Epilog Of Sang Penulis Kisah
Let’s Start >_<
Dia semakin menjauh, menjauh dan terus menjauh.
Meninggalkanku disini sendiri yang hanya dapat memandanginya yang perlahan
pergi meninggalkanku seorang diri. Senyuman diwajahnya semakin terlukis indah
ketika dirinya semakin menjauh pergi.
Yumi berlari dengan kencangnya menuju hamparan bunga yang
berbagai jenis dan berbagai warna yang menghiasi daratan ini, ketika kami baru
saja sampai disini yumi langsung keluar dari mobil dan menuju ke tempat itu.
dia begitu saja meninggalkanku dan barang-barang piknik kami hari ini, jadi mau
tak mau aku harus melakukan ini sendiri. Tetapi aku senang sekali melihatnya
yang dapat tersenyum indah dan membuatnya bahagia dengan tempat yang telah aku
tunjukkan ini.
“ Liam ayo ke sini, tempat ini indah sekali “ yumi,
menari-nari di hamparan bunga itu.
“ iya nanti aja Yumi, ayo makan dulu. sudah waktunya makan
siang, nanti kamu sakit yumi “ ujar Liam sambil berteriak cukup keras karena
jarak yang cukup jauh memaksaku harus berteriak seperti itu agar dia
mendengarnya.
***
“ Liam, dari mana kamu tau tempat yang begitu indah seperti
ini ? “ ujar Yumi setelah menelan makanan yang sebelumnya sudah dikunyah
olehnya.
“ ehmm ... aku tau tempat ini dari muridku di sekolah saat
aku pertama kali datang ke tempat ini, aku merasa jatuh cinta dengan tempat
yang indah dan mulai sejak saat itu aku sering mengunjungi tempat ini “ Liam
menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon besar yang menaungi mereka saat ini,
menghindari panasnya sang mentari disiang hari ini.
“ kalau telah lama tau tempat ini, mengapa baru mengajak aku
ke tempat ini sekarang ? “ Yumi dengan raut wajah yang kesal sambil memajukan
bibirnya.
“ itu karena kamu yang diajak selalu sibuk terus jawabnya
jadi baru sekarang aku dapat mengajak kamu ke sini, Yumi “ Liam menatapnya sambil
tersenyum tapi saat yumi mendengar perkataanku, yumi langsung tertunduk malu
dengan wajah yang memerah.
Aku mengangkat wajahnya yang menunduk karena hal tadi, ku
usap lembut kedua pipinya dengan sayang. Entah siapa yang memulai kami perlahan
mulai memajukan wajah kami saling mendekat dan terus mendekat.
“ Yumi ... “ ujar Liam lembut dan mata kami saling menatap,
tak ada penghalang apapun diantara pandangan kami. Tatapan kami begitu dalam,
menembus ruang terdalam dihati. Menempatkan rasa cinta dalam hati pasangannya
untuk kami jaga dan merawatnya dengan penuh sayang.
Bibirku dan Yumi mulai bersentuhan satu sama lain, begitu
kenyal dan hangat bibir yumi yang menyentuh bibirku. Tak hanya saling
bersentuhan, tak lama bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Menciptakan
sebuah rasa yang begitu indah dan tak pernah dapat tuk terlukiskan hanya dengan
sebuah kalimat tetapi perlu dijelaskan melalui sebuah tindakan.
Sekarang tak lagi seperti dulu yang ada menghentikan
kegiatan seperti yang sedang kami lakukan saat ini, disini hanya ada kami
berdua dan tak ada siapapun lagi. Akhirnya, setelah cukup lama saling
berpagutan. Bibir kami mulai saling menjauh membiarkan kami untuk menghirup
udara dengan nafas yang masih tidak teratur.
“ Yumi ... “ aku mulai bangkit dari tempat ku sebelumnya
setelah dapat mengatur nafasku.
“ E-eehhh ... ? “ Yumi dengan raut wajahnya yang bingung
menatapku dan sambil memiringkan kepalanya.
Aku mengulurkan tangan agar dia bangkit dari duduknya lalu
mengambil sebuah kotak yang sebelumnya telah ku persiapkan. “ Yumi, will you
merry me ? “ aku membuka kotak yang berlapis kain berwarna biru itu. terdapat
sepasang cincin indah disana yang siap tuk disematkan di jari kami.
“ I do “ ujar Yumi singkat dengan penuh kepastian yang bisa
terlihat dari raut wajahnya dan tidak ada keraguan yang dapat dilihat sama
sekali dari tatapannya itu.
Kami lalu memasukkan cincin-cincin itu ke jari kami ke
tempat yang tepat, aku lalu memeluk tubuhnya erat. “ Yumi, terima kasih “
ujarku
“ iya, terima kasih juga Liam telah membuat hidupku menjadi
indah “ ujar Yumi sambil menganggukkan kepalanya dalam dekapanku.
***
5 tahun telah berlalu sejak, kejadian itu. saat dimana aku
mengajaknya untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih dari sekedar pacaran
namun ke tahap yang lebih serius yaitu sebuah ikatan pernikahan.
Kehadiran seorang malaikat dalam kehidupan kami menambah
indahnya hari-hari kami, paras cantiknya yang begitu mirip dengan ibunya dan
senyumannya yang bisa meluluhkan jiwa itu pun diturunkan juga oleh Yumi. Viona
Adhina Yuliana, sebuah nama indah yang kami berikan kepada putri kecil kami.
“ Viona, jangan mengganggu paman Reza. Ayo disini saja
mainnya “ ujar Yumi di depan pintu ruangannya mencoba mengajak viona bermain di
ruangan kerjanya agar tidak mengganggu karyawannya yang sedang bekerja.
“ ahhh tak mau ma, disitu tak ada kawan mainnya. Kalau
disinikan ada paman Reza, tante Ria, dan tante Mia. “ ujar Viona menggelengkan
kepalanya dan masih bermain didekat meja kasir.
“ sudah nyonya nggak apa-apa, kami nggak merasa terganggu
kok. Kami juga bisa sekaligus menjaga Viona karena nyonya pasti sedang sibuk “
ujar Ria yang dianggukkan oleh teman-temannya yang lain.
Kringgg ...
Bunyi sebuah bel yang belum lama ini ku pasang didekat pintu
masuk sehingga jika ada yang masuk, kami dapat mengetahuinya. “ papa ... “ Viona
yang sebelumnya bermain dengan Reza,Ria, dan Mia. Berlari ke arah Liam yang
baru saja pulang dari mengajarnya di sekolah.
“ hai, putri cantik papa. Apakah hari ini Viona berbuat
nakal ? “ ujar Liam setelah menggendong Viona dan mereka perlahan berjalan ke
arah Yumi yang berdiri didekat pintu ruangannya. “ enggak kok, Viona tak nakal
“ ujar Viona sambil tersenyum.
“ kalau begitu, papa punya hadiah untuk Viona “ aku
menurunkan Viona di sofa setelah masuk ke ruangan kerja yumi dan mulai mencari
sebuah hadiah yang telah ku beli sebelumnya dari dalam tas.
Ketika hadian itu mulai terlihat oleh Viona ...
“ wahhh ... boneka
kucing “ ujar Viona senang dan langsung mengambil boneka itu setelah ku berikan
kepadanya.
“ Viona suka hadiah papa ? “ tanya Liam menatap viona yang
mulai asik bermain dengan bonekanya
“ iya, Viona suka. Makasih papa “ ujar Viona lalu memelukku.
“ mama, lihat. Boneka kucingnya lucu, Viona mau
menunjukkannya sama paman dan tante “ Viona lalu berjalan keluar dari ruangan
ini.
“ Yumi, aku juga punya hadiah untuk kamu “ ujar Liam
“ apa itu ? “ Yumi terlihat senang karena ingin diberikan
hadiah oleh suaminya itu.
Liam dengan cepat berjalan dengan cepat lalu memeluk Yumi
erat tetapi tidak membuat istrinya itu merasa kesakitan dengan pelukannya itu.
Yumi bahkan balas memeluknya karena pelukan itu seperti menyalurkan semua
perasaan yang sedang mereka alami tanpat perlu dikatakan dengan kata-kata
karena hanya dengan pelukan saja mereka dapat mengerti apa yang sedang
pasangannya itu rasakan.
Liam lalu mendekatkan bibirnya menuju telinga Yumi dan dia
berbisik pelan “ akulah hadiah kamu, yumi “ ujar Liam pelan. Yumi mendengar itu
langsung tersenyum malu “ Liam, kamu juga merupakan hadiah terindah yang pernah
aku dapatkan. Yumi semakin mempererat pelukannya pada tubuh suaminya itu.
Mereka hidup dengan cara mereka sendiri menjalaninya,
menjalani hari-hari dengan semampu mereka agar terus tersenyum dan menjalaninya
dengan kebahagiaan. Di dekat jendela ruangan kerja itu, telah hidup cukup lama
sebuah tanaman yang telah membesar dan saat ini sedang berbunga dengan
indahnya.
Dulu Yumi yang penuh keraguan dalam merawat bunga kecil itu,
tetapi sekarang tanaman itu telah tumbuh besar dan berbunga dengan indahnya
menunjukkan kecantikan yang dimiliki olehnya. Yumi terus merawatnya dengan
penuh kasih sayang dan kepedulian, dia tak hanya seorang diri merawat tanaman
itu.
Liam juga membantu yumi dalam merawatnya, mereka bersama
merawat tanaman itu seperti merawat cinta didalam hati mereka masing-masing.
Semakin membesar dan terus membesar, hingga membuat hati mereka tak mampu lagi
menampung perasaan cinta diantara mereka yang terus tumbuh itu. sehingga mereka menunjukkannya kepada dunia
dan membagikan kebahagiaan yang mereka alami.
“
Manusia bukanlah sebuah robot yang hanya diperintah saja. Tetapi kita adalah
makhluk yang tuhan ciptakan dengan berbagai perasaan yang bisa kita rasakan
dengan hati ini. Janganlah kau menyerah dengan hidupmu , karena tuhan memiliki
rencana yang indah untukmu kelak “
- yuliam
adhimas yudha.
Haiii
all
Ini
adalah akhir dari cerita
Sang
penulis kisah
Terima
kasih sudah membaca cerita ini
Nantikan
cerita yuki selanjutnya
Jangan
lupa commentnya yah
Sayonara
minna-san
Bye
bye
Andri
yuki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar