Sang Penulis Kisah
Chapter 2 : Awal Mula Perkenalan
Secangkir coklat panas dan beberapa potong cake menemaniku
yang sedang asik membuat cerita disebuah cafe tak begitu jauh dari rumahku,
suasananya yang cukup nyaman dan desainnya yang mengangkat tema natural
membuatku betah berada disini dan sering mengunjunginya.
Saat sedang membuat cerita seperti saat ini, entah mengapa ketika aku memakan atau meminum sesuatu yang memiliki cita rasa manis. Inspirasiku mengalir seperti air dan jari-jemariku bergerak layaknya seorang penari profesional yang bergerak dengan lincahnya.
Ku edarkan pandanganku sejenak untuk mengistirahatkan mataku yang agak lelah menatap layar laptop cukup lama, suasana yang tenang walau cukup banyak orang didalam cafe ini. Aku suka suasana ini, suasana yang mendukungku untuk mencapai titik ketenangan dan kenyamanan dimana tidak ada terasa beban yang ku tanggung sama sekali dan hal-hal yang menyesakkan otakku.
“ Ehmm ... Permisi, bolehkah saya duduk disini ? “ suara seorang perempuan mengagetkanku yang sedang termenung, suaranya yang begitu lembut mengisyaratkan pikiranku untuk menatap wajahnya.
“ E-eh, I-iya silahkan duduk saja “ ujarku yang agak gugup entah mengapa ? . Kulitnya yang putih bersih dan helaian rambutnya yang tergerai begitu saja tanpa terikat membentuk gelombang.
Ditambah sebuah kacamata yang pas diwajahnya agak sedikit chubby di bagian pipi, menghalangi pandanganku secara langsung untuk menatap matanya yang biru seindah lautan.
“ maaf mengganggu, karena tidak ada tempat lain yang dapat saya duduki “ aku mengedarkan pandanganku yang memang tidak ada tempat yang kosong lagi.
“ tidak perlu sungkan seperti itu, karena semua orang bisa duduk disini “ ujarku
“ oh ya perkenalkan saya Yumi yuliana, panggil saja yumi. Salam kenal “ ujar yumi
“ saya liam, Yuliam adhimas yudha. Salam kenal “ kami sambil berjabat tangan memperkenalkan diri kami masing-masing. Tangannya terasa begitu hangat di telapak tanganku saat bersentuhan dengannya.
Yumi adalah seorang koki dan mempunyai sebuah toko kue, usiaku kami pun tak jauh berbeda hanya setahun dibawahku. Namun ada hal yang membuatku senang, statusnya yang masih single dan belum pernah berpacaran sama sepertiku.
Aku yang entah mengapa begitu senang mengetahui hal itu, aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya dalam hidupku. Saat aku memandanginya, aku tak ingin mengalihkan pandanganku ke arah lainnya dan aku ingin hanya melihat dirinya. Saat aku berbicara dengannya, aku ingin membicarakan banyak hal hanya dengannya.
Aku baru pertama kali merasakan hal ini, seakan menghancurkan dinding kokoh yang selama ini membentengiku dari perasaan seperti ini. Yumi, perempuan inilah yang berhasil menghancurkan dinding itu dengan mudahnya tanpa sulit sedikit pun. Sedangkan aku telah lama ku mencoba, tetapi tak pernah berhasil melakukannya.
Seperti inikah yang disebut cinta ? Seperti inikah, rasanya menyukai seseorang ? . Haha, aku senang sekali. Setelah lama ku ingin merasakan seperti apa seseorang jatuh cinta, akhirnya aku merasakannya. Aku tak lagi hanya menterka-terka tentang rasa ini, karena sekarang aku telah merasakannya. Aku yang saat membuat cerita hanya membayangkan seperti apa itu cinta, tetapi sekarang telah berbeda.
“ liam, kamu mengajar apa di sekolah ? “ tanya yumi yang sedang asik meminum minumannya
“ biologi, yumi. Tetapi juga pernah mengajar kimia dan sains di smp “
“ wah, kamu pintar yah. Aku tidak menyukai pelajar seperti itu sejak dulu, itu membuatku pusing walau hanya memikirkannya hahaha “
“ tidak juga kok, terkadang aku juga merasa sulit dengan mata pelajaran itu namun aku terus mencoba memahaminya hingga sekarang aku cukup paham dengan hal itu “ ujarku dengan jujur, tak menutupi apa yang sebenarnya ku rasakan.
“ ehmm, begitu “ yumi menganggukkan kepalanya seperti mengisyaratkan bahwa yumi paham apa yang aku katakan, lalu yumi melihat jam ditangannya.
“ wah, sepertinya aku harus segera pergi karena ada urusan yang perlu ku kerjakan. Kapan-kapan mampir yah ke toko kueku, liam suka makanan makanan maniskan ? , nanti aku buatkan untukmu secara Cuma-Cuma. “ yumi terlihat tersenyum dan ku balas senyumannya itu
Saat dia baru pergi beberapa langkah, yumi berbalik menatapku “ aku nanti akan membaca ceritamu, aku cukup suka dengan gaya penulisanmu yang tadi sempat ku lihat saat kamu menulis. Sampai jumpa “
Kali ini dia benar-benar pergi dan menghilang tertelan pintu kafe yang seakan menelannya tak bersisa. Aku tersenyum sendiri memikirkan pertemuan singkat kami tadi tetapi terasa kami telah lama saling mengenal satu sama lain. Aku belum pernah seperti ini, biasanya aku pasti cuek kepada mereka yang berkenalan denganku, bukannya aku jual mahal tetapi itulah diriku yang sebenarnya.
Namun saat tadi aku bersama dengan yumi, aku seperti bukanlah diriku yang selama ini. Aku seakan terlahir kembali dengan raga yang sama namun tuhan menciptakan diriku lebih baik lagi dengan membuang semua citra burukku sebelummnya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari pada itu.
***
Sudah beberapa hari sejak pertemuan pertamaku dengan yumi, walau kami tak bertemu lagi sejak saat itu tetapi kami masih berkomunikasi melalui media sosial .Kami berencana untuk bertemu di toko milik yumi.
Langit malam yang sudah gelap, ditambah beberapa gumpalan awan hitam yang menutupi langit dan bintang-bintang yang indah. “ ku rasa nanti akan turun hujan, sebaiknya aku cepat ‘ ujarku dalam hati yang melihat langit ditutupi awan hitam.
Di tokonya yumi, masih ada cukup banyak pelanggan. Mereka tampak senang menikmati potongan kue milik mereka yang dibuat oleh yumi. Saat aku duduk di salah satu sudut ruangan, seorang pelayan datang menghampariku “ mau pesan apa tuan ? “ tanya pelayan itu kepadaku
“ bisa tolong panggilkan yumi, saya telah membuat janji dengannya “ aku sambil tersenyum kepada pelayan itu
“ tolong tunggu sebentar, biar saya panggilkan nona yumi “ dia lalu beranjak pergi meninggalkanku disini.
Tak lama, yumi datang dengan membawa beberapa potong kue yang berbeda dan dua gelas minuman “ maaf yang menunggu lama karena tadi aku cukup sibuk di dapur “ yumi lalu meletakkan kue dan minuman ke atas meja.
“ tidak perlu khawatir, tidak begitu lama kok “
“ sesuai janjiku, ini silahkan dicicipi semoga kamu suka. Semua yang ku sajikan adalah makanan manis yang sangat disukai oleh pelangganku “ yumi menyerahkan beberapa potong kue kepadaku.
“ ehmm ... Ini enak sekali, pantas saja mereka menyukainya dan ku rasa aku juga akan menyukainya hahaha “ sedikit demi sedikit ku cicipi potong demi potong kue yang tersaji untuk meresapi kenikmatan yang sedang tersaji dalam potongan-potongan kue ini.
“ oh ya liam, bagaimana dengan pekerjaanmu di sekolah. Apakah melelahkan ? “ tanya yumi sambil menopang wajahnya dengan kedua tangannya.
“ belakangan ini cukup melelahkan karena harus membuat soal untuk ujian para murid tetapi itu cukup menyenangkan saat melihat ekspresi mereka saat mengerjakan soal itu. Ada yang bingung dan ada juga yang tersenyum karena senang dalam mengerjakan soal itu. “ ujarku kepada yumi yang asik mendengarkanku
“ sepertinya itu sangat menyenangkan melihat ekspresi mereka saat itu, ditambah lagi saat menegur mereka saat mencontek. Itu pasti sangat menyenangkan hahaha “
Tetes-tetes air hujan perlahan mulai turun membasahi bumi, semakin lama semakin cepat mereka turun. Kami yang sebelumnya sedang mengobrol langsung melihat keluar melalui sebuah kaca yang memang terletak di samping kami. Sehingga kami dapat melihat yang sedang teejadi diluar sana.
“ wah, hujan. Sepertinya ini adalah doa dari para jones diluar sana “ yumi terlihat tersenyum, aku yang melihatnya juga ikut tersenyum yang tak hanya mendengarkan perkataannya namun juga senyumannya yang begitu indah untuk ku perhatikan.
“ jam berapa toko ini tutup, yumi ? “ yumi lalu melihat jam di tangannya lalu melihat sekitarnya
“ ini sudah waktunya tutup, lagi pula hanya tinggal beberapa orang pelanggan saja “ ujarnya melihat beberapa meja dalam toko miliknya
“ kalau begitu biar ku antar pulang. Kamu tidak membawa kendaraan bukan ? “ yumi menganggukkan kepalanya sebentar
“ kalau begitu tunggu sebentar, aku akan berganti baju dan kita harus menunggu pelanggan pergi terlebih dahulu. Apakah kamu keberatan ? “
“ tak masalah, aku akan menunggu “ ujarku
‘ ya aku akan menuggu, aku akan senang bila mereka cukup
lama di tokomu karena itu akan memberikanku waktu untukku mengobrol lebih lama
‘ ujarku dalam hati
Selama aku menunggu yumi berganti baju, aku mengeluarkan smart phone milikku dan mulai menuliskan sebuah puisi disana.
Senyuman manis menarik hati
Menghacurkan dinding penghalang hati
Goresan senyum di wajahmu
Melelehkan hati yang membeku
Ku tak pernah merasakan hal ini
Bahkan dengan ribuan orang
Yang pernah hadir dalam hidupku
Aku hanya merasakannya denganmu
Debaran jantung yang tak menentu
Senyumanku tak pernah lepas
Menatap paras indahmu
Perubahan sikap yang drastis
Ku rasakan saat pertama kali
Bertemu dengan dirimu seorang
Kau lah tulang rusukku
Yumi yuliana
“ ayo berangkat, mereka sudah pergi “ yumi datang
menghampiriku dengan pakaian yang berbeda, tak lagi menggunakan pakaian
kerjanya.
“ ayo “ aku lalu bangkit dari dudukku
“ kamu tadi sedang menulis apa ?. Sepertinya sesuatu yang menarik “
“ tidak, ada bukan apa-apa kok “ aku tersenyum menatap dirinya.
‘ ku harap aku dapat memilikimu, yumi yuliana ‘ ujarku dalam
hati sambil tersenyum memikirkanmu
Hai yuki kembali lagi
Untuk memberikan asupan untuk kalian
Jangan lupa berikan komen kalian
terhadap cerita yuki
Arigatou gozaimasu minna-san
Sankyu for reading itu
I LOVE YOU ALL
YUKI NEKO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar