Saat aku menerima cintanya roni, seseorang muncul di antara
kami berdua. Aku terkejut melihat orang itu yang ternyata yoga, yoga langsung
menghampiriku “ hes lebih baik kita putus aja, dari pada aku di permainkan sama
kamu seperti ini “ yoga dengan wajah tenangnya namun terlihat wajah marah dan
kekesalannya terhadap aku, sesekali dia juga melihat roni dengan tatapan tajam
seperti ingin membunuhnya. “ maafin aku yoga, tolong jangan lakukan ini “ aku
memegang tangannya sambil memohon maaf atas perbuatanku. “ sudah terlambat hes
dan ron selamat yah “ yoga memegang pundak roni yang dari tadi hanya diam, lalu
ia pergi meninggalkan kami berdua.
Saat di kelas yoga hanya diam dengan tatapan yang masih sama
sejak tadi yaitu tatapan tenangnya namun terlihat marah bila di perhatikan
dengan teliti. Yoga pun menjaga jarak denganku sejak tadi, tak mengatakan
sepatah katapun kepadaku. Aku hanya bisa menunduk menerima apa yang telah aku
perbuat kepadanya, yah aku telah menyakiti hati yoga. Salah satu orang yang aku
cintai saat ini sekaligus orang yang juga mencintaiku dengan tulus. Tanpa
melihat keadaanku yang hanya cewek biasa, tidak sepertinya yang begitu populer
di sekolah. Betapa bodohnya diriku, mengapa aku bisa melakukan tindakan sebodoh
itu kataku dalam hati.
Sudah 2 hari yoga mengikuti lomba cerdas cermatnya, sejak
saat itu aku terus berusaha mengirimnya pesan permohonan maafku pada yoga.
Namun sama sekali tak ada yang di balas olehnya, aku merasa gelisah dan juga
marah kepada diriku sendiri. Di tambah lagi, roni sejak kejadian itu mulai
menjauhiku secara perlahan-lahan dan kembali ke sifat roni sebelumnya. Sekarang
aku sedang duduk di tempat yang dulu sempat menjadi tempat favoritku di sekolah
namun kini menjadi tempat yang paling aku benci di sekolah. Di sinilah aku
sekarang walau aku membencinya tapi tempat inilah satu-satunya tempat yang
paling tenang bagiku menenangkan pikiran.
Kejadian itu kembali berputar di dalam kepalaku, aku yang
mengingatnya mulai kembali meneteskan air mata. Ketika aku mengingatnya selalu
saja aku menangis seperti saat ini, namun apalah dayaku. Semua ini memang
adalah salahku dan harus menerima apa yang terjadi.
Hari ini yoga pulang dari lomba yang di ikutinya, yoga meraih
juara pertama dan membawa piala untuk sekolah. Aku tersenyum bangga ketika yoga
di panggil ketika oleh kepala sekolah ketika upacara berlangsung tadi, di
sambut oleh gemuruh siswa siswi yang bertepuk tangan. Tapi ada satu orang yang
hanya diam dan menatap yoga dengan tajam dengan penuh kebencian, ya dia adalah
roni. Sudah beberapa hari yang lalu roni memutuskan hubungan kami dengan alasan
yang tak jelas, aku sih biasa aja karena memang sifatnya yang mulai berubah
sejak saat itu dan aku tak menangisinya sama sekali.
Yoga sampai sekarang masih duduk di sampingku dan dengan tatapan
yang masih sama kepadaku. Yoga tadi harus pergi keluar kelas karena di panggil
oleh pak hasan, namun sampai waktu istirahat ia juga tak juga kembali. Setelah
dari kantin tadi aku berniat pergi ke wc sebentar, namun aku meihat roni sedang
berbicara di hp dengan seseorang langsung aku bersembunyi di dekat dinding. “
ben, gimana sih rencana lo kok ga berhasil “ roni dengan nada yang agak marah,
di sekolah kami memang di perbolehkan membawa hp. Namun ketika belajar dilarang
menggunakannya. “ ya, rencana lo gagal. Yoga malah bersikap tenang dan gak
kacau seperti yang lo bilang. Malah dia juara pertama lagi, gue jadi kesel
banget, apalagi harus terpaksa deketin hesti buat jatuh yoga “ amarahku
memuncak ketika mendengar apa yang baru saja ku dengar, aku berlari ke arah
roni lalu menamparnya dengan keras. “ jadi lo manfaatin gue Cuma buat
ngejatuhin yoga doang ron “ bentakku kepadanya dengan amarah yang meluap-luap.
“ kalo iya memang ngapa “ roni dengan sombongnya mendekatiku. “ dasar pengecut,
Cuma bisa manfaatin orang aja kamu ron “ roni terlihat marah dengan ucapanku
tadi dan ingin memukulku, aku langsung menutup mataku tak ingin melihat apa
yang terjadi. Ku tunggu namun tangan itu tak juga mendarat di kulitku, ketika
aku membuka mata. Aku melihat yoga sedang menahan pukulan roni dengan tangannya. “ Jangan pernah
menyakiti cewek, walau hanya dengan ucapan “ yoga dengan tenangnya mengucapkan
hal itu.
Roni lalu pergi meninggalkan kami berdua, aku hanya dapat
menangis dan terus menangis. “ maafin aku yoga, maafin aku ... “ aku terus saja
meneteskan air mata. “ ya aku dah tahu kok kejadiannya gimana, ini juga bukan
salah kamu. Ini salah roni, sudah hes jangan nangis terus “ yoga memelukku dan membiarkan wajahku
tertutup dalam dekapannya. “ maafin aku yoga “ kata itu terus saja ku katakan
kepadanya. “ sudah lah hes jangan nangis terus, kamu gak cantik tau kalau
nangis terus kayak gini “ yoga menatapku dengan penuh perhatian dan memelukku
lagi.
Aku saat ini sedang berada di rumah untuk menjaga ronan
karena mama sama papa ada acara dan harus pulang agak malam jadi tak membawa
ronan, namun aku tidak hanya berdua dengan ronan. Aku juga bersama yoga
pacarku. Ya, aku dan yoga balikan lagi setelah tahu kejadian yang di perbuat
oleh roni. Yoga juga semakin baik dan menjaga aku dengan lebih perhatian lagi,
mungkin ia takut kejadian yang sama terjadi lagi kepada kami.
Ketika yoga sampai rumahku pun ia terlebih dahulu mengobrol
denganku sebelum bermain dengan ronan yang saat ini sedang berlangsung di
depanku. Mereka tertawa dengan cerianya karena memang sudah lama tidak bertemu,
aku hanya dapat tersenyum dengan tingkah yoga yang terkadang terlalu
kekanak-kanakan ketika bermain dengan ronan. Kini aku harus lebih bersyukur
memiliki yoga karena dia selalu perhatian kepadaku dan tak akan ada pria lain
yang seperti dirinya yang begitu baiknya kepadaku. Aku lalu bermain dengan
mereka setelah selesai dengan merajutku dan kami tertawa bersama sepanjang hari
tanpa memikirkan beban yang akan kami tanggung ke depannya.
akhirnya selesai juga ceritanya
semoga kalian menyukainya yah
terima kasih atas kunjungannya
nantikan cerita yang lainnya yah :)