas 10 dan masih anak baru di sma ini namun aku telah memiliki rasa kebencian atau tak suka kepada salah seorang senior.

         Namanya adalah Rian Julianto, seorang senior kelas 11 dan senior yang paling ngeselin yang pernah ada. Dengan tubuhnya yang  tinggi dia sesukanya memanggilku pendek, walau aku sadar, tinggiku sedikit di bawah gadis kebanyakan. Aku juga mendengar dari salah satu temanku yang mengatakan dia adalah anggota tim basket di sekolah ini.

          Mungkin kehidupanku di sma akan menjadi buruk dan suram tak seperti apa yang orang lain katakan “ masa-masa sma adalah masa yang bikin kangen dan membahagiakan “. Namun akan berbeda bagiku selama orang itu masih terus menggangguku. kehidupan yang indah itu mungkin tak akan pernah terwujudkan dalam hidupku.

          Aku dan teman-temanku sedang makan di kantin mengisi perut yang sudah memberontak minta untuk diisi, awalnya kami mengobrol dengan bebasnya dengan suasana yang tenang hingga hawa tak enak itu muncul kembali. Teman-temanku yang tadinya ribut mulai tenang tak bergeming dan suara yang menyebalkan tanpaku lihat pun aku telah mengetahui siapa dirinya. “ hai pendek “ akhirnya kata itu keluar juga dari mulut beracunnya dan tak ku pedulikan orang itu hanya ku nikmati saja makanan yang tersaji di depanku. “ pendek, makan sendirian nih. Mau ditemanin ? “ lucifer,sebutanku untuknya. Lucifer duduk didepanku yang tadinya diduduki oleh teman-temanku yang sekarang telah pindah ke meja sebelah. “ hei lucifer, mau berapa kali aku bilang. Aku gak suka panggilan yang kamu buat untuk aku. Tolong hentikan itu dan aku tak sendirian sebelum kamu datang. Terima kasih namun aku lebih baik sendiri dari pada ditemani oleh oleh iblis yang dapat mengeluarkan racun dari mulutnya sepertimu “ bukannya marah atau apa dia malah tersenyum dan mungkin aku benar kalau dia itu mungkin saja iblis yang masuk kedalam tubuh pria di depanku
“ aku gak bisa berhenti memanggilmu, pendek. Tapi aku suka panggilan yang kamu buat untuk aku, terima kasih “ dia kembali tersenyum yang membuat teman-temanku dan juga para cewek di situ senyum-senyum gak jelas kecuali diriku seorang karena senyuman itu adalah racun bagiku. Sudahlah lebih baik aku menikmati makananku dari pada mengobrol dengan si lucifer.

***

          Setelah beberapa lama aku menjalani kehidupanku di sma ini, si lucifer terus saja mengangguku hingga saat ini walau aku sudah hampir setahun menumpuh pendidikan di SMA. “ hai pendek “ lucifer datang menghampiriku yang sedang mengerjakan tugas matematika di hadapanku dengan beberapa buku sebagai referensiku di dalam perpustakaan sekolah, tanpa melihatnya pun aku telah mengetahui orang yang memanggilku itu dan aku tak mempedulikannya dan hanya serius dengan tugasku saja.

          “ pendek, lagi buat apa ? “ lucifer melihat buku tulisku yang dihiasi rumus-rumus yang memuakkan bagiku, namun aku kembali hanya diam dan menahan emosiku karena lucifer terus saja memanggilku pendek. “ ini salah “ lucifer menunjuk salah satu soal yang telah ku jawab, “ Haaa ? “ aku menatapnya bingung. “ ini salah dan seharusnya begini “ dia menunjuk soal yang tadi ditunjuknya lalu menuliskan jawaban yang menurutnya benar di halaman yang kosong. Setelah ku lihat-lihat, ternyata memang benar jawabanku tadi itu salah dan miliknyalah yang benar. “ makasih “ jawabku datar, ternyata dia cukup pintar juga selain jago basket. “ sama-sama pendek “ dia tersenyum kepadaku, mulai lagi deh panggilan itu keluar dari mulutnya. Padahal aku sudah cukup senang dengannya, hufftt  -,- “  biarkanlah saja dia, raina.

