Aini POV
Ku berjalan menuju sekolah sambil mendengarkan musik dengan
riangnnya, terkadang ku senandungkan lirik-lirik lagu itu. jarak antara sekolah
dan rumahku tidaklah begitu jauh, dapat ku tempuh dengan waktu 10 menit saja
saat berjalan seperti sekarang ini.
Saat mulai mendekati gerbang sekolah, aku melihat seseorang
yang tak asing lagi bagiku. “ selamat pagi, angga “ aku sedikit memukul pelan
bahunya. “ Hmmm, pagi “ angga dengan tatapan datarnya membalas salamku, “ ini
masih pagi loh,ngga. Dah gitu aja muka kamu, happy dikit dong “ ia membalasnya
dengan sedikit senyum yang teramat dipaksakan.
Angga adalah seseorang yang begitu dekat denganku, walau
hampir selalu menunjukkan wajah sendu nan datarnya. Namun angga adalah orang
yang sangat care dan baik kepada orang lain, tapi caranya saja yang sedikit
berbeda.
“ angga, kantin yuk “ ajakku saat bel istirahat telah
berbunyi sambil menarik-narik bajunya. “ mau ngapain sih, mending ke perpus
aja. Baru aku mau “ dasar maniak buku,
pasti pikirannya gak jauh-jauh dengan yang namanya buku. Tapi aku begitu
beruntung memiliki teman sepertinya karena aku bisa belajar banyak darinya
tanpa harus membaca buku-buku itu, namun juga butuh usaha untuk memintanya. “
iya ya tapi kita ke kantin dulu,ok “ . “ Hmmm “ balasnya singkat lalu berdiri
dari duduknya.
Angga POV
Aini memang terkadang begitu menyebalkan, mengganggu diriku
yang sedang ingin istirahat dan membutuhkan ketenangan karena semalam aku harus
begadang untuk menyelesaikan cerita yang ku buat untuk updatean blog pribadiku.
Mengapa dia tak mengajak teman wanita, mengapa harus diriku. Walau aku memang
teman yang begitu dekat dengannya dan di tambah lagi, diam-diam aku memiliki
perasaan khusus kepadanya. Tapi aku masih takut tuk mengungkapkannya.
Saat kami memasuki perpustakaan dengan suasana yang begitu
tenang dan nyaman, aku langsung berjalan menuju kursi kosong dan tempat yang
cukup sepi. Aini hanya mengikutiku dari belakang sambil mendengarkan musik
dengan earphonenya.
Melihatku yang langsung menundukkan wajahku ke arah meja,
aini langsung berkomentar “ kamu kok malah tidur sih,ngga. Biasanya langsung
cari buku, aku kan jadi bosen kalau tungguin kamu tidur begini “ . “ aku
lelah,ni. Jadi aku pengen tidur sebentar, tolong nanti bangunin aku yah saat
dah nak masuk dan satu hal lagi lihat tanda itu. nyanyi jangan berisik “ aku
menunjuk sebuah tanda yang di minta untuk tenang, aini hanya dapat
menggembungkan pipinya tanda kekesalannya. Namun itu sungguh begitu lucu dan
membuatku ingin mencubit pipinya, tapi aku begitu takut tuk melakukanya dan
juga perasaan ngantuk yang sudah sangat luar biasa ku rasakan.
Aini POV
Dasar angga, ku kira dia ingin membaca sebuah buku atau
sesuatu hal yang bisa sambil ku ajak mengobrol ternyata ia malah ingin tidur di
perpus. Aku hanya bisa menggembungkan pipiku tanda kekesalanku, sebelum angga
kembali menundukkan wajahnya ku melihat goresan senyum yang begitu sedikit.
Sehingga membuatku sulit tuk melihatnya dan memastikan bahwa itu ialah sebuah
senyuman.
Dari pada aku menunggunya tidur dan menunggu waktu istirahat
berakhir, lebih baik aku mencari novel untuk menghilangkan rasa bosanku walau
aku telah menggunakan ear phone. Saat aku sedang memilih-milih buku sambil
membacanya sekilas, tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkanku “ hai, kelas
berapa ? “ ia seorang pria yang cukup tinggi seperti angga namun dia memiliki perbedaan
yaitu senyuman yang dapat dengan mudah kita dapatkan darinya, dia menggunakan
seragam yang sama seperti ku yaitu pakai putih abu-abu. Namun ada sebuah
perbedaan yaitu logo sekolahnya, mungkin dia seorang anak baru pikirku dalam
hati. “ hai juga, aku kelas dua. Anak baru yah ? ”. “ iya, aku juga kelas dua
baru masuk hari ini. Oh ya perkenalkan nama aku azri “ sesuai dugaanku azri
merupakan anak baru, ku rasa aku akan cepat akrab dengannya karena sikapnya
yang cukup terbuka dengan orang lain dan juga sikapnya yang enjoy yang sifatnya
berbeda dengan angga.
Bersambung ...