/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Jumat, 29 Januari 2016

Sang Penulis Kisah Chapter 3

Sang Penulis Kisah

Chapter 3 : Restu Ibu



          Kemarin malam adalah saat yang menyenangkan bagiku ketika bersama dengan yumi dan mengobrol tentang banyak hal. Aku juga sempat ditawarkan untuk singgah sebentar di rumahnya yang besar dan indah itu, namun aku menolaknya walau sebenarnya aku menginginkannya karena mengingat malam semakin larut dan juga hujan yang terus turun membasahi bumi.

          Dihari minggu seperti saat ini, aku selalu menyempatkan untuk merawat tanaman milikku yang menjadi tambahan pemasukan untukku dan juga sebagai penyaluran hobi dan minatku terhadap tanaman. Walau biasanya selalu ada pegawaiku yang setiap harinya merawat tanaman-tanaman ini namun aku ingin memastikan dan merawat mereka dengan tanganku sendiri walau tidak setiap saat aku melakukannya.

          Aku mengambil daun-daun yang berguguran dan juga rumput-rumput yang menghalangi pertumbuhan tanaman-tanamanku dan menyirami mereka dengan air. Saat aku sedang menyiram “ wahhh ... pak guru rajin sekali, menyiram tanaman-tanaman miliknya “ yumi datang mengagetkanku yang sedang serius dengan pekerjaanku ini.

“  haha iya, oh ya ada apa yumi datang kemari ? “ aku menghentikan pekerjaanku dan mengobrol dengan yumi karena lebih menarik dibandingkan dengan menyirami tanaman.

“ pengen berkunjung aja, karena penasaran jadi aku datang deh hehehe. Oh ya ini aku bawa rainbow cake “ yumi menyerahkan bungkusan yang berisi rainbow cake kepadaku.

“ makasih yumi, lama-lama kalau gini aku bisa gemuk nih hahaha “ candaku kepadanya dan dia ikut tertawa bersamaku.

“ oh ya ngobrolnya di taman belakang aja yah, lebih nyaman disana kalau ngobrol “ ajakku ke yumi

***

          Saat di taman yumi terlihat kagum dengan banyaknya spesies tanaman disini tak hanya tanaman hias namun juga ada tanaman buah dan yang lainnya. “ wahh banyak banget tanamannya, buah-buahannya juga banyak. Ini bunga apa, cantik sekali ? “ yumi menunjuk salah satu bunga yang berada didekatnya.

“ oh itu bunga chrysanthemum atau kalau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bunga seruni “ ujarku menjelaskan bunga yang ditunjuknya tadi.

“ kamu mau kalau iya aku akan memberikannya nanti “

“  oh tidak usah, nanti malah mati bila aku yang menanamnya apalagi aku harus selalu bekerja di toko tidak ada waktu untuk merawatnya  “ yumi berusaha menolak penawaranku

“ kamu bisa meletakkannya di toko sehingga bisa selalu merawatnya “ aku berusah meyakinnya untuk merawat tanaman ini

“ baiklah-baiklah aku akan merawatnya untuk bunga yang indah ini “ ujarnya sambil tersenyum memandang bunga itu

***

“ ku rasa sudah saatnya aku ke toko, aku pulang dulu yah “ yumi bangkit dari duduknya untuk segera pulang.

“ tunggu dulu, aku ambil tanamannya sebentar “ ujarku cepat mencegahnya untuk pulang.
Tak lama kemudian aku menyerahkan bunga seruni itu kepadanya didalam sebuah pot yang indah dan cukup ringan untuk tanaman itu dan sebuah bungkusan lainnya.

“ terima kasih liam atas tanamannya dan apa ini ? “ yumi membuka bungkusan yang satu lagi.

“ aku saja tadi sudah kenyang dengan buah-buahan itu, tak perlu repot-repot untuk membawakannya lagi “ yumi ingin menolak pemberianku itu

“ sudahlah ambil saja untuk keluarga di rumahkan bisa, lagipula kamu juga sering memberiku kue-kue lezat buatanmu itu “ aku tersenyum tulus melihatnya

“ terima kasih yah, aku pulang dulu. Bye liam “ yumi mulai pergi dengan mobil berwarna silver miliknya dan perlahan menjauh

“ bye yumi, hati-hati dijalan “ ujarku sambil melambaikan tangan menatap mobil itu yang semakin menjauh.

***

          Aku merasa senang sekali hari ini, sejak yumi datang kesini tadi tak henti-hentinya senyuman terus terpancar dari wajahku. Walau aku terkadang sebisa mungkin menahan senyuman yang berlebihan seperti saat ini, bahkan pegawaiku saja sampai terlihat bingung karena aku yang terus tersenyum dan riang gembira.

“ liam, kamu itu senyum-senyum terus gak cape apa ? “ ibu datang menghampiriku dan memelukku dari belakang.

“ eh ibu sudah pulang ? “ tanyaku kepadanya karena kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba memelukku

“ iya baru saja, kedatangan pacarnya jadi senyum-senyum terus yah “ ibu mengusap rambutku dengan sayang

“ ehmm kata siapa ? “ lirihku pelan

“ kata pegawai kamu tadi, kalau tadi ada cewek yang datang kemari dan sejak kedatangannya. Kamu tidak berhenti senyum-senyum terus “

“ haha dia bukan pacar aku kok,bu. Tapi aku lagi suka sama dia, dia itu yang pertama menarik perhatianku “ ujarku dengan nada yang antusias karena menceritakan tentang yumi kepada ibu

“ oh ya, siapa namanya. Lain kali perkenalkan ke ibu yah “ ujar ibu yang masih saja mengelus-elus rambutku

“ namanya yumi, dia punya toko kue dan kue buatannya lezat sekali. Tadi yumi ada bawa sih banyak tapi aku sudah menghabiskannya hahaha “ ujarku dan tertawa karena ucapanku itu

“ ok lah lain kali akan aku perkenalkan ke ibu “ ujarku setelah menyelesaikan tawaku yang sebentar itu

“ kamu tuh ada makanan lezat bukannya bagi-bagi, kebiasaan. Lain kali beliin buat ibu yah kuenya, ibu jadi pengen cicipin juga kue buatannya “ ujar ibu lalu mencubit pipiku pelan

“ ya deh ,bu. Aku janji akan membelikan untuk ibu besok setelah pulang sekolah “ aku bangkit dari tiduran dipangkuan ibu dan duduk melihatnya sambil tersenyum

“ ok, oh ya kamu kapan ingin menembak cewek itu. siapa tadi namanya ? “ ibu mencoba mengingat-ingat nama yumi, karena faktor usia aku dapat memakluminya yang terkadang cepat lupa dengan hal baru.

“ yumi ,bu namanya. Ibu nih pakai tembak-tembak nanti mati loh anak orang hahaha “ candaku karena ucapan ibu tadi.

“ iya iya deh terserah, kapan kamu menyatakan perasaan kamu liam “

“ Ehmm ... soal itu, aku belum bisa memastikannya “ lirihku sambil menunduk

“ kalau kamu suka atau cinta sama dia, kenapa harus menunggu. Bila dia juga menyukai kamu pasti dia sedang menunggu kamu menyatakan perasaan kamu ke dia dan kalau dia tidak suka berarti dia bukan jodoh kamu,liam. Sebaiknya kamu juga cepat mengatakannya sebelum didahului sama yang lain nanti “ ujar ibu mencoba menasehatiku tentang apa yang harus ku perbuat

“ baiklah bu, aku mengerti. Aku akan berusaha dan terima kasih bu “ aku memeluknya dengan erat dalam dekapan hangatnya.

“ iya, semoga kamu memilih pilihan yang tepat “ lirih ibu sambil memelukku.

‘ Ibu terima kasih atas dukungannya, aku menyayangimu bu. Aku juga akan mengikuti saranmu dan aku akan berusaha untuk itu, walau akhinya menyakitkan sekalipun aku akan berusaha tetap kokoh dan bertahan. Yumi ku harap kau juga memiliki rasa yang sama denganku karena hanya denganmu aku merasa begitu bahagianya yang tak pernah ku rasakan sebelumnya dan dirimulah yang membuatku sebahagia ini. Semoga apa yang ku harapkan adalah kenyataan untuk masa depanku kelak “ ujarku dalam hati sambil tersenyum yang masih dalam dekapan  ibu.


Hai minna-san
Yuki, kembali lagi memberikan asupan bagi kalian
Semoga kalian menikmatinya J
Jangan lupa tinggalkan vomment yah

I LOVE YOU ALL

YUKI NEKO

Minggu, 24 Januari 2016

Sang Penulis Kisah chapter 2

Sang Penulis Kisah

Chapter 2 : Awal Mula Perkenalan



          Secangkir coklat panas dan beberapa potong cake menemaniku yang sedang asik membuat cerita disebuah cafe tak begitu jauh dari rumahku, suasananya yang cukup nyaman dan desainnya yang mengangkat tema natural membuatku betah berada disini dan sering mengunjunginya.

          Saat sedang membuat cerita seperti saat ini, entah mengapa ketika aku memakan atau meminum sesuatu yang memiliki cita rasa manis. Inspirasiku mengalir seperti air dan jari-jemariku bergerak layaknya seorang penari profesional yang bergerak dengan lincahnya.

          Ku edarkan pandanganku sejenak untuk mengistirahatkan mataku yang agak lelah menatap layar laptop cukup lama, suasana yang tenang walau cukup banyak orang didalam cafe ini. Aku suka suasana ini, suasana yang mendukungku untuk mencapai titik ketenangan dan kenyamanan dimana tidak ada terasa beban yang ku tanggung sama sekali dan hal-hal yang menyesakkan otakku.

“ Ehmm ... Permisi, bolehkah saya duduk disini ? “ suara seorang perempuan mengagetkanku yang sedang termenung, suaranya yang begitu lembut mengisyaratkan pikiranku untuk menatap wajahnya.

“ E-eh, I-iya silahkan duduk saja “ ujarku yang agak gugup entah mengapa ? . Kulitnya yang putih bersih dan helaian rambutnya yang tergerai begitu saja tanpa terikat membentuk gelombang.
Ditambah sebuah kacamata yang pas diwajahnya agak sedikit chubby di bagian pipi, menghalangi pandanganku secara langsung untuk menatap matanya yang biru seindah lautan.

“ maaf mengganggu, karena tidak ada tempat lain yang dapat saya duduki “ aku mengedarkan pandanganku yang memang tidak ada tempat yang kosong lagi.

“ tidak perlu sungkan seperti itu, karena semua orang bisa duduk disini “ ujarku

“ oh ya perkenalkan saya Yumi yuliana, panggil saja yumi. Salam kenal “ ujar yumi

“ saya liam, Yuliam adhimas yudha. Salam kenal “ kami sambil berjabat tangan memperkenalkan diri kami masing-masing. Tangannya terasa begitu hangat di telapak tanganku saat bersentuhan dengannya.

          Yumi adalah seorang koki dan mempunyai sebuah toko kue, usiaku kami pun tak jauh berbeda hanya setahun dibawahku. Namun ada hal yang membuatku senang, statusnya yang masih single dan belum pernah berpacaran sama sepertiku.

          Aku yang entah mengapa begitu senang mengetahui hal itu, aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya dalam hidupku. Saat aku memandanginya, aku tak ingin mengalihkan pandanganku ke arah lainnya dan aku ingin hanya melihat dirinya. Saat aku berbicara dengannya, aku ingin membicarakan banyak hal hanya dengannya.

          Aku baru pertama kali merasakan hal ini, seakan menghancurkan dinding kokoh yang selama ini membentengiku dari perasaan seperti ini. Yumi, perempuan inilah yang berhasil menghancurkan dinding itu dengan mudahnya tanpa sulit sedikit pun. Sedangkan aku telah lama ku mencoba, tetapi tak pernah berhasil melakukannya.

          Seperti inikah yang disebut cinta ? Seperti inikah, rasanya menyukai seseorang ? . Haha, aku senang sekali. Setelah lama ku ingin merasakan seperti apa seseorang jatuh cinta, akhirnya aku merasakannya. Aku tak lagi hanya menterka-terka tentang rasa ini,  karena sekarang aku telah merasakannya. Aku yang saat membuat cerita hanya membayangkan seperti apa itu cinta, tetapi sekarang telah berbeda.

“ liam, kamu mengajar apa di sekolah ? “ tanya yumi yang sedang asik meminum minumannya

“ biologi, yumi. Tetapi juga pernah mengajar kimia dan sains di smp “

“ wah, kamu pintar yah. Aku tidak menyukai pelajar seperti itu sejak dulu, itu membuatku pusing walau hanya memikirkannya hahaha “

“ tidak juga kok, terkadang aku juga merasa sulit dengan mata pelajaran itu namun aku terus mencoba memahaminya hingga sekarang aku cukup paham dengan hal itu “ ujarku dengan jujur, tak menutupi apa yang sebenarnya ku rasakan.

“ ehmm, begitu “ yumi menganggukkan kepalanya seperti mengisyaratkan bahwa yumi paham apa yang aku katakan, lalu yumi melihat jam ditangannya.

“ wah, sepertinya aku harus segera pergi karena ada urusan yang perlu ku kerjakan. Kapan-kapan mampir yah ke toko kueku, liam suka makanan makanan maniskan ? , nanti aku buatkan untukmu secara Cuma-Cuma. “ yumi terlihat tersenyum dan ku balas senyumannya itu

           Saat dia baru pergi beberapa langkah, yumi berbalik menatapku “ aku nanti akan membaca ceritamu, aku cukup suka dengan gaya penulisanmu yang tadi sempat ku lihat saat kamu menulis. Sampai jumpa “

          Kali ini dia benar-benar pergi dan menghilang tertelan pintu kafe yang seakan menelannya tak bersisa. Aku tersenyum sendiri memikirkan pertemuan singkat kami tadi tetapi terasa kami telah lama saling mengenal satu sama lain. Aku belum pernah seperti ini, biasanya aku pasti cuek kepada mereka yang berkenalan denganku, bukannya aku jual mahal tetapi itulah diriku yang sebenarnya.

          Namun saat tadi aku bersama dengan yumi, aku seperti bukanlah diriku yang selama ini. Aku seakan terlahir kembali dengan raga yang sama namun tuhan menciptakan diriku lebih baik lagi dengan membuang semua citra burukku sebelummnya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari pada itu.

***

          Sudah beberapa hari sejak pertemuan pertamaku dengan yumi, walau kami tak bertemu lagi sejak saat itu tetapi kami masih berkomunikasi melalui media sosial .Kami berencana untuk bertemu di toko milik yumi.

          Langit malam yang sudah gelap, ditambah beberapa gumpalan awan hitam yang menutupi langit dan bintang-bintang yang indah. “ ku rasa nanti akan turun hujan, sebaiknya aku cepat ‘ ujarku dalam hati yang melihat langit ditutupi awan hitam.

          Di tokonya yumi, masih ada cukup banyak pelanggan. Mereka tampak senang menikmati potongan kue milik mereka yang dibuat oleh yumi. Saat aku duduk di salah satu sudut ruangan, seorang pelayan datang menghampariku “ mau pesan apa tuan ? “ tanya pelayan itu kepadaku

“ bisa tolong panggilkan yumi, saya telah membuat janji dengannya “ aku sambil tersenyum kepada pelayan itu

“ tolong tunggu sebentar, biar saya panggilkan nona yumi “ dia lalu beranjak pergi meninggalkanku disini.

          Tak lama, yumi datang dengan membawa beberapa potong kue yang berbeda dan dua gelas minuman “ maaf yang menunggu lama karena tadi aku cukup sibuk di dapur “ yumi lalu meletakkan kue dan minuman ke atas meja.

“ tidak perlu khawatir, tidak begitu lama kok “

“ sesuai janjiku, ini silahkan dicicipi semoga kamu suka. Semua yang ku sajikan adalah makanan manis yang sangat disukai oleh pelangganku “ yumi menyerahkan beberapa potong kue kepadaku.

“ ehmm ...  Ini enak sekali, pantas saja mereka menyukainya dan ku rasa aku juga akan menyukainya hahaha “ sedikit demi sedikit ku cicipi potong demi potong kue yang tersaji untuk meresapi kenikmatan yang sedang tersaji dalam potongan-potongan kue ini.

“ oh ya liam, bagaimana dengan pekerjaanmu di sekolah. Apakah melelahkan ? “ tanya yumi sambil menopang wajahnya dengan kedua tangannya.

“ belakangan ini cukup melelahkan karena harus membuat soal untuk ujian para murid tetapi itu cukup menyenangkan saat melihat ekspresi mereka saat mengerjakan soal itu. Ada yang bingung dan ada juga yang tersenyum karena senang dalam mengerjakan soal itu. “ ujarku kepada yumi yang asik mendengarkanku

“ sepertinya itu sangat menyenangkan melihat ekspresi mereka saat itu, ditambah lagi saat menegur mereka saat mencontek. Itu pasti sangat menyenangkan hahaha “

          Tetes-tetes air hujan perlahan mulai turun membasahi bumi, semakin lama semakin cepat mereka turun. Kami yang sebelumnya sedang mengobrol langsung melihat keluar melalui sebuah kaca yang memang terletak di samping kami. Sehingga kami dapat melihat yang sedang teejadi diluar sana.

          “ wah, hujan. Sepertinya ini adalah doa dari para jones diluar sana “ yumi terlihat tersenyum, aku yang melihatnya juga ikut tersenyum yang tak hanya mendengarkan perkataannya namun juga senyumannya yang begitu indah untuk ku perhatikan.

“ jam berapa toko ini tutup, yumi ? “ yumi lalu melihat jam di tangannya lalu melihat sekitarnya

“ ini sudah waktunya tutup, lagi pula hanya tinggal beberapa orang pelanggan saja “ ujarnya melihat beberapa meja dalam toko miliknya

“ kalau begitu biar ku antar pulang. Kamu tidak membawa kendaraan bukan ? “ yumi menganggukkan kepalanya sebentar

“ kalau begitu tunggu sebentar, aku akan berganti baju dan kita harus menunggu pelanggan pergi terlebih dahulu. Apakah kamu keberatan ? “

“ tak masalah, aku akan menunggu “ ujarku
‘ ya aku akan menuggu, aku akan senang bila mereka cukup lama di tokomu karena itu akan memberikanku waktu untukku mengobrol lebih lama ‘ ujarku dalam hati

          Selama aku menunggu yumi berganti baju, aku mengeluarkan smart phone milikku dan mulai menuliskan sebuah puisi disana.

Senyuman manis menarik hati
Menghacurkan dinding penghalang hati
Goresan senyum di wajahmu
Melelehkan hati yang membeku

Ku tak pernah merasakan hal ini
Bahkan dengan ribuan orang
Yang pernah hadir dalam hidupku

Aku hanya merasakannya denganmu
Debaran jantung yang tak menentu
Senyumanku tak pernah lepas
Menatap paras indahmu
Perubahan sikap yang drastis
Ku rasakan saat pertama kali 
Bertemu dengan dirimu seorang

Kau lah tulang rusukku
Yumi yuliana

“ ayo berangkat, mereka sudah pergi “ yumi datang menghampiriku dengan pakaian yang berbeda, tak lagi menggunakan pakaian kerjanya.

“ ayo “ aku lalu bangkit dari dudukku

“ kamu tadi sedang menulis apa ?. Sepertinya sesuatu yang menarik “

“ tidak, ada bukan apa-apa kok “ aku tersenyum menatap dirinya.
‘ ku harap aku dapat memilikimu, yumi yuliana ‘ ujarku dalam hati sambil tersenyum memikirkanmu


Hai yuki kembali lagi
Untuk memberikan asupan untuk kalian
Jangan lupa berikan komen kalian terhadap cerita yuki

Arigatou gozaimasu minna-san
Sankyu for reading itu

I LOVE YOU ALL

YUKI NEKO 

Jumat, 22 Januari 2016

Sang penulis kisah chapter 1

Sang Penulis Kisah
Chapter 1 : Harapan Penuh Warna



Prolog

          Rangkaian kata yang ku curahkan melalui sebuah tulisan seakan memiliki arti bagi orang lain, tapi itu bukanlah sesuatu yang berarti bagi diriku ini yang merupakan orang yang merangkai kata demi kata itu. aku menyukai hal yang berhubungan mengenai hal yang disebut perasaan baik itu cinta, dendam, marah maupun kata yang sedang menjadi populer saat ini yaitu galau.

          Aku seakan tak pernah merasakan semua hal itu dan aku hanya menjalani hidupku layaknya robot yang hanya mengikuti perintah tanpa adanya bantahan dan tak memiliki perasaan. Hidupku juga selalu monoton sehingga terkadang membuatku merasa bosan dengan hidup ini, pernah terlintas dibenakku. Apakah aku bisa seperti mereka ? tertawa dengan riangnya, mengungkapkan amarah yang sedanga dirasakan, ataupun merenung memikirkan kisah cinta yang dialaminya . Ku harap ku bisa seperti mereka, layaknya manusia dan bukanlah robot yang harus diperintah terlebih dahulu.

          Aku sebelumnya hanyalah yuliam adhimas yudha, seorang guru yang mengajar bidang biologi dan juga seorang penulis disebuah beberapa situs web. Hidupku tak berkesan sama sekali bahkan hampa dan aku hanyalah seperti robot dalam tubuh manusia.

         Hingga kau datang, yumi yuliana. Kau datang mengubahku memberikanku berjuta warna dalam hidupku dan memberikan rasa yang selama ini ku inginkan, yumi kaulah sang mentari yang menyinari hidupku dan sebagai malaikat tak bersayap yang tuhan berikan padaku untuk membimbingku menjadi manusia yang sebenarnya. Untuk mencintai dan dicintai, untukmu dan juga untukku .

--------------

          Berjalan melewati ruang demi ruang kelas tempat dimana para murid belajar, hingga tiba di depan sebuah kelas. “ selamat pagi semua “ sapaku terhadap mereka yang sebelumnya ribut menjadi hening lalu mereka cepat-cepat menuju kursi mereka masing-masing. “ pagi pak “ jawab mereka kompak bersamaan. “ apakah ada pr untuk dikumpulkan hari ini ? “ ujarku kepada mereka

“ tidak ada pak “ mereka kembali kompak menjawabnya

“ ayolah kalian jangan berbohong, saya memiliki catatannya loh “ godaku ke mereka sambil menunjukkan sebuah buku catatan kecil kepada mereka

“ haha iya pak ada, tapi ada soal yang tak bisa kami jawab karena terlalu sulit “ dimas akhirnya angkat bicara, mewakili mereka sedangkan yang lain hanya mengangguk dan menyetujui yang dikatakan oleh dimas.

“ kalian tak perlu berbohong seperti itu, kalau tak bisa katakan saja biar kita menjawabnya bersama-sama. Soal nomor berapa yang sulit itu, biar kita membahasnya bersama “

***

          Disaat jam istirahat aku memakan bekal yang ku buat tadi pagi sambil mengetik sesuatu hal yang menjadi kebiasaanku disaat senggang seperti ini di sebuah tempat duduk yang dibuat oleh sekolah. Aku lebih suka membawa bekal dibanding membeli makanan di kantin, karena aku juga bisa menyalurkan kesenanganku dalam dunia memasak dan melakukan beberapa eksperimen.

          Jemari mulai menari menekan tombol keyboard dan merangkai huruf demi huruf sehingga menjadi sebuah kata dan terciptalah sebuah kalimat. Saat inspirasi mulai mengalir melalui jemari ini, “ hai pak, lagi membuat cerita lagi “ ujar orang itu yang telah ku ketahui hanya dengan mendengar suarnya saja

“ ehmm iya nih, dimas kamu gak makan ? “ aku masih fokus dengan layar laptop dan jemariku yang terus bergerak

“ sudah pak tadi, bapak sibuk tidak ? “

“ tidak begitu kok, ada apa ? “

“ saya ingin meminta pendapat bapak tentang masalah yang saya alami “ dimas terlihat agak tidak semangat tak seperti biasanya yang selalu bersemangat dan juga menyenangkan

“ ceritakan saja, bapak akan menolongmu semampunya dan memberikan jalan keluar terbaik yang bisa bapak berikan “ aku lalu mematikan laptopku dan mulai serius dengan apa yang menjadi permasalahan muridku ini

“ saya menyukai seseorang tetapi saya tak begitu yakin dengan apa yang saya rasakan pak “

“ kenapa kamu bisa berpikir begitu, apakah kamu merasakan sesuatu yang berbeda dari orang yang kamu sukai itu ? “

“ ya sih pak, ada sesuatu yang berbeda sehingga membuat saya nyaman dengan dia dan ingin dekat dia. Tapi saya takut ini hanyalah sesuatu yang fana dan akan menghilang, saya juga takut dia tak akan menerima saya  “

" hei jangan bersedih seperti itu, kamu harus berpikir positif dengan apa yang ingin kamu lakukan dan jangan pesimis begitu. Kamu juga perlu mencoba sesuatu untuk meyakini bahwa cinta itu datang dan pergi tetapi cinta yang sebenarnya, walaupun ia pergi sejauh apapun dia pasti akan kembali ke tempat dimana pasangannya itu berada.”

“ saya mengerti pak. Ehmm ... tapi saya masih ada satu masalah lagi “ ujar dimas lagi

“ wah banyak sekali masalahmu, ayo ceritakan saja “ aku sangat senang ketika memberikan sebuah saran seperti ini kepada orang lain tetapi aku belum bisa memberikan jalan yang terbaik untukku sendiri, betapa anehnya diriku ini

“ hehe. Ehmm ... keluarga saya ingin saya meneruskan bisnis keluarga dan mengambil jurusan yang saya tidak suka, dan saat saya bilang ingin mengambil jurusan keguruan. Mereka sama sekali tak menyetujui pilihan saya dan tetap menginginkan saya di jurusan yang mereka pilih itu “ dimas kembali terlihat sedih setelah sempat tesenyum tadi

“ kamu bukanlah sebuah robot yang dapat mereka perintah-perintah dan kamu harus menurutinya, kamu juga memiliki sebuah pilihan. Kamu sebaiknya mengatakan kepada mereka, selain menjadi guru. Kamu juga bisa menjalani bisnis keluarga itu, sehingga apa yang menjadi pilihanmu dan kaluargamu bisa terwujudkan. Seperti yang bapak lakukan, selain menjadi guru bapak juga berbisnis “

“ ya pak, saya mengerti. Saya akan mencoba membicarakannya kembali dengan orang tua saya dan menurut bapak apakah saya cocok menjadi seorang guru ? “

“ kamu pantas kok menjadi seorang guru, kamu menyenangkan, pintar dan saat kamu mengajari teman-temanmu. Mereka dapat mengerti dengan apa yang kamu katakan “ aku mengusap rambutnya, seperti mencoba menyalurkan semangat kepadanya

“ haha terima kasih pak, atas pujian dan sarannya. Bapak sangat membantu, saya kembali ke kelas yah pak sebentar lagi sudah mau jam pelajaran “ dimas lalu beranjak pergi meninggalkanku yang masih nyaman duduk ditempat ini.

          Aku memandang awan yang menggumpal putih begitu banyak, seakan domba-domba yang berterbangan di langit sana dengan bulu-bulu putih dan hangat mereka. Aku begitu mudahnya mengatakan hal itu kepada dimas, namun aku begitu bodoh saat harus ku aplikasikan ke dalam hidupku.

          Hampir semua yang ku katakan kepadanya adalah sesuatu yang harusnya juga ku lakukan dalam hidupku. Aku juga seperti robot yang hanya mengikuti perintah dan tidak membantah sama sekali, pernah ku ingin melakukannya tapi tak ada keberanian yang besar dalam diriku untuk merealisasikannya. Setidaknya aku dapat menyalurkan keinginan itu dengan membukan sebuah cafe tempatku bereksperimen dengan bahan-bahan makanan.

          Cih, begitu bodohnya diriku ini. Aku bisa menasehati orang lain tetapi tak bisa ku lakukan terhadap diriku sendiri dan aku bisa membuat tulisan dan kisah romantis tetapi hidupku hampa tak berwarna. Begitu hampanya hidupku ini kesan sama sekali, ekspresiku pun hanyalah topeng semata tuk menutupi kekosongan itu.

          Aku tersenyum terhadap kebodohan yang telah ku lakukan sendiri, begitu anehnya diriku. ‘ ku harap suatu hari nanti, akan begitu banyak warna dalam hidupku. Sehingga membuatku bisa berekspresi dengan bebasnya dan bukanlah hanya sebuah topeng semata. Karena aku lelah dengan hidup yang seperti ini ‘ ujarku dalam hati sambil tersenyum penuh harap menatap langit siang hari ini.

Hai semuanya , maaf yah
Dah lama gak update.
Semoga kalian menyukai ceritaku ini
Jangan lupa tinggalkan komen kalian

I love you all

YUKI NEKO 

Kamis, 21 Januari 2016

kepergianmu

Sedihku menggundah
Mengacaukan hati

Bayangmu menghampiri
Mengelamkan duniaku

Hancur tak berbekas
Aku tak bergeming

Diam terpaku menatap kosong
Hanya tatapan kosong
Tanpa arti yang terpancar

Seakan menakuti
Makhluk di muka bumi

Sepucuk surat putih yang kau tulis
Menusuk relung jiwaku
Lubang besar telah tercipta
Tak dapat ku tutupi

Terasa sakit
Namun hanya tangis
Yang dapat ku curahkan

Kepergianmu yang tak kan kembali
Ke dunia ini
Sakit rasanya mengetahui

Kenyataan itu 

Sabtu, 09 Januari 2016

Dewa pemilik hati chapter 3 ( END )

Dewa pemilik hati

Chapter 3 : akhir kisah ini



          Bisikkan-bisikan kecil dalam pikiranku begitu mengganggu hari-hariku, suara-suara yang saling bertentangan itu terkadang membuatku stress dan tak mengerti langkah apa yang harus ku ambil dan ku perbuat. Ada yang berbisik tuk menyatakan kepada pria itu dan ada pula yang berbisik menunggu saja hingga pria itu mengatakannya kepadaku, aku begitu bingung apa yang harus ku lakukan.
   
          Terlintas dipikiranku untuk mengatakannya, namun ada rasa gengsi bila harus aku yang melakukannya. Tapi bila aku hanya diam saja, aku mungkin akan menyesalinya. mungkin saja secarik kertas yang ku lihat waktu itu bukanlah ditujukan untuk ku melainkan untuk wanita lain, tapi aku tak boleh pesimis seperti itu dan aku harus yakin dengan apa yang aku yakini selama ini.

# Flashback

          Ketika para murid telah berhamburan keluar menuju rumahnya masing-masing, sekarang hanya menyisahkan diriku yang masih duduk dikursi kelasku dengan setianya sambil memegang sebuah kotak hadiah dipangkuanku.

          Besok adalah hari ulang tahun, pria pujaanku. Dewa yoga saputra itulah namanya, seberapa banyak ku menyebut namanya. Aku selalu mengingat wajahnya yang entah kenapa begitu melekat didalam hatiku, membuatku selalu tersemu merah wajahku bila terus memikirkannya.  Ahhhh inilah perasaan cinta yang pertama kali ku rasakan dan ternyata rasanya begitu membahagiakan. Namun apalah daya, diriku begitu pengecut tuk menyerahkan hadiah ini kepadanya dan ku hanya dapat menyimpannya saja hingga waktu yang tepat datang menghampiriku.

          Saat ku ingin pulang dan melewati kursi yang sebelumnya diduduki oleh dewa, ku lihat secarik kertas berada disana.

Memandangi wajahmu begitu hangat rasanya
Mengingat wajahmu menghagatkan tubuh ini
Seakan telah dingin berjuta-juta tahun lamanya
Dan tak pernah merasakan kehangatan ini
Wajahku selalu tersemu merah
Bila ku mengingat dirimu
Helaian rambutmu, begitu halus kurasakan
Sentuhan tanganmu, begitu nyaman ku menggenggamnya
Ku ingin bersamamu
Ku ingin kau disisiku
Dan terus memandangi senyuman itu
Senyuman yang membuatku terbuai akan
Keindahan ciptaan tuhan
Yaitu dirimu I...

# End flashback

          Ku duduk disebuah kafe tempat ku berjanjian dengan seseorang, disudut ruangan itu ku hanya terdiam dan gugup yang teramat kurasakan. Telah lama ku menunggu dirinya namun tak kunjung datang, apa dia tak akan datang kemari ? .  dengan lesu ku beranjak dari kursiku berusaha untuk meninggalkan tempat ini, tapi sebuah tepukan dibahuku seakan menyadarkanku “ in maaf yah telat,  tadi aku ada perlu sebentar “ . ternyata dia akhirnya datang, walau dia datang terlambat namun aku bahagia karena dia datang kemari saat ini “ gak papa kok, dewa “ .  

          “ oh ya kamu mau ngomong apa, dri ? “ , “ ehmm ... i .. itu “ kegugupanku semakin meningkat saat ku memandangi wajahnya. “ itu apa, indiri “ dewa seakan bingung dengan apa yang ku katakan. “ A.. ak-aku ... suka sama kamu dewa dan aku ingin jadi pacar kamu “ ku menunduk dan tak berani menatapnya, untuk mengatakan hal ini saja butuh perjuangan yang besar bagiku. Apalagi aku sambil menatapnya, mungkin aku akan pingsan seketika sebelum mengatakannya.

          Sebuah elusan lembut dikepalaku, membelainya lembut begitu nyaman ku rasakan. Ku hanya dapat menatapnya dengan tatapan yang penuh harap “  terima kasih telah menyukaiku indri dan aku sangat tersanjung sekali telah disukai oleh wanita cantik sepertimu. Tapi maaf aku telah menyukai orang lain indri dan maaf aku tak dapat menjadi kekasihmu “ tanpa terasa air mata begitu saja mengalir turun ke pipiku tanpa ku hendaki, ternyata benar secarik kertas yang ku temukan bukanlah ditujukan untukku tapi siapakah gerangan orang yang begitu beruntungnya mendapatkan hati seorang dewa yoga saputra.

          Dewa refleks mengambil tisu lalu mengelap air mataku dengan perhatiannya,  aku hanya dapat tersenyum menanggapinya walau terasa sakit ku rasakan hati ini. “ dewa, siapakah orang yang begitu beruntungnya mendapatkan hatimu itu ?  “. “ itu rahasia indri, aku ingin tetap ini menjadi sebuah rahasia yang tak ingin ku ungkapkan. Karena begitu pahit ku rasakan “ walau dewa mengatakan hal yang begitu menyakitkan bagi dirinya itu, namun dia tetap tersenyum menghadapinya. Itu membuatku tak ingin menyakitinya yang telah terluka.

END

“ sejuta mimpi ku ciptakan dan seribu kisah telah tercipta untukku, tapi seakan itu hanyalah sebuah gelembung sabun yang tak dapat ku sentuh dan hanya dapat ku pandangi saja. Hingga ia pecah dan tak meninggalkan jejak sedikitpun  tapi menyisahkan kenangan yang begitu perih ku rasakan  “

-      - Indri natalia

Selasa, 05 Januari 2016

Dewa pemilik hati chapter 2

Dewa pemilik hati
Chapter 2 :  berbeda



          Tugas-tugas yang menyesakkan pikiranku, makin lama membuat semangatku kian memudar tergerus waktu. Lembaran-lembaran soal dihadapanku hanya ku tatap dengan lesu, tak berminat tuk mengerjakannya apalagi menyentuhnya. Dering hp tanda bbm masuk ke hpku lebih menarik dari pada tugas-tugas itu, ku buka isi pesan itu.  aku bahagia melihat, siapa yang mengirimnya.

Dewa yoga saputra
Sudah selesai tugas untuk besok ?

Indri natalia
Belum, lagi males. Kamu memangnya sudah ?

Dewa yoga saputra
Belum juga, hehehe. Belum mood

Indri natalia
Haha, sama aja dong

Dewa yoga saputra
Semangat yah buat tugasnya jangan sampai gak dibuat, bye ndri.

Indri natalia
Bye dewa

          Walaupun hanya sekedar mengobrol biasa saja, itu telah membuatku bahagia. Dewa juga mungkin cukup senang atau tidak dalam kondisi badmood, walau dia belum mood untuk mengerjakan tugasnya karena dia jarang sekali memulai mengobrol denganku dan seringnya akulah yang memulai pembicaraan.

          Aku pernah membaca sebuah tulisan dimedia sosial yang tertulis “ percakapan yang biasa saja atau bodoh sekalipun akan terasa berbeda dan membuatmu bahagia saat dia adalah orang yang kau cinta “ . saat ini itu terjadi kepadaku dan aku merasa senang sekali, dadaku seakan terisi penuh oleh kupu-kupu dan siap meledak kapan saja.

          Kembali ku menatap percakapan singkat itu dengan raut wajah yang berseri-seri, aku harus semangat mengerjakan tugas-tugas yang menyebalkan ini. Semangat indri, ayo semangat aku menyemangati diriku sendiri dan juga oleh dewa tadi sang pemilik hati ini.

***

          “ hai ndri,  dah selesai tugasnya ? “ suara orang itu mengagetkanku yang termenung menatap layar hp. “ hai dewa, sudah kok. Kamu sudah selesai ? “ dia kini duduk disampingku yang memang sejak tadi kosong menunggu pintu kelas yang belum terbuka dan mengangguk menjawab pertanyaanku. Dewa memang orang yang pintar, dia pasti telah menyelesaikan tugasnya. Dia juga orang yang aktif di kelas dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para dosen.
Seperti biasanya disaat seperti ini dewa pasti mendengarkan musik melalui headsetnya, musik-musik kesukaannya yaitu musik jepang. Menurutnya yang penting dari musik yang didengarkannya ialah melodinya bukannya lirik karena melodi itu lebih mencerminkan lirik dan juga perasaan dari lagu itu. satu hal yang juga ku ingat dari perkataan dewa “ no music no life “ , ku rasa itu memang sangat cocok untuknya karena dewa hampir selalu mengisi waktunya dengan musik dengan menggunakan headset miliknya.

***

          “ ndri, mau makan bareng ? “ aku mencoba memproses perkataan dewa barusan, pertanyaannya membuatku memprosesnya dengan lama. Tumben sekali dewa mengajakku makan bersamanya karena biasanya teman-teman kami lah yang mengajakku. “ O ..o.. ok  “

          Makanan dan minuman telah dipesan oleh dewa, tidak biasanya dia seperti ini. Sepertinya dia dalam kondisi yang teramat bahagia, teman kami pun sempat bertanya kepadanya. Apa yang membuatnya sebahagia ini dan betapa menyesalnya mereka bertanya saat dewa menjawab bahwa  “ aku senang karena one ok rock akan merilis single baru dan anime yang aku tunggu-tunggu telah rilis, haha  “.

          Dia benar-benar menyesal karena telah bertanya kepada dewa, karena memang moodbooster yang ampuh bagi dewa adalah sesuatu yang berbau jepang ataupun fiksi dan juga itu lah yang sering membuatnya menjadi badmood. Dewa dapat berubah moodnya dengan cepat, bila itu menyangkut perasaan dan juga hal yang disukainya.


“ Cinta memangdang kelemahan orang yang dicintainya sebagai kelebihan dan keunikan dari orang tersebut “

-          Indri natalia 

Dewa pemilik hati chapter 1



Dewa pemilik hati
Chapter 1 : pengenalan



          Wajahnya memandang langit biru dari jendela kelas yang sedikit kusam, namun masih cukup jelas tuk melihat ke luar sana. Tatapannya begitu damai memandang langit itu, menghiraukan kelas yang berisik oleh canda dan tawa teman-temannya.

          Dia memang memiliki fisik yang biasa saja namun dia memiliki sesuatu yang berbeda, kepribadiannya yang begitu menarik orang disekitarnya seakan menjadi magnet tersendiri dari dirinya. Tak heran banyak orang yang mengaguminya tapi juga banyak orang yang kurang senang dengannya karena sifatnya. Dia begitu dingin dengan orang yang tak dikenalnya dan terkadang perkataannya begitu menusuk hati, hanya orang yang sabar yang dapat dekat dengannya bila badmoodnya datang seperti itu. tapi dia tetaplah menjadi orang yang aku suka sejak mengenalnya.

( ^_^ )      >>>      (>.< ) Kyaaa

          Suasana kampus yang dipenuhi oleh tugas-tugas telah dapat tangani walau awalnya sulit bagiku tuk beradaptasi dan move on dari masa-masa SMA.  Terkadang ku merindukan suasana itu namun apalah daya, kehidupan akan terus berlanjut meninggalkan masa lalu yang akan menjadi kenangan.

          “ hai in, selamat pagi “ pemilik suara yang tak asing itu semakin mendekat. “ hai lian, pagi. Tumben datangnya cepat ? “ lian adalah temanku yang cukup dekat denganku, kami berasal dari SMA yang sama dan sekarang kuliah di universitas yang sama namun berbeda jurusan. “ lagi ada tugas jadi agak cepat datangnya “ dia tertawa dengan pelan, “ dasar kamu tuh, gak berubah-berubah. Bisnya dah datang tuh, ayo cepat “ tak berlangsung lama bis pun datang menjemput kami.

          Perkenalkan aku indri natalia, sekarang sedang kuliah dijurusan pendidikan kimia. Walau banyak orang mengatakan kimia itu sulit sehingga hanya sedikit yang menyukai jurusan yang berbau kimia, padahal kimia itu menarik dan berada disekitar kita seperti udara. Entahlah apa yang membuat mereka berpikir seperti itu.

          Kuliah itu memang asik karena kita hanya perlu datang ke kampus jika ada mata kuliah saja dan dapat menggunakan pakaian yang bebas tapi yang membuatnya melelahkan adalah tugas yang terus ada bagai air yang mengalir. Namun bila aku hanya mengeluh tugas-tugas itu tak akan terjawab sendiri bukan, jadi aku harus secepatnya menyelesaikan tugas-tugas itu agar tak merepotkanku dengan tambahan tugas-tugas yang akan datang nanti.

***

          Seperti biasa dia sedang mendengarkan musik melalui headset miliknya saat menunggu jam masuk sama sepertiku, dia berada dijurusan yang sama denganku bahkan kami sekelas. Tapi aku begitu dekat dengannya, ingin rasanya aku dekat dengannya. Mendengarkan musik bersama yang ku tahu, dia menyukai musik-musik dari negeri sakura. Walau aku tak begitu mengetahui lagu itu, aku hanya ingin berada dekat dengannya tapi begitu sulit bagiku tuk dekat dengannya.

          Namanya dewa yoga saputra, orang yang pintar dan sedikit berbicara namun saat dia berbicara seakan menjawab banyak perkataan sekaligus. Tatapannya yang terkadang terkesan dingin dan datar mencerminkannya dengan dewa kematian yang siap mencabut nyawa dan wajahnya saat dia tersenyum dan bahagia mencerminkannya sebagai michael sang dewa yang sangat tampan dan menyukai kecantikan. Dewa memang pribadi yang menarik dengan dua julukan itu, membuatnya menjadi pribadi yang menarik perhatian orang lain.

          Walau kami dikelas yang sama tapi kami sangat jarang sekali mengobrol berdua saja, ingin rasanya ku membicarakan sesuatu hal yang kami sukai atau suatu hal yang menarik untuk bahan obrolan kami. Pernah sekali ku mencoba tapi perasaan gugup selalu menghampiriku disaat itu sehingga aku hanya bertanya pertanyaan tak berguna dan obrolan pun tak berlangsung lama.

“ Menyedihkannya nasibku, seakan hanya dapat mengagumi tanpa harus memilki. “
-      Indri natalia

“ Mimpi yang akan hanya menjadi ilusi dan tak akan pernah terwujud, tanpa menyentuh hari-harimu.”

-          Indri natalia