Air laut yang menghantam bebatuan di pantai terasa seperti pukulan keras yang menyakitkan hati, namun perlahan tergantikan dengan ombak kecil yang menciptakan suara yang menenangkan yang bahkan komposer terkena pun tak dapat menyamainya. menyamai ciptaan tuhan yang begitu indah yang sedang terjadi di depan mataku, air itu mengingatkanku tentang kisah hidupku dahulu bersama seorang gadis yang duduk di sampingku beralaskan pasir putih yang menciptakan suasana nyaman namun menenangkan.
Kami berkenalan terasa begitu canggung dengan suasana dingin yang menusuk tulang dan tergores sedikit senyuman di wajah kami saat itu, namun itu hanya sementara kami lalu dapat berbincang begitu dekat walau kami baru berkenalan seperti tiada jarak di antara kita. begitu nyaman dan hangat seperti pelukan ibu kepada anak-anak yang sangat di cintainya.
Tiba-tiba tawanya mengagetkanku karena sedari tadi ku termenung memikirkan di saat pertama kali kedua manusia ini bertemu, menjadi dekat dan akhirnya menjalin janji suci yang terikat oleh yang namanya pernikahan." mas, kok termenung terus lag mikirin apa? " tanyanya sambil tersenyum. "ehmm ... mikirin pertama kali kita bertemu, sayang. semua terasa begitu indah karena tuhan telah menciptakan kisah yang indah untuk kita berdua dan memberikanku malaikatnya yang teramat cantik untuk menemani hidupku ini" godaku kepadanya sambil mencubit pipinya yang menggemaskan itu. dia pun tersipu malu mendengar apa yang baru saja ku katakan kepadanya dan pipi putihnya memerah seperti ceri begitu indah dan ku ingin selalu melihatnya. " ah sudah lah jangan gombal terus. rasya manggil tuh ngajak main air, yuk kita pergi " tangannya lalu membawaku terbangun menuju buah cinta kami, sambil berlari rambut panjangnya yang tak terikat tampak indah di bawa angin.
kami pun mulai bermain air seperti anak kecil, menyiramkan air laut yang asin ke tubuh temannya namun walau air ini asin namun terasa manis untuk keluarga kecilku ini. tuhan telah menciptakan manusia dan memberikan kisah yang berbeda kepada setiap makhluknya, ia hanya menginginkan yang terbaik bagi umatnya seperti seorang pengrajin keramik yang menginginkan kesempurnaan pada setiap karyanya. semoga kami dapat terus bahagia selamanya walau ada sedikit konflik di dalamnya yang membuat kami lebih sayang setelah itu, salam manis dari keluarga kecilku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar