/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Senin, 27 Juli 2015

Melody of love

          Suasana sekolah sekarang sudah sepi hanya tersisa anak-anak osis yang baru saja selesai rapat termasuk aku, aku berjalan sendirian menuju tempat parkir namun ketika di dekat ruang musik ku mendengar suara yang begitu menenangkan. Itu adalah suara piano ketika ku membuka ruang musik ku melihat seorang gadis yang sedang memainkan jarinya pada tuts piano yang ada di hadapannya.

          Di saat itu pula ia berhenti memainkan jarinya dan pandangannya beralih kepadaku yang berada di depan pintu. “hei permainanmu bagus sekali, kalau boleh tau siapa namamu ? “ tanyaku penasaran. “ terima kasih, aku reina “ ia tertunduk dan ku lihat wajahnya terlihat sedikit memerah. “ kamu kelas berapa, kok aku gak pernah lihat ? “ tanyaku lagi. “ ehm... aku baru pindah hari ini, aku kelas 11 ipa 1. Aku pulang dulu yah mungkin ayah aku dah jemput “ ia masih malu-malu menjawab pertanyaanku dan langsung pergi menuju keluar.

          Aku yang sedari tadi berdiri pun hanya dapat melihat ke pergiannya dan kulihat di dekat piano itu ada sebuah tas. pasti itu tas reina, gadis yang baru saja ku temui tadi. Aku pun langsung mengambil tas itu dan berlari keluar mengejar gadis tadi, untung saja gadis itu masih ada di gerbang sekolah sehingga aku dapat mengembalikan tasnya ini. “ reina “ teriakku sambil berlari mendekatinya . ia langsung menoleh kepadaku, “ nih tas kamu tadi tertinggal. Oh ya aku lupa memperkenalkan diri aku, aku levi kelas 11 ipa 2 “ aku langsung memberikan tasnya ketika aku sudah berada di depannya, lalu berjabat tangan yang tadi belum sempat terjadi. “ terima kasih yah, aku lupa membawa tasku tadi “ wajahnya pun semakin merona dan berwarna merah seperti tomat, aku yang melihatnya hanya dapat tersenyum melihat dirinya. Tiba-tiba sebuah mobil datang menghampiri kami “ rei, ayo pulang “ sapa seorang pria dari dalam mobil itu. “ ya, yah. Terima kasih yah sekali lagi “ ia langsung menuju kedalam mobil dan mobil itu langsung pergi meninggalkanku sendiri.

         Aku yang kini sedang berbaring dan menghadap ke langit-langit kamarku sambil tersenyum memikirkan kejadian tadi siang, semuanya begitu indah tak seperti hari-hariku sebelumnya. Ini karena gadis itu, reina. Wajahnya begitu cantik rambut panjangnya yang bergelombang, kulit putihnya yang tidak pucat dan wajahnya yang memerahlah yang membuatku kembali tersenyum ketika mengingatnya.

          Ketika aku sampai di sekolah aku langsung menuju kelasnya, siapa lagi kalau bukan kelasnya reina. Aku melihat sekeliling kelasnya namun tak terlihat. Niatku pun harus di tunda tuk sementara karena bel sudah mau berbunyi. Di saat jam istirahat pun masih juga sama, jadi aku pun pergi ke ruang musik tuk memainkan salah satu alat musik kesukaanku di sana yaitu biola. Ketika ku mmendekati ruang musik kembali terdengar alunan piano, ternyata dia di sini aku pun langsung masuk dan menemuinya “ hei reina, ternyata kamu di sini “ tanyaku sambil tersenyum, ia yang terkejut langsung menghentikan permainannya dan wajahnya itu kembali memerah “ ada apa levi kau mencariku “ ia menjawab sambil tangannya memainkan tuts piano. “ gak ada sih, ehm... gimana kalau sekarang giliranku yang memainkan biola dan kau mendengarkannya “ langsung ku ambil biola yang berada tak jauh dari tempat kami berada dan alunan melodi indah pun mengalir. Tak lama setelah musik tadi selesai bel berbunyi dan kami langsung menuju kelas masing-masing.