***

          Setelah kejadian itu, disaat lucifer membantu tugasku. Dia semakin sering menolongku dan agak mengurangi panggilan itu kepadaku, namun kenapa membuatku menjadi merasa berbeda yah. Seperti ada yang kurang dan bertambah sekaligus terhadap dirinya tapi aku tak tau apakah hal itu. tapi aku juga cukup senang dengan dirinya yang sekarang ini, membuatku cukup dekat dengannya.
Setelah pulang sekolah, aku menyempatkan untuk meminjam beberapa buku di perpustakaan. Saat sedang mencari-cari buku, aku melihatnya sedang tertidur dengan nyenyaknya. Entah kenapa wajahnya terlihat begitu tampan dan begitu damai saat dia sedang tertidur, berbeda saat dia sedang terbangun yang tanpa sadar aku menggumamkannya. Aku tak sadar sudah berapa lama memandangi wajahnya, aku sadar ketika dia berkata masih dengan mata yang tertutup itu “ mau sampai kapan,pendek. Kamu mau lihatin wajah tampan aku “. Aku mendengus kesal dan ingin beranjak dari tempat ini, “ hati-hati dijalan yah “ dia menggenggam tangan ku lalu tak lama dia melepaskannya kembali.  Dasar lucifer aneh .

          Saat sedang berjalan di koridor yang cukup sepi, seseorang menarikku ke dalam sebuah ruang kelas secara tiba-tiba. Aku ingin berteriak tapi mulutku ditutup oleh orang itu, saat aku lihat orang itu ternyata mereka adalah gengnya fiona. Fiona adalah cewek yang menganggap dirinya itu kekasihnya lucifer, padahal tidaklah seperti itu hubungan mereka.

          “ apa mau kamu ? “ tanya setelah mulutku dibuka oleh orang yang menutupnya tadi. “ raina, jangan berani yang kamu dekat-dekat pacar aku “ fiona menunjuk-nunjuk aku. “ aku tak merasa tuh, dekat-dekat dengan pacar orang. Anyway, memangnya sejak kapan kamu punya pacar fio ? “ aku pura-pura tak tau apa yang dia bicarakan. “ jangan sok bodoh deh, siapa sih yang gak tau kalau pacar aku itu bang rian “ fiona mulai emosi kepadaku yang terlihat dari raut wajahnya dan juga nada bicaranya. “ bukannya dia single dan memang ada cowok yang mau sama cewek kayak kamu ? “ fiona sudah terlihat sangat marah dan teman-temannya langsung memegangi tangan dan kakiku agar tidak bergerak. “ kalau ku bilang kau jangan mendekatinya yah jangan kau dekati. Bila tidak aku akan melakukan hal yang lebih buruk dari ini “ aku melihatnya mengangkat tangannya dan ingin memukulku dan aku langsung menutup mataku tapi kenapa tangan itu tak mengenai wajah atau bagian tubuhku yang lain.

          “ B.. b.. bang rian “ Suara fiona membuatku membuka mataku yang tertutup, ku lihat tangan lucifer memegang tangan fiona yang ingin memukulku. “ jangan kau mencoba menyentuh riana atau kau akan tau akibatnya “ lucifer melepaskan tangan fiona lalu melihat ke teman-teman fiona yang memegang tubuhku dengan tatapannya yang mengerikan, secara refleks mereka melepaskannya lalu lucifer menarikku keluar kelas. Tapi ketika di depan pintu dia berbalik “ jangan pernah lagi kau mengatakan aku ini pacar kamu karena orang yang aku suka itu adalah riana dan dia adalah pacar aku “ lucifer lalu menarik tanganku lagi ke suatu tempat, namun sebelum itu aku sempat melihat wajah fiona yang tampak begitu kesal dan itu membuatku senang sekali.

          “ pendek, apakah ada yang terluka ? “ lucifer melihat wajah dan memutar tubuhku memastikan aku baik-baik saja saat kami sudah berada di parkiran motor dekat motornya. “ ya, aku baik-baik aja kok. Malah kamu yang buat tangan aku sakit dengan narik aku kuat-kuat kayak tadi “ aku mendengus kesal terhadapnya. “ maaf “ lucifer menundukkan wajahnya menatap bumi, kenapa aku malah membuatnya sedih dan bukannya berterima kasih. “ sebenarnya gak ada yang sakit kok, aku hanya bercanda saja tadi. Makasih yah sudah menolongku “ aku menunjukkan senyuman terbaikku agar dia tak lagi seperti itu, karena aku tak menyukai ekspresinya di saat ia terlihat bersalah seperti itu.

          “ dasar kamu tuh, pendek. Bikin orang sedih aja “ lucifer tertawa lalu mengusap-usap kepalaku dan aku membiarkannya saja yang sebenarnya aku juga merasa suka dengan hal itu. “ oh ya tentang yang tadi di depan pintu kelas, apakah kamu serius tentang hal itu ? “ aku bertanya kepadanya dan dia langsung menghentikan kegiatannya tadi. “ ya aku serius “ujarnya, “ T.. tapi ... sejak kapan kita pac- “ belum selesai aku mengatakannya, lucifer langsung meletakkan jarinya di bibirku “ raina yuliana atau lebih enak dipanggil pendek maukah kamu jadi pacarku, seniormu ini ? “ aku seperti disambar petir disaat langit yang begitu cerahnya, aku tak menyangka dia mengatakan hal itu. jujur belakangan ini, aku merasa sangat nyaman dengannya dan terkadang juga merindukan dirinya yang seperti dulu yang selalu memanggilku pendek, mungkinkah aku menyukainya ? . ku rasa... aku juga mencintainya.

          “ A... a.. aku .... “ belum sempat menyelesaikan kalimatku, dia sudah menutup bibirku dengan jarinya kembali. “ kamu gak perlu jawab sekarang karena aku gak pengen dengar hal yang buruk dari dirimu “  hufffttt, orang ini sungguh menjengkelkan. Aku pun berusaha menjauhkan tangannya dari bibirku agar aku bisa mengatakannya “ aku juga menyukaimu dan aku mau “ aku tersenyum lalu mengangguk dan menundukkan wajahku karena aku merasa malu. Tiba-tiba aku merasa ada yang memelukku dengan cukup erat namun terasa hangat dalam pelukannya dan ku dengar dia berkata “ terima kasih “.

          Seseorang atau banyak orang sering mengatakan hal ini “ jangan terlalu membenci seseorang karena mungkin suatu saat perasaanmu akan berubah dari kamu yang membencinya menjadi kamu mencintainya karena benci dan cinta itu, berbeda namun begitu tipis perbedaannya. “


          Kurasa itulah yang kurasakan saat bersamanya, diawali dengan perasaan benci yang begitu besarnya. Namun sekarang perasaan itu kini berubah menjadi perasaan cinta dan sayang yang begitu besar melebihi perasaan benciku sebelumnya. Ku tak ingin perasaan ini kembali menjadi kebencian dan aku ingin tetap seperti, ku dan dia kan berusaha agar kita tetap bersama . 

Hujan dan Tangis



Deraian hujan membasahi bumi
Melembabkan udara yang mengering
Dentuman hujan yang mengenai atap
Meredam tangis dari diriku
Air mata seakan tak ingin berhenti
Seperti hujan yang sedang berlangsung
Hati terasa sakit begitu dalam
Terasa tertusuk oleh samurai yang tajam
Dan terpukul godam dengan kerasnya
Apa yang menyebabkannya ?
Apa yang menciptakannya ?
Tak seorang pun mengetahuinya
Termasuk diriku ini
Sebuah tangisan begitu saja terjadi
Seiring hujan membasahi bumi

Andai ku tahu
Apa yang terjadi ?
Andai ku tahu
Apa yang mesti ku perbuat ?
Ku kan lakukan apapun
Tuk melepaskan perasaan
Sakit di hatiku ini

Seakan tuhan mendengar doaku
Sang mentari datang
Menyinari dengan cahayanya
Menembus jendela kamarku 

Minggu, 06 Desember 2015

ku harus memilih siapa ? chapter 7 ( END )



Azri POV

          Gak mungkin, gak mungkin ini terjadi. Bukannya aku telah menggunakan benda itu, tapi bagaimana maria bisa hamil gerutuku dalam hati. Aku kembali berpikir mengingat-ingat kejadian yang telah lalu, aku memang memakai benda itu. namun aku juga pernah beberapa kali tidak menggunakannya. DASAR BODOOOHH, aku memukul dinding kamarku mengingat perbuatan bodoh yang telah ku perbuat. Aku tak ingin hidupku hancur, apalagi harus bersama dengannya. Apa yang harus ku lakukan ? gerutuku lagi .

          Apa aku harus menyuruhnya aborsi, ku rasa itu ide yang bagus. Aku harus menemuinya besok dan mengusulkan ideku ini. Aku sedikit senang karena menemukan solusi yang tepat untuk masalahku ini.

Author POV

          Azri menghampiri aini dan angga yang sedang duduk di bangku taman sekolah yang dinaungi oleh sebuah pohon yang cukup rindang, namun ketika “ hai sayang “ azri yang mendekati mereka berdua. Aini yang baru menyadari kedatangan azri secara refleks langsung menarik tangan angga dan langsung pergi meninggalkan azri, belum sempat aini menjauh dari azri. Azri langsung melepaskan pegangan tangan aini dan angga lalu membalikkan tubuh  aini lalu memegang kedua tangan aini  “ sayang, ada apa dengan kamu ? “ azri terlihat mencoba selembut mungkin dengan wanita itu.

          “ lepasin tangan aku,azri “ aini berusaha melepaskan tangannya namun begitu sulit karena azri memegangnya dengan cukup kuat, “ jawab dulu pertanyaan aku,aini “ azri dengan suara yang cukup rendah dan juga lembut. “ lepasin tangan dia “ angga yang dari tadi diam mulai angkat bicara dan mencoba melepaskan tangan aini dari genggaman azri. “ kau sebaiknya jangan ikut campur “azri menatap angga dengan tatapan yang menyatakan, ini urusan gue jadi lo jangan ikut campur. Di saat itu aini langsung melepaskan tangannya dari genggaman azri “ azri, kita putus dan tidak ada alasan untuk kamu menolak keputusan ini. Sebaiknya, kamu lebih baik menjaga anak kamu dan juga cewek yang bernama maria itu “aini lalu menarik tangan angga dan pergi meninggalkan azri yang hanya mematung. Azri hanya diam menatap punggung mereka yang kian menjauh hingga menghilang.

Azri POV

          Bagaimana aini dapat mengetahui hal itu. apakah aini ada di cafe itu saat aku dan maria mengobrol ?. aku tak ingin kehilangan aini dan aku harus mendapatkannya kembali  ujarku dalam hati. Aaarghhhh aku begitu kesal, kenapa ini terjadi. Jika ayah sampai mengetahui hal ini, aku pasti akan dipaksa menikah dengan maria, apalagi ayah mengenal ayahnya maria. Aku harus segera menemui maria agar segera mengaborsi bayi itu, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuk “azri cepat ke ruang keluarga, papa mau ngomong sama kamu” mama mengetuk pintu lalu beranjak pergi yang ku dengar dari hentakan kakinya. Apa sih yang mau papa omongin, padahal aku lagi stress gini. Dengan malasnya aku pergi e ruang keluarga, saat aku tiba di ruangan itu. betapa terkejutnya aku saat melihat siapa saja yang berada disan, tidak hanya papa dan mama tetapi ada juga maria dan kedua orang tuanya. Kakiku seakan terasa begitu berat dan ku tak mampu tuk melangkah, dan perasaanku menjadi gusar seketika.

          “ azri cepat kemari “ papa dengan suara tinggi, langsung membuatku beranjak menuju tempatnya. Pengadilan pun dimulai, aku pun menceritakan semua yang terjadi dengan jujur karena aku begitu takut dengan papa dan juga ada maria yang membuatku tak bisa berbohong. Tak hanya aku yang diceramahi dan disidang, tetapi maria juga karena kami dianggap telah melakukan yang seharusnya tak kami lakukan. Keputusan akhirnya adalah aku harus bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan. Betapa bodohnya diriku ini AAARRRGHHHHH .

Aini POV

          Sudah sekitar sebulan lamanya, azri keluar dari sekolah ini. Dia bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya, aku beruntung sekali memiliki sahabat seperti angga. Dia lah orang yang memberitahuku tentang hal itu.

Flash back ***

          Angga malam-malam datang ke rumahku dengan nafas yang tidak teratur, “ angga,ada apa malam-malam begini ? “ aku mempersilahkannya duduk di kursi yang berada di depan rumahku. “ aku ada sesuatu yang harus kamu ketahui “ angga mengeluarkan hpnya, aku sedikit memiringkan kepalaku. Lalu terdengar suara itu, suara azri dan apa yang dia katakan. Aku benar-benar syok dibuatnya, air mata tak dapat ku bendung lagi keluar begitu saja dari ujung kelopak mataku, angga seakan mengerti perasaanku dan ia langsung memelukku dengan lembutnya.

***

          Angga adalah orang yang baik, perhatian dan juga lembut terhadapku. Walau terkadang dengan sifatnya yang membuatku kesal, namun itulah yang selalu membuatku senang berteman dengannya dan juga rindu bila lama tak berjumpa. Ku pikir, aku adalah gadis yang bodoh karena telah menolak pria yang begitu perhatiannya kepadaku. Bahkan ketika ku terpuruk seperti sebulan yang lalu, angga lah orang yang terus memberiku dukungan agar aku tetap kuat menjalani hidup ini.

          Tapi apakah aku dapat mencintainya ?. Orang bilang cinta timbul melalui adanya kedekatan, ada juga yang bilang cinta timbul melalui kebaikan yang begitu tulus dan rasa pengertian bagai seorang ibu. Aku rasa aku dapat melakukannya karena kedua hal itu telah angga lakukan kepadaku, awalnya memang sulit dan ingin kau melepaskan ikatan itu. tapi setelah kau merasa nyaman dengan ikatan itu, seakan kau tetap ingin terikat walau harus jatuh ke jurang bersamanya. Setidaknya aku harus mencobanya, walau akhirnya pahit yang ku rasakan.
Angga mari kita menjalani status baru diantara kita J.

YEEEAAAAAA
Akhirnya selesai juga, cerita aku kali ini
Semoga kalian menyukainya yah J
Berikan comment anda
Karena comment anda sangat memotivasi saya
Untuk membuat yang lebih baik lagi

Terima kasih J J J

Sabtu, 05 Desember 2015

Kebohongan


Buaianmu hanyalah mimpi tak berharga
Tak meninggalkan kesan yang berarti
Tak pantas tuk didengarkan
Semua itu hanyalah ilusi
Kebohongan belaka
Yang tercipta oleh manusia sepertimu
Ku pernah terjebak buaianmu
Terperangkap dalam ruang kebohongan
Awalnya bagaikan mimpi yang indah
Hingga ku tersadar bahwa ini
Hanyalah ilusi yang kau ciptakan
Dengan mulutmu itu
Kau tak akan pernah dapat
Membohongiku lagi
Dan ku pastikan
Tiada korban berjatuhan

Karena kebohongan dirimu