Angga POV
Aku mencoba bertahan menahan amarah saat melihatnya bersama
pria itu, pria yang disukai oleh wanita yang ku suka. Mereka saling bercanda
tepat di hadapanku tanpa mempedulikan keberadaanku yang sejak tadi di depan
mereka, aku mereka anggap hanyalah patung yang tak dapat melihat,mendengar dan
juga tak memiliki perasaan seperti mereka. Itulah yang mungkin ada dalam benak
mereka seakan dunia hanya milik mereka berdua.
Setelah berlangsung beberapa hari setelah kejadian
menyakitkan itu, aku mendengar berita yang amat menyedihkan bagiku. Berita yang
mana keluar dengan sendirinya dari aini, yaitu ia dan azri telah berstatus
pacaran bahkan ia sampai membuatnya di media sosial. Sebahagia itukah mereka
berdua ? , entahlah. Aku hanya dapat tersenyum sambil menahan rasa sakit yang
terus membuatku ingin menjerit karena rasa sakit yang amat sangat sakit
kurasakan sehingga membuatku tak mampu lagi tuk hidup. Namun apalah dayaku, aku
hanya dapat meratapi nasibku yang menyedihkan ini.
Azri POV
Akhirnya, aku mendapatkannya setelah cukup lama berusaha.
Gadis yang begitu cantik di mataku saat ini, senyumannya yang begitu hangat dan
rasa perhatiannya yang hanya ditujukan kepadaku membuatku selalu tersenyum.
Namun disaat yang sama, aku harus menghindari seseorang yang amat membuatku
risih akan keberadaannya. Dia selalu menggangguku hampir setiap saat dan aku
tak mempedulikannya sama sekali karena hanya satu yang ku ingin lihat dengan
jelas saat ini yaitu,aini.
“ hai sayang “ ujarku lalu duduk disampingnya yang sedang
mengobrol dengan sahabatnya di kantin. “ hmm hai juga “ aini menundukkan
wajahnya yang tersipu malu entah mengapa, sejak kami berstatus pacaran dia
hampir selalu seperti ini.namun di saat yang sama aku merasakan hawa yang
berbeda yang berada sangat dekat denganku yang berasal dari seseorang didekat
kami, seperti hawa dimana seekor hewan herbivora yang ingin diterkam oleh
pemangsanya. Sebisa mungkin aku terus mengabaikan tatapan dari orang itu,
karena aku memang merasakan sebuah ancaman dalam menjalani hubunganku dengan
aini yang berasal dari dirinya.
Sepulang sekolah aku harus menemui seseorang yang terus
menggangguku yang mengirim begitu banyak pesan setiap harinya, dia bukanlah
aini yang mengirim pesan yang selalu kunantikan. Melainkan seseorang yang seperti
ingin menterorku bagai pembunuh berdarah dingin dan aku harus menghentikannya
sekarang juga karena aku telah lelah menghadapi hal ini.
Author POV
Azri berjalan mendekatinya yang sedang memainkan gadgetnya
dengan suasana cafe yang cukup tenang dimana mereka telah sepakati sebelumnya.
“ apa yang ingin kamu bicarakan ? “ tanya azri yang langsung to the point tanpa
basa basi sama sekali, walau mereka telah lama tidak berjumpa. Hanya seulas
senyum yang dapat dibalasnya untuk saat itu lalu dia juga mulai angkat bicara “
sudah lama yah kita tidak berjumpa dan mengobrol ditempat favorit kita ini “
kembali muncul senyuman itu dengan bebasnya muncul di wajahnya.
“maria jangan bertele-tele dan katakan apa maksud kamu
sesungguhnya. Kamu sangat mengganggu hidupku “ azri sedikit menaikkan suaranya
kepada maria, seorang gadis yang seumuran dengan azri yang telah merasa di
ganggu hidupnya oleh maria. Namun sebuah senyuman aneh yang tercipta oleh maria
dengan tatapan sinisnya. “ seharusnya aku yang bilang begitu ke kamu karena
sudah menghancurka kehidupan aku, azri. Sekarang aku sedang mengandung anak
kamu dan aku ingin meminta pertanggung jawaban yang pernah kamu ucapakan sama
aku dan bukannya kamu yang melarikan diri seperti ini “ perkataan yang terucap
oleh maria langsung membuat azri terlihat syok dan tatapannya pun berubah
drastis. Seseorang yang sejak tadi menguping pembicaraan ini pun syok
mendengarnya namun tercipta senyuman yang aneh yang berasal darinya “ ternyata
kamu begini orangnya “ orang itu lalu menikmati minuman yang tersaji di
depannya.
Bersambung ...
Maaf baru bisa update, karena susah membangun mood yang lagi
labil he he he
Maaf juga karena agak singkat. Sekali lagi minta maaf
Terima kasih sudah membaca J