Coldest man
Chapter 1
Ku lukiskan wajahnya
dalam benakku
Ku senandungkan
namannya dalam hatiku
Senyuman terindah yang
pernah terlukiskan dalam hidupku
Bibir merahnya,
semerah ruby
Matanya, sejernih
langit biru
Suaranya yang tegas,
mengalun indah
Kau pria yang sempura
Dambaan semua wanita
Diriku, si buruk rupa
ini
Tak pantas tuk
bersanding denganmu
Sang pangeran rupawan
***
Ku gumamkan bait-bait lagu tuk menemani kesendiranku,
berjalan dimalam hari seperti saat ini adalah suatu hal yang tak seharusnya
seorang wanita seperti lakukan. Namun apalah daya, mau tak mau. Aku harus
melakukannya setiap malam untuk menghidupiku di kota besar ini tanpa orang tua
yang akan membiayai keperluanku.
Aku harus bekerja setiap malam sebagai pelayan di sebuah
cafe dan kuliah di pagi hari tanpa mengenal lelah, walau terkadang perasaan itu
menghampiriku dan membuatku jenuh. Aku harus selalu berusaha tegar hidup
sebatang kara seperti ini. kembali ku fokuskan nyanyianku mengalunkan bait demi
bait musik yang bersenandung indah melalui ear phoneku.
Bayangan beberapa orang terlihat dari sinar lampu jalanan,
mereka berjalan mendekatiku dengan tawa mengerikan mereka. Ku percepat
langkahku dengan sedikit berlari untuk menghindari mereka yang ku rasa
memilliki niat buruk terhadapku.
“ heiii, pelan-pelan saja cewek cantik. Jangan terburu-buru
seperti itu “ ujar salah satu dari mereka dan yang lainnya tertawa yang
membuatku bergidik ngeri. Lalu salah satu dari mereka menggenggam tanganku yang
membuatku terhenti seketika saat itu juga.
“ lepaskan “ aku berusaha menarik tanganku kuat namun apalah
daya kekuatan seorang wanita sepertiku melawan seorang pria dewasa seperti
mereka. “ hahaha, ayo lah bersenang-senang bersama kami. Jangan seperti itu “
“ lepaskan aku, bila kamu tak melepaskannya. Aku akan
berteriak sekarang juga “ ujarku mengancam mereka. “ berteriaklah sepuasmu, tak
akan ada yang akan menyelamatkanmu “ seorang pria mengusap wajahku yang
membuatku merasa jijik akan sentuhannya terhadap tubuhku.
“ TOLOOOONNNNGGG ..... “ aku berteriak dengan kerasnya dan
mencoba memukuli mereka yang memegang-megang tubuhku.melihatku yang mencoba
melawan, seketika mereka semua yang ternyata sekitar 5 orang mengerubungiku
seketika. Ada yang mencoba membuka bajuku, melepaskan sepatuku dan juga ada
yang mencoba menciumku.
Namun tanpa ku sadari, salah satu dari mereka terjatuh
seketika. Aku yang merasa tak melakukannya merasa bingung, sedangkan 4 orang
lainnya melihat seseorang yang berdiri dengan gagahnya tak jauh dari kami itu.
“ lepaskan dia atau kalian akan merasakan akibatnya “ ujar pria itu dingin dan
juga tegas yang seakan mengintimidasiku seketika.
“ kau lah yang akan merasakan akibatnya bila mengganggu kami
“ mereka lalu menyerang pria dingin itu secara bersamaan, tetapi dengan
lincahnya pria dingin itu menghindari setiap pukulan yang tertuju padanya
dengan sangat lihai. Pukulan demi pukulan pun dia berikan kepada orang-orang
yang menggangguku itu.
Aku hanya dapat terdiam menatap setiap aksinya yang begitu
mengagumkan, tak lama pria dingin itu berhasil melumpuhkan orang-orang itu
tanpa meninggalkan luka di sekujur tubuhnya. “ hei, apakah kau tak apa-apa ? “
pria dingin itu mengulurkan tangannya kepadaku yang sejak tadi hanya diam
terduduk saja.
“ y-ya, aku tak apa-apa. Terima kasih sudah menyelamatkanku
“ aku tersenyum kepadanya, wajahnya yang tampan. Bibir merah dan juga matanya
yang indah adalah bagian terindah dari wajahnya itu.
“ lain kali, berhati-hatilah “ dia lalu melangkah pergi
dengan tegasnya dan hilang dari pandanganku di telan kegelapan malam.
***
Pagi ini, ada jam mata kuliah kesukaanku dan selalu ku
tunggu-tunggu hari ini. walaupun jujur dosen yang mengajarku itu sudah sangat
tua dan namun itu bukanlah masalah bagiku. Asalkan dia mengajari apa yang
seharusnya ku dapatkan dengan benar, itu bukanlah masalah. Lagi pula dosen itu
bagitu baik dalam mengajar dan aku menyukai cara mengajarnya yah, bukan
orangnya -.- .
Seorang pria muncul dari balik pintu dan melangkah pasti
menuju meja dosen ‘ bukankan dia orang yang semalam menyelamatkanku ? tapi aku
tak begitu yakin tentang hal itu ‘ . dia meletakkan tas di punggungnya “
perkenalkan nama saya lion novrian, saya disini menggantikan pak bayu mengajar
kalian semua “ suaranya sama persis seperti orang yang semalam menyelamatkanku.
‘ jadi, dugaanku benar. Dia lah orang yang menyelamatkanku ‘ .
Para wanita di kelas begitu bahagia mendengar apa yang
dikatakan oleh pak lion. Mereka seakan bangkit dari kematiannya selama ini,
wajah mereka berseri-seri memandangi dosen pengganti itu. sejujurnya dalam hati
aku sama seperti mereka, tetapi aku masih dapat menahannya dengan raut wajah
yang biasa saja tidak berlebihan seperti mereka.
...
Maaf setelah sekian lama baru
bisa update
Mood untuk menulis lagi gak
dapat
Jadi yah beginilah
Aku harap kalian menyukainya
Terima kasih sudah membaca
Yuki neko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar