/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Minggu, 28 Februari 2016

Mr.flower chapter 2

Mr. Flower
Chapter 2 : bunga anggrek ( perjuangan )



Melodi POV

          Aku setiap hari belajar dan terus belajar namun tak pernah membuahkan hasil seperti yang ku harapkan atas segala usaha yang telah ku perbuat. Terutama nilai matematikaku yang hampir tak pernah tuntas, hanya beberapa kali saja aku mendapatkan nilai yang cukup bagus. Itu pun karena bantuan dari temanku.

          Seberapa keras ku berusaha, tak pernah dapat ku menggapainya dengan usahaku sendiri. Akankah ku dapat melakukannya ? , hal itu terus terngiang didalam pikiranku. Mengapa aku tak dapat seperti jerry yang selalu mendapatkan nilai yang bagus ? . Padahal aku telah belajar sepertinya, tiada hari tanpa membaca buku tapi beginilah hasilnya.

          Ku duduk disebuah kursi taman dengan raut wajah yang sangat lesu, ku pandangi terus selembar kertas yang membuatku seperti ini. tertulis angka 68 besar di pojok kanan atas lembar ujianku itu, betapa kesalnya diriku memandangi kertas ini. jika tidak ada perintah dari bu risa yang merupakan guru matematikaku untuk ditanda tangani oleh orang tua dan dikumpulkan besok. Aku pasti sudah memotongnya menjadi bagian yang kecil-kecil lalu aku buang ke tempat sampah, tetapi sayang kertas ini harus ku kumpulkan besok.

          Jika tidak, aku pasti mendapatkan hukuman dari guru killer itu dengan hukumannya yang aneh-aneh dan sama sekali tak ada hubungannya dengan matematika. Seperti yang dialami oleh joko teman sekelasku yang terkenal sebagai murid yang nakal, dia mendapatkan hukuman membawa 5  tanaman hias dengan jenis yang berbeda didalam sebuah pot. Namun karena joko membawanya dengan jenis tanaman yang sama, joko harus menyapu membersihkan wc selama seminggu penuh.Yah, guru itu memang terkenal aneh di sekolah dan juga killer dengan suaranya yang besar dan tatapan matanya yang seperti seorang pembunuh berdarah dingin.

          Suara serak dan agak besar khas seorang pria menyadarkanku dari beban pikiran yang melanda otakku saat ini, “ hai, melamun aja “ sapanya yang telah duduk tepat di kursi kosong yang berasa didepanku.

“ e... e ... hai “ balasku agak gugup

“ kamu yang kemarin, pagi-pagi sekali membeli pupuk itu kan ? “ ujarnya yang agak ragu, mencoba memastikan hal itu

“ iya, aku yang kemarin membeli pupuk di toko abang dan abang yang lalu memberi aku setangkai bunga tulip warna orange “

“ ternyata benar dugaanku, kamu gadis yang kemarin itu. oh ya tadi kenapa melamun di siang hari seperti ini ? “ abang itu menatapku dengan tatapan yang serius seolah-olah hanya aku yang menarik perhatiannya saat ini dan ini membuatku blushing seketika.

“ E-enggak kenapa-napa kok” ujarku gugup dengan wajah yang ku yakini telah merona dengan merahnya.

“ ayo jangan bohong deh, kamu ketahuan loh kalau bohong. “ ujarnya yang membuatku semakin gugup saja. Lalu aku memandang ke arah lain agar wajahku yang semakin memerah, tidak dilihat olehnya.

“ jadi karena masalah ini, kamu melamun yah “ refleks aku langsung melihat ke arahnya dan abang itu sedang memandangi kertas ujianku.

“ eh bang kembalikan, besok aku harus segera kembalika kertas itu ke bu risa. Kalau gak nanti aku bisa kena hukumannya yang aneh-aneh itu “ aku langsung mengambil kertas yang dipegangnya itu, untung saja kertasnya tidak sobek saat aku menariknya tadi.

“ nilai kamu lumayan bagus kok, bahkan nilai aku dulu pernah lebih rendah dari pada itu. makanya aku paling tidak menyukai pelajaran matematika “ ujarnya sambil menatapku.

“ ehmm itu kan abang. Kalau aku ingin nilai matematika aku bagus karena hanya pelajaran matematika aja yang sering gak tuntas dan kalau tuntas pun pasti karena dikasih tau sama kawan “ aku menunduk menatapi kertas ujianku itu.

“ kamu kalau benar-benar ingin nilai matematikamu bagus, maka harus berjuang seperti bunga anggrek “ aku langsung menatapnya, bunga anggrek. Sekarang filosofi tentang bunga anggrek, apa sih maksudnya ?



“ anggrek ? , memang kenapa dengan bunga anggrek bang ? “ tanyaku bingung saat dia mengatakannya tadi.

“ anggrek itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunjukkan kecantikan mahkotanya, bunganya pun sangat cantik dan juga awet. Walaupun proses mekarnya membutuhkan waktu yang lama sih “ abang ini menjelaskan mengenai filosofi dari bunga anggrek, ternyata ada juga yah filosofinya tapi apa hubungannya dengan masalah aku ?

“ ehmm ... tapi bang, apa hubungannya dengan masalah yang aku alami saat ini dan filosofi dari bunga anggrek ? “ tanyaku bingung mengenai kedua hal itu.

“ hadehh -.- , jadi artinya itu menuju sebuah keindahan itu bukanlah hal yang mudah. Kita memerlukan perjungan dan kesabaran untuk mencapai keinginan kita itu karena untuk mencapai subuah keinginan itu tidaklah semudah yang kamu bayangkan. Maka dari itu, bunga anggrek melambangkan sebuah perjuangan “ abang ini, menjelaskan dengan sangat jelas sehingga membuatku mengerti maksudnya.

“ tapi bang, aku telah berjuang dengan sangat keras dan juga sudah bersabar namun hasil tak begitu memuaskan “ aku menundukkan wajahku karena percuma saja karena nilai matematikaku tak akan pernah bisa tinggi dengan usahaku sendiri.

“ kamu gak boleh murung terus seperti itu, kita memang memiliki batas kemampuan masing-masing. Karena setiap manusia pasti ada sebuah kelemahan dan tidak ada yang sempurna, jika kamu ingin nilai matematika kamu bagus. Gunakanlah rumus-rumus yang cepat dan singkat sehingga kemungkinan kamu mendapat nilai yang bagus itu cukup tinggi “ abang ini mengusap rambutku pelan dan membuatku langsung blushing seketika karena perbuatannya.

“ uhmm aku akan mengikuti saran abang “ aku menganggukkan kepalaku pelan karena tangan masih berada dikepalaku

“ iya, nanti abang pinjamkan buku-buku abang untuk kamu. Oh ya nama kamu siapa ? , dah lama ngobrol tapi belum pernah berkenalan “ abang ini menjulurkan tangannya untuk berjabat dengan tanganku

“ aku Melodi, Melodi Triani. Kalau abang ? “

“ Alexi hanabi, panggil aja Alexi atau Alex. Gak usah panggil abang lagi yah, terasa tua kayaknya hahaha “ bang Alex tertawa renyah

“ uhmm, bang Alex aja yah ? “ tawarku karena aku merasa gak sopan bila memanggil nama orang yang lebih tua hanya dengan menyebut namanya saja

“ ya baiklah “ bang Alex mengangguk.


Alexi POV

“ hai ma, aku bawain strawberry cake kesukaan mama “ aku meletakkan cake itu di atas meja lalu memeluk mama yang sedang membaca majalah.

“ ehh ... anak mama tumben beliin cake untuk mama, kamu lagi senang yah ? . senyum-senyum terus 

“ mama mengelus rambutku pelan namun terasa kehangat seorang ibu dari tangannya.

“ ya ma, aku tadi ketemu lagi sama gadis yang aku ceritain kemarin. Usianya mungkin sama seperti Jerry “ ujarku yang masih nyaman memeluk mama.

“ eh apa nih bg, bawa-bawa nama aku ? “ baru ngomong namanya sekali, orangnya sudah langsung datang. Jerry langsung duduk di kursi didepanku dan membuka kotak yang membungkus strawberry cake mama.

“ asal makan aja kamu, jer. Bukannya tanya dulu, punya siapa tuh cake. Langsung nyosor aja “ ujarku kesal dengan tingkah adikku ini

“ uhm ini cake punya siapa ?.  Punya mama jer. Boleh aku makan ma ? . makan aja, tapi jangan dihabisin mama juga mau  “ ujarnya yang langsung membuat selalu kesal dengan tingkahnya yang seperti itu, dia yang bertanya lalu dia menjawabnya sendiri.

“ dasar kamu tuh, karena terlalu jenius jadi agak aneh kan kamu hahaha “

“ iya lah terserah, sekarang aku mau menikmati cake ini “ Jerry masih menikmati straberry cake itu.
Itulah adikku Jerry Hana, orang yang menyebalkan tapi sangat enak ketika mengobrol dengannya walau terkadang keanehannya itu suka kumat. Mungkin karena dia itu terlalu jenius sehingga dia seperti itu. tapi aku tak ingin memikirkannya, karena aku sangat senang sekali kali ini.

          Melodi Triana nama yang begitu indah, seindah paras cantiknya. Akhirnya aku mengetahui namanya setalah pertemuan kedua kami hari ini. Aku ingin memilikinya, aku ingin menjadi kekasihnya, aku ingin dia menciantaiku karena aku telah terkena panah asmara dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Melodi ketika di toko saat itu.


Haiii
Kali ini alexi
Memfilosofikan tentang bunga anggrek
Semoga kalian menyukai chapter ini
Yuki berharap begitu hahaha
Jangan lupa commentnya

Bye bye
Yuki neko


Rabu, 17 Februari 2016

Mr. Flower chapter 1

Mr. Flower

Chapter 1 : Tulip Orange ( Semangat )




Alexi  POV

         Tidak ada sesuatu yang indah selain bunga, bunga adalah bagian terpenting dalam hidupku. Keindahaannya yang sempurna ialah saat ia mekar dengan sempurna, menunjukkan kepada dunia kecantikan sesungguhnya yang ia miliki. Beragam warna,bentuk,dan aroma yang mereka ciptakan selalu membuatku terpanah akan kecantikan mereka.
         Alexi Hanabi ,itulah namaku. Nama yang kumiliki tak hanya sekedar nama saja namun memiliki sebuah arti yang diberikan oleh kedua orang tuaku, Alexi yang berarti penjaga dan pelindung. Sedangkan Hana yang berarti bunga, diambil dari bahasa jepang. Jadi arti dari namaku adalah seseorang yang menjaga dan melindungi bunga dan aku memiliki sebuah toko bunga yang bernama Hana Beauty.

***

          Hari ini langit begitu cerahnya menyinari kota kecilku ini, sang mentari dengan sinarnya yang menghangatkan begitu nyaman kurasakan dan tidak menyengat kulitku. Bunga-bunga yang mekar merekah menyambut datangnya sinar dari sang mentari dengan sedikit kilauan-kilauan dari air yang baru saja ku berikan kepada mereka.

          Suara seseorang yang mengagetkanku yang tengah terbuai pagi hari yang cerah dan indah ini “ permisi, saya ingin membeli pupuk “ seorang gadis menggunakan seragam sekolah yang dikenakannya mengagetkanku. Dijam yang masih sepagi ini, sudah ada yang datang ke tokoku apalagi dia seorang siswa SMA, pasti ini salah satu hukuman yang diberika gurunya aku menduganya dalam hati

“ O-oh iya ada, mau pupuk apa ? “ tanyaku kepadanya yang tepat berdiri didepanku

“ E-eehmmm ... pupuk supaya tanaman cepat tumbuh ada ? “ gadis yang berparas cantik itu tampak gugup sambil memainkan roknya yang mulai tampak kusut.

“ ada kok, tunggu sebentar yah “ aku sedikit berlari menuju tempat dimana aku meletakkan pupuk yang sedang dicari oleh gadis itu.

“ ini pupuknya, satu saja kan ? “ tanyaku kepadanya

“ I-iya, berapa harganya bang ? “ ujarnya siap-siap membuka dompetnya yang berwarna biru dengan corak doraemon.

“ 15 ribu, tunggu yah saya ambil kantong plastiknya biar mudah bawanya “ gadis itu menyerahkan uangnya dan aku lalu pergi untuk mengambil kantong untuknya. Sebelum aku sampai ke tempat gadis itu, aku mengambil setangkai bunga yang saat ini tepat berada disamping kananku.

“ ini kantongnya dan ini bunga untuk kamu “ aku memberikan kantung itu kepadanya dan juga setangkai bunga yang ku ambil tadi

“ makasih bang tapi nanti nggak dimarah bosnya bila memberikanku percuma bunga ini “ ujarnya ragu menerima bunga itu, bunga tulip yang memiliki warna orange.

“ tidak apa-apa ambil saja, tak perlu takut saya pemilik toko ini kok “ ujarku jujur karena memang iya, toko ini adalah milikku.

“ M-mmm ...maaf, saya sudah salah menduga. Saya kira abang yang bekerja disini, sekali lagi saya minta maaf dan terima kasih atas bunganya “ dia tertunduk malu dan berbalik arah menjauh dariku.

“ tunggu dulu “ ujarku yang membuatnya berhenti berjalan dan berbalik ke arahku namun dia masih saja menunduk, mungkin dia masih merasa malu dan takut karena aku menghentikan langkahnya.

“ saya memberikan bunga itu karena memiliki sebuah arti dari bunga yang sedang kamu pegang itu “

“ A – A-arti ... ? “ ujarnya bingung dan tampak ragu dilihat dari raut wajahnya itu dan kini dia tak menunduk lagi dan menatapku bingung.



“ itu adalah bunga tulip berwarna orange dan arti dari bunga itu adalah hasrat, gairah dan energi. Saya memberikan bunga itu agar kamu memiliki hasrat yang besar untuk belajar dan juga harus memiliki energi untuk itu. jadi semangatlah ketika belajar “ aku sambil tersenyum melihat gadis cantik itu dan dia terlihat blushing dengan pipinya yang merona begitu merah.

“ T-terima kasih bang atas bunga dan juga semangatnya “ dia masih terlilhat malu dan dia langsung berbalik. Dia berjalan dengan cepatnya dengan mukanya yang blushing itu.

‘ haha lucu sekali gadis itu, padahal aku hanya memberinya setangkai bunga dan menjelaskan sebuah makanya sudah blushing seperti itu. apalagi ketika aku memberinya sebuah buket bunga dan makna dari setiap bunganya, mungkin dia akan langsung jatuh pingsan seketika hahaha “ ujarku dalam hati sambil tertawa sendiri mengingat kejadian yang belum lama itu dan pikiran anehku itu.

***

          Sang mentari tepat berada diatas kepalaku menunjukkan waktunya bagiku untuk makan siang, tetapi hari ini aku tak perlu untuk menutup tokoku dan mencari makan karena mama akan menghantarkan makan siang untukku.

“ hai sayang, ini mama bawain makan siang buat kamu sesuai janji mama “ ujarnya lalu menyerahkannya kepadaku.

“ wahhh ikan asem pedes kesukaan aku, makasih yah ma “ ujarku setelah membuka kotak yang berisi makan siangku itu.

“ iya sama-sama, ya sudah ayo dimakan makanannya. Mama mau minum, diluar panas. Mama haus jadinya “ mama pergi ke arah belakang ingin mengambil minuman didalam kulkas yang memang ku sediakan dibelakang.

“ mama, Alex juga mau. Ambilin yah “

“ iya “ jawab mama singkat.

“ yang lain sudah pada keluar yah, lex ? “ tanya mama kepadaku mengenai kedua pegawaiku yaitu Arya dan Rina

“ iya ma, tak lama mereka pergi. Mama datang “ ujarku setelah menelan makanan yang sebelumnya ada didalam mulutku.

“ oh “ balasnya singkat

***

Melodi  POV

          Ku genggam dan ku tatap setangkai bunga yang indah pemberian pria itu atau lebih enak aku memanggilnya abang saja karena wajahnya yang terlihat muda dan pasti usianya tak jauh dariku sekitar tiga atau empat tahun diatasku. Sedangkan usiaku saat ini sudah 18 tahun dan duduk dibangku SMA kelas 3.

          Namaku Melodi Triani dan teman-teman memanggilku melodi, aku hanyalah gadis SMA biasa. Tak pernah memiliki sebuah ketertarikan tertentu terhadap sesuatu hal kecuali mengenai musik, aku sangat suka mendengarkan melodi sebuah musik namun sayangnya aku sama sekali tak bisa memainkan alat musik ataupun menyanyikannya karena suaraku yang tak bagus sama sekali. Begitu aneh bukan tetapi itulah diriku.

“ Mel, bunga dari siapa tuh ? dari pacarnya yah ? “ Sekar mengagetkanku yang sedang termenung memandangi setangkai bunga yang ada dalam genggamanku ini, yang kalau tak salah dan kemungkinan benar abang itu bilang tadi nama bunga ini adalah tulip orange. Mungkin karena warnanya yang orange dan ku pikir masih banyak warna lainnya.

“ eh kamu membuat aku kaget, Sekar. Ehmm ini tadi aku dikasih seseorang “ aku menunduk malu karena teringat kejadian tadi pagi.

“ wahhh siapa tuh, pasti dari pacarnyakan ? . cie yang sudah punya pacar dan gak single lagi hahaha 
“  aku semakin blushing mendengar perkataan Sekar barusan.

“ E-eeeehhh ... siapa yang punya pacar, aku dikasih sama pemilik toko bunga tempat aku membeli pupuk tadi pagi “

“ eh masa sih, aku juga mau ah beli disana. Siapa tau dapat bunga gratis hahaha “ Sekar tertawa cukup keras sehingga membuat semua pasang mata yang ada di kelas menatap ke arah kami, untung saja sekarang jam istirahat jadi kelas tak begitu banyak diisi oleh para siswa/i .

“ yahh kamu ada maunya, tapi tadi kata abang itu bunga ini memiliki sebuah makna sehingga dia memberikan aku bunga ini. artinya yaitu hasrat, gairah dan energi “ ujarku sambil tersenyum menatap bunga itu dan mengingat kejadian saat abang itu mengatakannya.

“ hasrat ? gairah ? energi ? maksudnya apa sih Mel, aku gak ngerti deh ? “ raut wajahnya menunjukkan kebingungan yang sedang dialaminya saat ini dan itu membuatku tertawa pelan.

“ haha cari tau aja sendiri “ aku lalu meninggalkannya dan berjalan ke kantin untuk mengisi perut karena aku mulai merasa lapar dan Sekar memanggilku sepertinya dia penasaran dengan makna dari bunga ini. haha tapi aku tak akan memberitahunya

Haiii
Yuki kembali hadir
Dengan cerita terbaru
Yang berjudul Mr. Flower
Semoga kalian menyukainya

Jangan lupa commentnya yah
See you


YUKI NEKO 

Jumat, 12 Februari 2016

Epilog of sang penulis kisah

Epilog Of Sang Penulis Kisah

Let’s Start    >_< 




          Dia semakin menjauh, menjauh dan terus menjauh. Meninggalkanku disini sendiri yang hanya dapat memandanginya yang perlahan pergi meninggalkanku seorang diri. Senyuman diwajahnya semakin terlukis indah ketika dirinya semakin menjauh pergi.

          Yumi berlari dengan kencangnya menuju hamparan bunga yang berbagai jenis dan berbagai warna yang menghiasi daratan ini, ketika kami baru saja sampai disini yumi langsung keluar dari mobil dan menuju ke tempat itu. dia begitu saja meninggalkanku dan barang-barang piknik kami hari ini, jadi mau tak mau aku harus melakukan ini sendiri. Tetapi aku senang sekali melihatnya yang dapat tersenyum indah dan membuatnya bahagia dengan tempat yang telah aku tunjukkan ini.

“ Liam ayo ke sini, tempat ini indah sekali “ yumi, menari-nari di hamparan bunga itu.

“ iya nanti aja Yumi, ayo makan dulu. sudah waktunya makan siang, nanti kamu sakit yumi “ ujar Liam sambil berteriak cukup keras karena jarak yang cukup jauh memaksaku harus berteriak seperti itu agar dia mendengarnya.

***

“ Liam, dari mana kamu tau tempat yang begitu indah seperti ini ? “ ujar Yumi setelah menelan makanan yang sebelumnya sudah dikunyah olehnya.

“ ehmm ... aku tau tempat ini dari muridku di sekolah saat aku pertama kali datang ke tempat ini, aku merasa jatuh cinta dengan tempat yang indah dan mulai sejak saat itu aku sering mengunjungi tempat ini “ Liam menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon besar yang menaungi mereka saat ini, menghindari panasnya sang mentari disiang hari ini.

“ kalau telah lama tau tempat ini, mengapa baru mengajak aku ke tempat ini sekarang ? “ Yumi dengan raut wajah yang kesal sambil memajukan bibirnya.

“ itu karena kamu yang diajak selalu sibuk terus jawabnya jadi baru sekarang aku dapat mengajak kamu ke sini, Yumi “ Liam menatapnya sambil tersenyum tapi saat yumi mendengar perkataanku, yumi langsung tertunduk malu dengan wajah yang memerah.

          Aku mengangkat wajahnya yang menunduk karena hal tadi, ku usap lembut kedua pipinya dengan sayang. Entah siapa yang memulai kami perlahan mulai memajukan wajah kami saling mendekat dan terus mendekat.

“ Yumi ... “ ujar Liam lembut dan mata kami saling menatap, tak ada penghalang apapun diantara pandangan kami. Tatapan kami begitu dalam, menembus ruang terdalam dihati. Menempatkan rasa cinta dalam hati pasangannya untuk kami jaga dan merawatnya dengan penuh sayang.

          Bibirku dan Yumi mulai bersentuhan satu sama lain, begitu kenyal dan hangat bibir yumi yang menyentuh bibirku. Tak hanya saling bersentuhan, tak lama bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Menciptakan sebuah rasa yang begitu indah dan tak pernah dapat tuk terlukiskan hanya dengan sebuah kalimat tetapi perlu dijelaskan melalui sebuah tindakan.

          Sekarang tak lagi seperti dulu yang ada menghentikan kegiatan seperti yang sedang kami lakukan saat ini, disini hanya ada kami berdua dan tak ada siapapun lagi. Akhirnya, setelah cukup lama saling berpagutan. Bibir kami mulai saling menjauh membiarkan kami untuk menghirup udara dengan nafas yang masih tidak teratur.

“ Yumi ... “ aku mulai bangkit dari tempat ku sebelumnya setelah dapat mengatur nafasku.

“ E-eehhh ... ? “ Yumi dengan raut wajahnya yang bingung menatapku dan sambil memiringkan kepalanya.

          Aku mengulurkan tangan agar dia bangkit dari duduknya lalu mengambil sebuah kotak yang sebelumnya telah ku persiapkan. “ Yumi, will you merry me ? “ aku membuka kotak yang berlapis kain berwarna biru itu. terdapat sepasang cincin indah disana yang siap tuk disematkan di jari kami.
“ I do “ ujar Yumi singkat dengan penuh kepastian yang bisa terlihat dari raut wajahnya dan tidak ada keraguan yang dapat dilihat sama sekali dari tatapannya itu.

          Kami lalu memasukkan cincin-cincin itu ke jari kami ke tempat yang tepat, aku lalu memeluk tubuhnya erat. “ Yumi, terima kasih “ ujarku

“ iya, terima kasih juga Liam telah membuat hidupku menjadi indah “ ujar Yumi sambil menganggukkan kepalanya dalam dekapanku.

***

          5 tahun telah berlalu sejak, kejadian itu. saat dimana aku mengajaknya untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih dari sekedar pacaran namun ke tahap yang lebih serius yaitu sebuah ikatan pernikahan.

          Kehadiran seorang malaikat dalam kehidupan kami menambah indahnya hari-hari kami, paras cantiknya yang begitu mirip dengan ibunya dan senyumannya yang bisa meluluhkan jiwa itu pun diturunkan juga oleh Yumi. Viona Adhina Yuliana, sebuah nama indah yang kami berikan kepada putri kecil kami.

“ Viona, jangan mengganggu paman Reza. Ayo disini saja mainnya “ ujar Yumi di depan pintu ruangannya mencoba mengajak viona bermain di ruangan kerjanya agar tidak mengganggu karyawannya yang sedang bekerja.

“ ahhh tak mau ma, disitu tak ada kawan mainnya. Kalau disinikan ada paman Reza, tante Ria, dan tante Mia. “ ujar Viona menggelengkan kepalanya dan masih bermain didekat meja kasir.

“ sudah nyonya nggak apa-apa, kami nggak merasa terganggu kok. Kami juga bisa sekaligus menjaga Viona karena nyonya pasti sedang sibuk “ ujar Ria yang dianggukkan oleh teman-temannya yang lain.

Kringgg ...

          Bunyi sebuah bel yang belum lama ini ku pasang didekat pintu masuk sehingga jika ada yang masuk, kami dapat mengetahuinya. “ papa ... “ Viona yang sebelumnya bermain dengan Reza,Ria, dan Mia. Berlari ke arah Liam yang baru saja pulang dari mengajarnya di sekolah.

“ hai, putri cantik papa. Apakah hari ini Viona berbuat nakal ? “ ujar Liam setelah menggendong Viona dan mereka perlahan berjalan ke arah Yumi yang berdiri didekat pintu ruangannya. “ enggak kok, Viona tak nakal “ ujar Viona sambil tersenyum.

“ kalau begitu, papa punya hadiah untuk Viona “ aku menurunkan Viona di sofa setelah masuk ke ruangan kerja yumi dan mulai mencari sebuah hadiah yang telah ku beli sebelumnya dari dalam tas.
Ketika hadian itu mulai terlihat oleh Viona ...

“ wahhh ...  boneka kucing “ ujar Viona senang dan langsung mengambil boneka itu setelah ku berikan kepadanya.

“ Viona suka hadiah papa ? “ tanya Liam menatap viona yang mulai asik bermain dengan bonekanya

“ iya, Viona suka. Makasih papa “ ujar Viona lalu memelukku.

“ mama, lihat. Boneka kucingnya lucu, Viona mau menunjukkannya sama paman dan tante “ Viona lalu berjalan keluar dari ruangan ini.

“ Yumi, aku juga punya hadiah untuk kamu “ ujar Liam

“ apa itu ? “ Yumi terlihat senang karena ingin diberikan hadiah oleh suaminya itu.

          Liam dengan cepat berjalan dengan cepat lalu memeluk Yumi erat tetapi tidak membuat istrinya itu merasa kesakitan dengan pelukannya itu. Yumi bahkan balas memeluknya karena pelukan itu seperti menyalurkan semua perasaan yang sedang mereka alami tanpat perlu dikatakan dengan kata-kata karena hanya dengan pelukan saja mereka dapat mengerti apa yang sedang pasangannya itu rasakan.

          Liam lalu mendekatkan bibirnya menuju telinga Yumi dan dia berbisik pelan “ akulah hadiah kamu, yumi “ ujar Liam pelan. Yumi mendengar itu langsung tersenyum malu “ Liam, kamu juga merupakan hadiah terindah yang pernah aku dapatkan. Yumi semakin mempererat pelukannya pada tubuh suaminya itu.

           Mereka hidup dengan cara mereka sendiri menjalaninya, menjalani hari-hari dengan semampu mereka agar terus tersenyum dan menjalaninya dengan kebahagiaan. Di dekat jendela ruangan kerja itu, telah hidup cukup lama sebuah tanaman yang telah membesar dan saat ini sedang berbunga dengan indahnya.

          Dulu Yumi yang penuh keraguan dalam merawat bunga kecil itu, tetapi sekarang tanaman itu telah tumbuh besar dan berbunga dengan indahnya menunjukkan kecantikan yang dimiliki olehnya. Yumi terus merawatnya dengan penuh kasih sayang dan kepedulian, dia tak hanya seorang diri merawat tanaman itu.

          Liam juga membantu yumi dalam merawatnya, mereka bersama merawat tanaman itu seperti merawat cinta didalam hati mereka masing-masing. Semakin membesar dan terus membesar, hingga membuat hati mereka tak mampu lagi menampung perasaan cinta diantara mereka yang terus tumbuh itu.  sehingga mereka menunjukkannya kepada dunia dan membagikan kebahagiaan yang mereka alami.

“ Manusia bukanlah sebuah robot yang hanya diperintah saja. Tetapi kita adalah makhluk yang tuhan ciptakan dengan berbagai perasaan yang bisa kita rasakan dengan hati ini. Janganlah kau menyerah dengan hidupmu , karena tuhan memiliki rencana yang indah untukmu kelak “  - yuliam adhimas yudha.

Haiii all
Ini adalah akhir dari cerita
Sang penulis kisah
Terima kasih sudah membaca cerita ini
Nantikan cerita yuki selanjutnya
Jangan lupa commentnya yah

Sayonara minna-san
Bye bye


Andri yuki

Kamis, 04 Februari 2016

Sang Penulis Kisah chapter 4 ( end )

Sang Penulis Kisah

Chapter 4 : Akhir Dari Segalanya



          Sesuai janjiku kepada ibu, hari ini aku akan membelikannya kue dari toko milik yumi untuknya. Tetapi sebelum itu aku harus menjalani hari senin di sekolah dengan malasnya, walau aku tak lagi menjadi seorang siswa yang paling malas bertemu dengan namanya hari senin namun aku tetap saja tak menyukai hari senin.

          Dengan suasana yang mana harus ada pidato yang menyebalkan dan aku paling malas mendengarkannya sehingga sering kali aku berada didekat barisan para siswa yang dinaungi oleh pohon. Suasana pohon yang dingin membuatku merasa nyaman di tempat itu, setelah itu pula aku harus mengajar siswa tanpa ada jam kosong kecuali jam istirahat dari pagi hingga pulang sekolah nantinya.

          Tetapi mengingat hari ini aku akan bertemu dengan yumi ada perasaan senang didalam diriku, seperti ada kumpulan kupu-kupu yang siap merobek dadaku dan terbang keluar dari tubuh ini. Perasaan itu sering kali ku rasakan saat bersama dengannya, eh... Bukan sering melainkan selalu seperti itu dan tidak hanya saat bertemu secara langsung saja namun saat mengobrol melalu media sosial pun aku merasa seperti itu.

          Itu memang perkataan yang lebay yang keluar dari diriku, tetapi itulah yang sesungguhnya yang ku rasakan kepada yumi. Yumi, hanya wanita itulah yang hanya bisa melakukan hal ini kepadaku. Walau aku belum mengatahui pasti bahwa yumi menyukaiku tapi aku yakin dia juga memiliki rasa yang sama denganku.

***

          Akhirnya waktu mengajar pun selesai dan sekarang aku dalam perjalanan menuju toko kue milik yumi, saat aku memarkirkan kendaraanku. Ku lihat terjadi sedikit keributan di depan toko, terlihat yumi seperti ditarik paksa oleh seorang pria yang tak ku kenal dan yumi tampak tak senang diperlakukan seperti itu. Raut wajahnya pun terlihat marah dan terlihat senyuman yang selalu menghiasi paras cantiknya.

          “ kamu mau ngapain sih, tarik-tarik tangan aku “ yumi berusaha melepaskan genggaman pria itu pada tangannya, namun dia tak juga berhasil karena tenaganya tak cukup untuk melakukan hal itu.

“ kamu harus ikut aku yumi dan aku akan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat itu “ pria itu terlihat memohon, agar yumi dapat mengerti .

“ kamu mau jelasin apa lagi tian, aku dah capek sama kamu dan kita sudah putus. Kita tak ada hubungan lagi mulai saat itu, mengerti “ yumi masih mencoba melepaskan tangannya yang terihat semakin sakit karena dicengkram lebih kuat lagi oleh pria itu.

          Aku yang sejak tadi hanya melihat sudah tak dapat lagi menahan emosiku, dimana yumi sebagai orang yang ku suka harus diperlakukan seperti itu dan disakiti olehnya. Aku saat berada dekat mereka langsung melepaskan tangan pria itu dan melindungi yumi didekatku.

“ kamu siapa ? Berani-beraninya gangguin urusan orang lain “ pria itu yang baru ku ketahui tadi adalah mantannya yumi, dia terlihat semakin marah saat aku melakukan hal tadi.

“ A-aku ... “ belum selesai aku berbicara, yumi memotong kalimatku

“ DIA PACAR AKU, jadi jangan lagi kamu gangguin aku tian. Tak ada lagi yang perlu kita omongin lagi, semua sudah SELESAI !!! “  yumii langsung menarik tanganku untuk masuk ke dalam toko, aku sangat terkejut saat yumi mengatakan hal itu. Bahwa aku adalah pacarnya, walau dalam hati aku merasa teramat sangat senang sekali

          Tetapi belum sempat kami masuk, tian langsung menarik tangan yumi. “ yumi aku bisa jelasin yang sebenarnya dan aku lebih baik dari pada ... “ yumi memotong perkataan tian, tadi perkataanku yang dipotongnya dan sekarang tian. Sepertinya yumi hobi sekali melakukan hal itu saat dia sedang marah -.-

“ kamu gak lebih baik dari liam, kamu jauh lebih buruk tian. Kamu juga gak perlu jelasin apapun karena aku sudah tau semua kejadiannya dan sebaiknya kamu pergi dari sini, kembalilah ke cewek-cewek kami itu dan jangan pernah lagi mengusik hidup aku. Atau aku akan melaporkanmu ke polisi karena sudah mengusik hidup aku “ yumi dengan wajah yang sangat marah, kali ini yumi menarikku dan tak lagi yang ada menghentikan kami masuk ke dalam toko karena tian kali ini hanya dapat berdiri mematung di depan toko.

          Saat kami berada didalam ruangan kerja milik yumi, dia mulai menangis. Aku yang melihat itu, refleks langsung memeluknya dan membuatnya menangis dalam pelukanku. “ yumi menangislah, menangislah hingga kamu merasa lebih baik. Aku akan selalu ada untuk kamu, walau disaat kamu terburuk sekali pun “ aku mengelus rambutnya agar menenangkan dirinya.

          Saat tangisannya telah berhenti aku langsung melepaskan pelukanku dan menatap wajahnya yang masih terlihat sedih dengan mata merahnya “ bagaimana sudah lebih baik ? “ aku mengelus wajahnya lembut dari kening hingga turun ke dagunya.

          Yumi mengangguk pertanda dia agak lebih baik dari sebelumnya, “ terima kasih liam “

“ tak masalah yumi, aku akan selalu ada untukmu “ aku sambil tersenyum mengelus rambutnya pelan dan memperbaiki rambutnya yang agak terlihat berantakan.

“ ehm ... Soal tadi, tian hanyalah mantanku. Aku tak lagi menyukainya bahkan aku sekarang membencinya yang hanya mempermainkan wanita “ ujar yumi dan membuatku berpikir, untuk apa yumi mengatakan hal itu. Apalagi sambil menundukkan wajahnya seperti itu dan terlihat dia agak malu mengatakannya.

‘ mungkinkah ... Mungkinkan yumi juga menyukaiku, sehingga dia mengatakan hal itu ‘ ujarku dalam hati sambil menduga-duga yang terjadi sebenarnya

“ L-li ... Liam ... “ ujar yumi menggantungkan perkataannya

“ ehmm ...  Ya, kenapa yumi “ balasku menanggapi panggilannya

“ liam, aku ... S-suka ... S-s-s-sama kamu. Maukah kamu menjadi kekasihku ? “ yumi sambil menunduk malu tak berani menatapku. Jujur saat aku mendengarnya, aku senang sekali mendengar hal itu. Ternyata yumi juga memiliki perasaan yang sama sepertiku tetapi ini salah karena seharusnya ...

“ yumi ... “ yumi langsung menatapku saat aku memanggil namanya

“ maaf yumi, aku ... Aku tak bisa karena ... “ belum sempat aku mengakhiri perkataanku, yumi tiba-tiba saja langsung tertawa entah kenapa ?

“ hahaha tak perlu minta maaf liam bila kamu tak mau ... “ yumi memaksa dirinya tertawa dan juga tersenyum yang dia pakasakan, tapi sebelum dia mengakhiri perkataannya. Aku langsung menutup mulutnya menggunakan salah satu jariku, menandakan untuknya diam.

“ yumi, bisakah kamu mendengarkanku hingga selesai berbicara. Aku minta maaf karena, tidak seharusnya kamu yang mengatakan hal itu karena seharusnya. Aku lah yang mengatakannya kepadamu. Yumi, maukah kamu menjadi kekasihku ? “ yumi terlihat terkejut dengan perkataankku itu sedangkan aku hanya tersenyum melihat hal itu.

“ A-aku ... “ aku kembali menggunakan jariku untuk menyuruhnya diam

“ aku sudah tau jawabannya yumi. Kamu tak perlu mengatakannya “ aku langsung mendekapnya kedalam pelukanku, kali ini pelukannya terasa berbeda dari yang tadi saat aku memeluk yumi. Bila tadi aku merasakan kesedihan yang emndalam yang yumi rasakan tetapi sekarang terasa sebuah kebahagiaan yang teramat sangat yang aku dapat rasakan.

          Setelah kami melepaskan pelukan itu, kami lalu saling menatap wajah satu sama lain dan kami saling memanggil nama kami satu sama lain “ yumi ... “ . “ liam ... “

          Tanpa sadar, wajah kami saling mendekat secara perlahan-lahan. Hingga kedua bibir kami saling menyatu dan berpagutan satu sama lain, bibir kenyal yumi terasa hangat saat bersentuhan dengan bibirku. Tanpa sadar aku menjulurkan lidahku untuk bertemu dengan lidahnya saat bibir yumi terbuka secara tiba-tiba. Tetapi sebelum lidah kami saling bertemu,  pintu ruangan yumi tiba-tiba saja terbuka .



“ bos ... “ suara pegawai yumi yang memakai pakaian pelayan langsung menghentikan kegiatan kami itu dan kami langsung tertunduk malu. Sedangkan aku menggaruk tengkukku yang tak gatal sama sekali.

“ maaf nyonya  ... “ pegawai yumi yang ingin menutup pintu itu kembali, langsung dicegah oleh yumi

“ tunggu dulu, ada apa rik kamu memanggil saya ? “ ujar yumi sebelum riki menutup pintu itu.

“ ehm ... Di dapur sedang banyak pesanan dan membutuhkan bantuan nyonya. Saya permisi dulu “ riki lalu menutup pintu itu, suasana sekarang menjadi hening. Hingga yumi mulai angkat suara

“ ehmm ... Aku ke dapur dulu yah. Ada banyak pesanan, kamu bisa menunggu bila ingin “ ujar yumi ditengah suasana yang awkward ini.

“  iya, aku akan menunggu dan akan setia menunggu. Lagi pula, ibu juga ingin mencicipi kue buatanmu itu. Jadi aku ingin beberapa kue untuknya “ balasku

“ ehm ... Baiklah tunggu sebentar yah, aku tak akan lama. “ yumi lalu pergi dari ruangan ini, melalui pintu itu yang seakan menelannya dari pandangan mataku.

          Mengingat kejadian tadi, aku senyum-senyum sendiri. Mengingat setiap detail kejadian itu, aku bahagia sekali. Ternyata yumi juga mencintaiku dan aku tak lagi khawatir memikirkan bahwa yumi tak memiliki perasaan yang sama sepertiku karena aku sudah mengetahui perasaanya kepadaku.
Inilah saat terindah dalam hidupku dan akan selalu ku kenang dalam hidupku, pertama kalinya ku rasakan sebuah kebahagiaan yang mendalam dan pertama kalinya aku merasakan cinta yang membuatku merasa orang yang paling bahagia di dunia ini.

          Setelah sekian lama tuhan membiarkanku hidup dalam kesendirian dan kehampaan. Sekarang ia memberikanku seseorang yang membuatku ke luar dari kesendirian dan kehampaan itu menuju sebuah jalan kebahagian tak berujung yang selalu ku dambakan sebelumny. Dulu aku sempat berpikir, bahwa tuhan tak menganggapku ada di dunia ini sehingga dia memperlakukanku seperti itu tetapi sekarang aku sadar.

          Bahwa tuhan memiliki rencana, rencana yang membawaku ke jalan kebahagiaan yang tak pernah ku temukan ujungnya dan tak pernah terpikirkan sebelumnya akan seperti ini rasanya. Tuhan, terima kasih telah merencanakan kisah hidupku yang indah ini dan memberikanku seseorang yang membuatku kebahagiaan ini. Tuhan sekali lagi terima kasih .

Yeeeaaaa ... akhirnya cerita ini selesai juga
Bagaimana ceritanya ?
Apakah bagus ?
Jangan lupa vommentnya yah

Nantikan juga epilog dari cerita yuki ini
Sampai jumpa dicerita yuki selanjutnya
Bye bye

I LOVE YOU ALL

YUKI NEKO