Suasana sekolah sekarang sudah sepi hanya tersisa anak-anak
osis yang baru saja selesai rapat termasuk aku, aku berjalan sendirian menuju
tempat parkir namun ketika di dekat ruang musik ku mendengar suara yang begitu
menenangkan. Itu adalah suara piano ketika ku membuka ruang musik ku melihat
seorang gadis yang sedang memainkan jarinya pada tuts piano yang ada di
hadapannya.
Di saat itu pula ia berhenti memainkan jarinya dan
pandangannya beralih kepadaku yang berada di depan pintu. “hei permainanmu
bagus sekali, kalau boleh tau siapa namamu ? “ tanyaku penasaran. “ terima
kasih, aku reina “ ia tertunduk dan ku lihat wajahnya terlihat sedikit memerah.
“ kamu kelas berapa, kok aku gak pernah lihat ? “ tanyaku lagi. “ ehm... aku
baru pindah hari ini, aku kelas 11 ipa 1. Aku pulang dulu yah mungkin ayah aku
dah jemput “ ia masih malu-malu menjawab pertanyaanku dan langsung pergi menuju
keluar.
Aku yang sedari tadi berdiri pun hanya dapat melihat ke
pergiannya dan kulihat di dekat piano itu ada sebuah tas. pasti itu tas reina,
gadis yang baru saja ku temui tadi. Aku pun langsung mengambil tas itu dan
berlari keluar mengejar gadis tadi, untung saja gadis itu masih ada di gerbang
sekolah sehingga aku dapat mengembalikan tasnya ini. “ reina “ teriakku sambil
berlari mendekatinya . ia langsung menoleh kepadaku, “ nih tas kamu tadi
tertinggal. Oh ya aku lupa memperkenalkan diri aku, aku levi kelas 11 ipa 2 “
aku langsung memberikan tasnya ketika aku sudah berada di depannya, lalu
berjabat tangan yang tadi belum sempat terjadi. “ terima kasih yah, aku lupa
membawa tasku tadi “ wajahnya pun semakin merona dan berwarna merah seperti
tomat, aku yang melihatnya hanya dapat tersenyum melihat dirinya. Tiba-tiba
sebuah mobil datang menghampiri kami “ rei, ayo pulang “ sapa seorang pria dari
dalam mobil itu. “ ya, yah. Terima kasih yah sekali lagi “ ia langsung menuju
kedalam mobil dan mobil itu langsung pergi meninggalkanku sendiri.
Aku yang kini sedang berbaring dan menghadap ke
langit-langit kamarku sambil tersenyum memikirkan kejadian tadi siang, semuanya
begitu indah tak seperti hari-hariku sebelumnya. Ini karena gadis itu, reina.
Wajahnya begitu cantik rambut panjangnya yang bergelombang, kulit putihnya yang
tidak pucat dan wajahnya yang memerahlah yang membuatku kembali tersenyum
ketika mengingatnya.
Ketika aku sampai di sekolah aku langsung menuju kelasnya,
siapa lagi kalau bukan kelasnya reina. Aku melihat sekeliling kelasnya namun
tak terlihat. Niatku pun harus di tunda tuk sementara karena bel sudah mau
berbunyi. Di saat jam istirahat pun masih juga sama, jadi aku pun pergi ke
ruang musik tuk memainkan salah satu alat musik kesukaanku di sana yaitu biola.
Ketika ku mmendekati ruang musik kembali terdengar alunan piano, ternyata dia
di sini aku pun langsung masuk dan menemuinya “ hei reina, ternyata kamu di
sini “ tanyaku sambil tersenyum, ia yang terkejut langsung menghentikan
permainannya dan wajahnya itu kembali memerah “ ada apa levi kau mencariku “ ia
menjawab sambil tangannya memainkan tuts piano. “ gak ada sih, ehm... gimana
kalau sekarang giliranku yang memainkan biola dan kau mendengarkannya “
langsung ku ambil biola yang berada tak jauh dari tempat kami berada dan alunan
melodi indah pun mengalir. Tak lama setelah musik tadi selesai bel berbunyi dan
kami langsung menuju kelas masing-masing.
Tadi ketika pulang sekolah aku menawarinya tuk mengantarnya
karena ayahnya cukup lama tuk menjemputnya, lalu ia menelfon ayahnya bahwa ia
tak perlu di jemput dan pulang bersamaku. Ayahnya pun mengizinkannya, ternyata
rumah kami tak begitu jauh hanya berjarak beberapa rumah. Aku menghantarnya
menggunakan sepeda motorku. Lalu aku di tawarinya untuk masuk dan ternyata
ibunya sangat baik kepadaku, ibunya juga cantik seperti reina walau usianya
yang tak lagi muda.
Sudah sebulan lamanya kami bekenalan, aku sudah akrab dengan
keluarga reina karena mereka sangat baik kepadaku. Ibuku pun ternyata mengenal
ibunya reina yang ternyata teman smanya dulu, ketika menjalani pertemanan ini
aku merasa begitu nyaman bersama reina melihat tawanya,senyumnya yah walau
sekarang wajah sekarang sudah jarang memerah ketika berada di dekatku. Hari ini
aku ingin mengungkapkan perasaanku kepadanya dan ku sangat optimis mengenai hal
ini namun karena ini adalah pertama kalinya aku menembak seseorang dan pertama
kali juga menjalani pacaran aku merasa gugup tuk. Karena hari ini hari minggu
ku berencana mengajaknya ke taman dekat rumah kami tuk menjalankan misiku ini.
Aku menggunakan pakaian yang cukup santai celana pendek
selutut dan t-shirt berwarna biru, ku mengayuhkan sepeda yang memiliki tempat
duduk di belakangnya dan ada keranjang di depannya agar menambah suasana
romantis. Ketika ku tiba di rumahnya ia juga lebih kurang sama denganku celana
pendek dan t-shirt berwarna biru yang sama denganku, aku langsung tersenyum
melihat pakaian kami yang couple padahal belum lagi pacaran pakaiannya dah
couplean ucapku dalam hati.
Suasana di taman kali ini cukup ramai karena hari ini hari
minggu jadi banyak yang melepaskan lelahnya di tempat ini, kami duduk di bangku
taman dekat sebuah pohon yang cukup rindang dan di sini tak begitu ramai namun
juga tidak sepi. Kami pun mulai berbincang-bincang di selingi tawa di
antaranya, langit mulai berubah warna menjadi sunset yang begitu indah tuk di
pandang dan ku pikir inilah saat yang tepat untuk menyatakannya “ rei
...”lirihku. “ ada apa, lev “ ia memandang aku penuh tanya. “ sebenarnya aku
sudah lama suka sama kamu dan aku merasa begitu nyaman jika dekat kamu, ehm..
aku cinta sama kamu dan maukah kau menjadi pacarku “ aku mengatakannya sambil
memegang kedua tangannya “ ngapa gak dari dulu bilangnya, aku dah nunggu lama
banget. Tentang jawabannya aku mau jadi pacar kamu lev “ jawabnya dengan muka
yang memerah yang amat ku suka dan ku peluk dia dan mengatakan “ terima kasih
rei, aku akan jadi pacar yang terbaik buat kamu “ ia hanya mengangguk
mendengarnya
Kini hari-hari kami begitu bahagia, kami juga sering bermain
musik bersama dan berjalan-jalan ditaman sambil berpegangan tangan. Menatap
mentari tenggelam bersama kami juga sering mengerjakan tugas bersama saling
mengajari dan membimbing satu sama lain. Orang tua kami pun senang mengetahui
hubungan kami.
Melodi
sebuah lagu membawa rasa dalam setiap alunannya
Tergantung
keadaan hati orang yang memainkannya
Terkadang
mengiris hati hingga berbuah tangis
Namun juga
tercipta senyuman manis yang meluluhkan jiwa
Begitu juga
cinta tergantung permainan seperti apa yang kalian mainkan
Jika kau
ingin merasakan kebahagiaan
Jalanilah
dengan suka cita dan jangan kau jalani dengan keterpaksaan
Yang
mengakibatkan hancurnya hubungan kalian
Nikmati
hubunganmu dan jangan bertindak berlebihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar