/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Minggu, 28 Februari 2016

Mr.flower chapter 2

Mr. Flower
Chapter 2 : bunga anggrek ( perjuangan )



Melodi POV

          Aku setiap hari belajar dan terus belajar namun tak pernah membuahkan hasil seperti yang ku harapkan atas segala usaha yang telah ku perbuat. Terutama nilai matematikaku yang hampir tak pernah tuntas, hanya beberapa kali saja aku mendapatkan nilai yang cukup bagus. Itu pun karena bantuan dari temanku.

          Seberapa keras ku berusaha, tak pernah dapat ku menggapainya dengan usahaku sendiri. Akankah ku dapat melakukannya ? , hal itu terus terngiang didalam pikiranku. Mengapa aku tak dapat seperti jerry yang selalu mendapatkan nilai yang bagus ? . Padahal aku telah belajar sepertinya, tiada hari tanpa membaca buku tapi beginilah hasilnya.

          Ku duduk disebuah kursi taman dengan raut wajah yang sangat lesu, ku pandangi terus selembar kertas yang membuatku seperti ini. tertulis angka 68 besar di pojok kanan atas lembar ujianku itu, betapa kesalnya diriku memandangi kertas ini. jika tidak ada perintah dari bu risa yang merupakan guru matematikaku untuk ditanda tangani oleh orang tua dan dikumpulkan besok. Aku pasti sudah memotongnya menjadi bagian yang kecil-kecil lalu aku buang ke tempat sampah, tetapi sayang kertas ini harus ku kumpulkan besok.

          Jika tidak, aku pasti mendapatkan hukuman dari guru killer itu dengan hukumannya yang aneh-aneh dan sama sekali tak ada hubungannya dengan matematika. Seperti yang dialami oleh joko teman sekelasku yang terkenal sebagai murid yang nakal, dia mendapatkan hukuman membawa 5  tanaman hias dengan jenis yang berbeda didalam sebuah pot. Namun karena joko membawanya dengan jenis tanaman yang sama, joko harus menyapu membersihkan wc selama seminggu penuh.Yah, guru itu memang terkenal aneh di sekolah dan juga killer dengan suaranya yang besar dan tatapan matanya yang seperti seorang pembunuh berdarah dingin.

          Suara serak dan agak besar khas seorang pria menyadarkanku dari beban pikiran yang melanda otakku saat ini, “ hai, melamun aja “ sapanya yang telah duduk tepat di kursi kosong yang berasa didepanku.

“ e... e ... hai “ balasku agak gugup

“ kamu yang kemarin, pagi-pagi sekali membeli pupuk itu kan ? “ ujarnya yang agak ragu, mencoba memastikan hal itu

“ iya, aku yang kemarin membeli pupuk di toko abang dan abang yang lalu memberi aku setangkai bunga tulip warna orange “

“ ternyata benar dugaanku, kamu gadis yang kemarin itu. oh ya tadi kenapa melamun di siang hari seperti ini ? “ abang itu menatapku dengan tatapan yang serius seolah-olah hanya aku yang menarik perhatiannya saat ini dan ini membuatku blushing seketika.

“ E-enggak kenapa-napa kok” ujarku gugup dengan wajah yang ku yakini telah merona dengan merahnya.

“ ayo jangan bohong deh, kamu ketahuan loh kalau bohong. “ ujarnya yang membuatku semakin gugup saja. Lalu aku memandang ke arah lain agar wajahku yang semakin memerah, tidak dilihat olehnya.

“ jadi karena masalah ini, kamu melamun yah “ refleks aku langsung melihat ke arahnya dan abang itu sedang memandangi kertas ujianku.

“ eh bang kembalikan, besok aku harus segera kembalika kertas itu ke bu risa. Kalau gak nanti aku bisa kena hukumannya yang aneh-aneh itu “ aku langsung mengambil kertas yang dipegangnya itu, untung saja kertasnya tidak sobek saat aku menariknya tadi.

“ nilai kamu lumayan bagus kok, bahkan nilai aku dulu pernah lebih rendah dari pada itu. makanya aku paling tidak menyukai pelajaran matematika “ ujarnya sambil menatapku.

“ ehmm itu kan abang. Kalau aku ingin nilai matematika aku bagus karena hanya pelajaran matematika aja yang sering gak tuntas dan kalau tuntas pun pasti karena dikasih tau sama kawan “ aku menunduk menatapi kertas ujianku itu.

“ kamu kalau benar-benar ingin nilai matematikamu bagus, maka harus berjuang seperti bunga anggrek “ aku langsung menatapnya, bunga anggrek. Sekarang filosofi tentang bunga anggrek, apa sih maksudnya ?



“ anggrek ? , memang kenapa dengan bunga anggrek bang ? “ tanyaku bingung saat dia mengatakannya tadi.

“ anggrek itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunjukkan kecantikan mahkotanya, bunganya pun sangat cantik dan juga awet. Walaupun proses mekarnya membutuhkan waktu yang lama sih “ abang ini menjelaskan mengenai filosofi dari bunga anggrek, ternyata ada juga yah filosofinya tapi apa hubungannya dengan masalah aku ?

“ ehmm ... tapi bang, apa hubungannya dengan masalah yang aku alami saat ini dan filosofi dari bunga anggrek ? “ tanyaku bingung mengenai kedua hal itu.

“ hadehh -.- , jadi artinya itu menuju sebuah keindahan itu bukanlah hal yang mudah. Kita memerlukan perjungan dan kesabaran untuk mencapai keinginan kita itu karena untuk mencapai subuah keinginan itu tidaklah semudah yang kamu bayangkan. Maka dari itu, bunga anggrek melambangkan sebuah perjuangan “ abang ini, menjelaskan dengan sangat jelas sehingga membuatku mengerti maksudnya.

“ tapi bang, aku telah berjuang dengan sangat keras dan juga sudah bersabar namun hasil tak begitu memuaskan “ aku menundukkan wajahku karena percuma saja karena nilai matematikaku tak akan pernah bisa tinggi dengan usahaku sendiri.

“ kamu gak boleh murung terus seperti itu, kita memang memiliki batas kemampuan masing-masing. Karena setiap manusia pasti ada sebuah kelemahan dan tidak ada yang sempurna, jika kamu ingin nilai matematika kamu bagus. Gunakanlah rumus-rumus yang cepat dan singkat sehingga kemungkinan kamu mendapat nilai yang bagus itu cukup tinggi “ abang ini mengusap rambutku pelan dan membuatku langsung blushing seketika karena perbuatannya.

“ uhmm aku akan mengikuti saran abang “ aku menganggukkan kepalaku pelan karena tangan masih berada dikepalaku

“ iya, nanti abang pinjamkan buku-buku abang untuk kamu. Oh ya nama kamu siapa ? , dah lama ngobrol tapi belum pernah berkenalan “ abang ini menjulurkan tangannya untuk berjabat dengan tanganku

“ aku Melodi, Melodi Triani. Kalau abang ? “

“ Alexi hanabi, panggil aja Alexi atau Alex. Gak usah panggil abang lagi yah, terasa tua kayaknya hahaha “ bang Alex tertawa renyah

“ uhmm, bang Alex aja yah ? “ tawarku karena aku merasa gak sopan bila memanggil nama orang yang lebih tua hanya dengan menyebut namanya saja

“ ya baiklah “ bang Alex mengangguk.


Alexi POV

“ hai ma, aku bawain strawberry cake kesukaan mama “ aku meletakkan cake itu di atas meja lalu memeluk mama yang sedang membaca majalah.

“ ehh ... anak mama tumben beliin cake untuk mama, kamu lagi senang yah ? . senyum-senyum terus 

“ mama mengelus rambutku pelan namun terasa kehangat seorang ibu dari tangannya.

“ ya ma, aku tadi ketemu lagi sama gadis yang aku ceritain kemarin. Usianya mungkin sama seperti Jerry “ ujarku yang masih nyaman memeluk mama.

“ eh apa nih bg, bawa-bawa nama aku ? “ baru ngomong namanya sekali, orangnya sudah langsung datang. Jerry langsung duduk di kursi didepanku dan membuka kotak yang membungkus strawberry cake mama.

“ asal makan aja kamu, jer. Bukannya tanya dulu, punya siapa tuh cake. Langsung nyosor aja “ ujarku kesal dengan tingkah adikku ini

“ uhm ini cake punya siapa ?.  Punya mama jer. Boleh aku makan ma ? . makan aja, tapi jangan dihabisin mama juga mau  “ ujarnya yang langsung membuat selalu kesal dengan tingkahnya yang seperti itu, dia yang bertanya lalu dia menjawabnya sendiri.

“ dasar kamu tuh, karena terlalu jenius jadi agak aneh kan kamu hahaha “

“ iya lah terserah, sekarang aku mau menikmati cake ini “ Jerry masih menikmati straberry cake itu.
Itulah adikku Jerry Hana, orang yang menyebalkan tapi sangat enak ketika mengobrol dengannya walau terkadang keanehannya itu suka kumat. Mungkin karena dia itu terlalu jenius sehingga dia seperti itu. tapi aku tak ingin memikirkannya, karena aku sangat senang sekali kali ini.

          Melodi Triana nama yang begitu indah, seindah paras cantiknya. Akhirnya aku mengetahui namanya setalah pertemuan kedua kami hari ini. Aku ingin memilikinya, aku ingin menjadi kekasihnya, aku ingin dia menciantaiku karena aku telah terkena panah asmara dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Melodi ketika di toko saat itu.


Haiii
Kali ini alexi
Memfilosofikan tentang bunga anggrek
Semoga kalian menyukai chapter ini
Yuki berharap begitu hahaha
Jangan lupa commentnya

Bye bye
Yuki neko


2 komentar:

  1. Andrian tadi pas kubaca ada beberapa penempatan tanda baca yang kurang, kalimatnya juga jadi kurang padu :D. Oh iya menurutku coba deh kedepannya kamu lebih banyakin narasi/deskripsinya. Pasti ceritamu jadi lebih berbobot dan bisa membantu pembaca membayangkan ceritamu. #JustSaran

    maaf yah baru komen, aku baru baca soalnya hehe :D. Next semangat ya!!

    BalasHapus
  2. makasih atas sarannya desi, aku akan mencoba lebih baik lagi kedepannya. terima kasih atas saran dan komennya yah :)

    BalasHapus