Azri POV
Gak mungkin, gak
mungkin ini terjadi. Bukannya aku telah menggunakan benda itu, tapi bagaimana
maria bisa hamil gerutuku dalam hati. Aku kembali berpikir mengingat-ingat
kejadian yang telah lalu, aku memang memakai benda itu. namun aku juga pernah
beberapa kali tidak menggunakannya. DASAR BODOOOHH, aku memukul dinding kamarku
mengingat perbuatan bodoh yang telah ku perbuat. Aku tak ingin hidupku hancur, apalagi harus bersama dengannya. Apa yang
harus ku lakukan ? gerutuku lagi .
Apa aku harus
menyuruhnya aborsi, ku rasa itu ide yang bagus. Aku harus menemuinya besok dan
mengusulkan ideku ini. Aku sedikit senang karena menemukan solusi yang
tepat untuk masalahku ini.
Author POV
Azri menghampiri aini dan angga yang sedang duduk di bangku
taman sekolah yang dinaungi oleh sebuah pohon yang cukup rindang, namun ketika
“ hai sayang “ azri yang mendekati mereka berdua. Aini yang baru menyadari
kedatangan azri secara refleks langsung menarik tangan angga dan langsung pergi
meninggalkan azri, belum sempat aini menjauh dari azri. Azri langsung
melepaskan pegangan tangan aini dan angga lalu membalikkan tubuh aini lalu memegang kedua tangan aini “ sayang, ada apa dengan kamu ? “ azri
terlihat mencoba selembut mungkin dengan wanita itu.
“ lepasin tangan aku,azri “ aini berusaha melepaskan
tangannya namun begitu sulit karena azri memegangnya dengan cukup kuat, “ jawab
dulu pertanyaan aku,aini “ azri dengan suara yang cukup rendah dan juga lembut.
“ lepasin tangan dia “ angga yang dari tadi diam mulai angkat bicara dan
mencoba melepaskan tangan aini dari genggaman azri. “ kau sebaiknya jangan ikut
campur “azri menatap angga dengan tatapan yang menyatakan, ini urusan gue jadi
lo jangan ikut campur. Di saat itu aini langsung melepaskan tangannya dari
genggaman azri “ azri, kita putus dan tidak ada alasan untuk kamu menolak
keputusan ini. Sebaiknya, kamu lebih baik menjaga anak kamu dan juga cewek yang
bernama maria itu “aini lalu menarik tangan angga dan pergi meninggalkan azri
yang hanya mematung. Azri hanya diam menatap punggung mereka yang kian menjauh
hingga menghilang.
Azri POV
Bagaimana aini dapat
mengetahui hal itu. apakah aini ada di cafe itu saat aku dan maria mengobrol ?.
aku tak ingin kehilangan aini dan aku harus mendapatkannya kembali ujarku dalam hati. Aaarghhhh aku begitu kesal, kenapa ini terjadi. Jika ayah sampai
mengetahui hal ini, aku pasti akan dipaksa menikah dengan maria, apalagi ayah
mengenal ayahnya maria. Aku harus segera menemui maria agar segera
mengaborsi bayi itu, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuk “azri cepat ke
ruang keluarga, papa mau ngomong sama kamu” mama mengetuk pintu lalu beranjak
pergi yang ku dengar dari hentakan kakinya. Apa sih yang mau papa omongin,
padahal aku lagi stress gini. Dengan malasnya aku pergi e ruang keluarga, saat
aku tiba di ruangan itu. betapa terkejutnya aku saat melihat siapa saja yang
berada disan, tidak hanya papa dan mama tetapi ada juga maria dan kedua orang
tuanya. Kakiku seakan terasa begitu berat dan ku tak mampu tuk melangkah, dan
perasaanku menjadi gusar seketika.
“ azri cepat kemari “ papa dengan suara tinggi, langsung
membuatku beranjak menuju tempatnya. Pengadilan pun dimulai, aku pun
menceritakan semua yang terjadi dengan jujur karena aku begitu takut dengan
papa dan juga ada maria yang membuatku tak bisa berbohong. Tak hanya aku yang
diceramahi dan disidang, tetapi maria juga karena kami dianggap telah melakukan
yang seharusnya tak kami lakukan. Keputusan akhirnya adalah aku harus
bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan. Betapa bodohnya diriku ini AAARRRGHHHHH .
Aini POV
Sudah sekitar sebulan lamanya, azri keluar dari sekolah ini.
Dia bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya, aku beruntung sekali memiliki
sahabat seperti angga. Dia lah orang yang memberitahuku tentang hal itu.
Flash back ***
Angga malam-malam datang ke rumahku dengan nafas yang tidak
teratur, “ angga,ada apa malam-malam begini ? “ aku mempersilahkannya duduk di
kursi yang berada di depan rumahku. “ aku ada sesuatu yang harus kamu ketahui “
angga mengeluarkan hpnya, aku sedikit memiringkan kepalaku. Lalu terdengar
suara itu, suara azri dan apa yang dia katakan. Aku benar-benar syok dibuatnya,
air mata tak dapat ku bendung lagi keluar begitu saja dari ujung kelopak
mataku, angga seakan mengerti perasaanku dan ia langsung memelukku dengan
lembutnya.
***
Angga adalah orang yang baik, perhatian dan juga lembut
terhadapku. Walau terkadang dengan sifatnya yang membuatku kesal, namun itulah
yang selalu membuatku senang berteman dengannya dan juga rindu bila lama tak
berjumpa. Ku pikir, aku adalah gadis yang bodoh karena telah menolak pria yang
begitu perhatiannya kepadaku. Bahkan ketika ku terpuruk seperti sebulan yang
lalu, angga lah orang yang terus memberiku dukungan agar aku tetap kuat
menjalani hidup ini.
Tapi apakah aku dapat mencintainya ?. Orang bilang cinta
timbul melalui adanya kedekatan, ada juga yang bilang cinta timbul melalui
kebaikan yang begitu tulus dan rasa pengertian bagai seorang ibu. Aku rasa aku
dapat melakukannya karena kedua hal itu telah angga lakukan kepadaku, awalnya
memang sulit dan ingin kau melepaskan ikatan itu. tapi setelah kau merasa
nyaman dengan ikatan itu, seakan kau tetap ingin terikat walau harus jatuh ke
jurang bersamanya. Setidaknya aku harus mencobanya, walau akhirnya pahit yang
ku rasakan.
Angga mari kita menjalani status baru diantara kita J.
YEEEAAAAAA
Akhirnya selesai juga, cerita aku kali ini
Semoga kalian menyukainya yah J
Berikan comment anda
Karena comment anda sangat memotivasi saya
Untuk membuat yang lebih baik lagi
Terima kasih J
J J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar