story of my love
Hari ini adalah hari aku ingin menyatakan cinta kepada
seorang seorang gadis yang membuat aku selalu berdebar bila berada di dekatnya
maupun ketika memikirkannya, aku selalu merasa nyaman dan berada di sampingnya.
Tidak seperti perempuan ketika melihat kecoa atau cicak memang berdebar sih,
tapi itu bukan rasa cinta namun itu rasa kaget, geli dan takut yang mereka
rasakan. Tak kusangka ketika ku menyatannya ia langsung menerimaku, sempat agak
gak yakin sih kalau dia mau terima aku tapi aku tetap optimis aja dan benar
saja tidak ada yang dapat mengetahui isi hati seseorang kecuali orang itu
sendiri dan tuhannya.
Tak terasa waktu telah begitu lama berjalan terkadang kami
sering bertengkar ketika salah paham namun tak lama pasti kami pasti berbaikan
kembali. Siapa yang salah di antara kami pasti akan mencoba membujuk
pasangannya dengan cara kami masing-masing yang selalu berbeda seperti ketika
aku terlambat setengah jam ketika kami ingin jalan, karena aku sibuk membantu
ibuku. Ia sangat marah dan kesal karena sebaiknya aku memberitahunya sehingga
tak membuatnya menunggu lama dan ia pasti dapat memahaminya. Jadi aku berusaha
menghiburnya dengan menyanyikan lagu romantis dengan alunan musik dari gitar
dan memberikannya setangkai bunga tulip kesukaannya, ia pun tersipu malu lalu
kami berbaikan kembali.
Ketika kami telah bekerja, ia bekerja di sebuah perusahaan
swasta di kota ini. Sedangkan aku berwirausaha di bidang properti dan tanaman
sehingga di pernikahan kami ini begitu banyak bunga-bunga dan tanaman yang menghiasi
pernikahan kami namun tetap saja tuliplah yang menjadi bunga utama yang
menghiasinya.
Berdiriku memandang bintang yang indah, hembusan angin yang
sejuk menyerang kulitku yang sedang berdiri di atas bukit. Begitu banyak
pepohonan pinus dan cemara yang menghiasi bukit ini dan ada beberapa villa yang
terisi beberapa pasangan seperti kami, yang mungkin sedang menjalani honey moon
tapi ku kira untuk kami lebih cocok kalau di sebut honey star deh karena dari
tadi kami hanya dapat melihat bintang dan bukannya bulan. Aku kini sedang duduk
di rerumputan bukit bersama istriku yang menyandar di bahuku walau gak seperti
para atlet binaraga. Tapi tetap saja begitu romantis dengan suasana yang
seperti ini dan aku sekarang harus dapat menjaga dirinya bukan hanya hatinya
lagi.
Walau pernikahan kami telah berlangsung sekitar 10 tahun
lamanya tapi kami belum juga di karuniai seorang anak namun kami tetap bahagia
menjalani hubungan ini, kami juga selalu berusaha agar memiliki anak dengan
berkunjung ke beberapa tempat yang di sarankan para sahabat atau pun keluarga
dan juga beberapa saran-saran lainnya. Supaya kami dapat segera menimang anak
kecil seperti sahabat kami lainnya.
Hingga suatu ketika, kami liburan di wilayah indonesia timur
tepatnya di irian jaya. Menikmati pemandangan yang masih begitu asri dan indah
adalah salah satu hobi kami, hingga suatu ketika kami berkunjung ke rumah
dokter yang katanya menyukai tanaman herbal. Kemungkinan ia dapat menolong
kami, walau istriku sempat gak yakin. Aku terus memberinya semangat dan ia pun
menurut. Sekembalinya kami dari liburan ia terus meminum ramuan-ramuan herbal
yang di berikan itu.
Setelah beberapa minggu istriku mulai mual-mual dan ketika
di cek ke dokter ternyata ia positif hamil dan betepa gembiranya aku mendengar
hal ini. Setelah beberapa bulan, inilah saatnya ia melahirkan. aku yang sedari
tadi menemani persalinan ini, aku turut menangis dengan sendirinya ketika
mendengar tangisan seorang bayi. Akhirnya kami pun memulai hidup bahagia dengan
keluarga kecilku. Dengan lahirnya seorang pangeran tampan yang begitu mirip
dengan paras ibunya imut, putih, rambut yang tebal dan bibir merahnya. Kisah
dengan keluarga kecil ini pun baru saja di mulai.