          Tadi ketika pulang sekolah aku menawarinya tuk mengantarnya karena ayahnya cukup lama tuk menjemputnya, lalu ia menelfon ayahnya bahwa ia tak perlu di jemput dan pulang bersamaku. Ayahnya pun mengizinkannya, ternyata rumah kami tak begitu jauh hanya berjarak beberapa rumah. Aku menghantarnya menggunakan sepeda motorku. Lalu aku di tawarinya untuk masuk dan ternyata ibunya sangat baik kepadaku, ibunya juga cantik seperti reina walau usianya yang tak lagi muda.

          Sudah sebulan lamanya kami bekenalan, aku sudah akrab dengan keluarga reina karena mereka sangat baik kepadaku. Ibuku pun ternyata mengenal ibunya reina yang ternyata teman smanya dulu, ketika menjalani pertemanan ini aku merasa begitu nyaman bersama reina melihat tawanya,senyumnya yah walau sekarang wajah sekarang sudah jarang memerah ketika berada di dekatku. Hari ini aku ingin mengungkapkan perasaanku kepadanya dan ku sangat optimis mengenai hal ini namun karena ini adalah pertama kalinya aku menembak seseorang dan pertama kali juga menjalani pacaran aku merasa gugup tuk. Karena hari ini hari minggu ku berencana mengajaknya ke taman dekat rumah kami tuk menjalankan misiku ini.

          Aku menggunakan pakaian yang cukup santai celana pendek selutut dan t-shirt berwarna biru, ku mengayuhkan sepeda yang memiliki tempat duduk di belakangnya dan ada keranjang di depannya agar menambah suasana romantis. Ketika ku tiba di rumahnya ia juga lebih kurang sama denganku celana pendek dan t-shirt berwarna biru yang sama denganku, aku langsung tersenyum melihat pakaian kami yang couple padahal belum lagi pacaran pakaiannya dah couplean ucapku dalam hati.

          Suasana di taman kali ini cukup ramai karena hari ini hari minggu jadi banyak yang melepaskan lelahnya di tempat ini, kami duduk di bangku taman dekat sebuah pohon yang cukup rindang dan di sini tak begitu ramai namun juga tidak sepi. Kami pun mulai berbincang-bincang di selingi tawa di antaranya, langit mulai berubah warna menjadi sunset yang begitu indah tuk di pandang dan ku pikir inilah saat yang tepat untuk menyatakannya “ rei ...”lirihku. “ ada apa, lev “ ia memandang aku penuh tanya. “ sebenarnya aku sudah lama suka sama kamu dan aku merasa begitu nyaman jika dekat kamu, ehm.. aku cinta sama kamu dan maukah kau menjadi pacarku “ aku mengatakannya sambil memegang kedua tangannya “ ngapa gak dari dulu bilangnya, aku dah nunggu lama banget. Tentang jawabannya aku mau jadi pacar kamu lev “ jawabnya dengan muka yang memerah yang amat ku suka dan ku peluk dia dan mengatakan “ terima kasih rei, aku akan jadi pacar yang terbaik buat kamu “ ia hanya mengangguk mendengarnya

         Kini hari-hari kami begitu bahagia, kami juga sering bermain musik bersama dan berjalan-jalan ditaman sambil berpegangan tangan. Menatap mentari tenggelam bersama kami juga sering mengerjakan tugas bersama saling mengajari dan membimbing satu sama lain. Orang tua kami pun senang mengetahui hubungan kami.


Melodi sebuah lagu membawa rasa dalam setiap alunannya
Tergantung keadaan hati orang yang memainkannya
Terkadang mengiris hati hingga berbuah tangis
Namun juga tercipta senyuman manis yang meluluhkan jiwa
Begitu juga cinta tergantung permainan seperti apa yang kalian mainkan
Jika kau ingin merasakan kebahagiaan
Jalanilah dengan suka cita dan jangan kau jalani dengan keterpaksaan
Yang mengakibatkan hancurnya hubungan kalian
Nikmati hubunganmu dan jangan bertindak berlebihan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar