/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Sabtu, 09 Januari 2016

Dewa pemilik hati chapter 3 ( END )

Dewa pemilik hati

Chapter 3 : akhir kisah ini



          Bisikkan-bisikan kecil dalam pikiranku begitu mengganggu hari-hariku, suara-suara yang saling bertentangan itu terkadang membuatku stress dan tak mengerti langkah apa yang harus ku ambil dan ku perbuat. Ada yang berbisik tuk menyatakan kepada pria itu dan ada pula yang berbisik menunggu saja hingga pria itu mengatakannya kepadaku, aku begitu bingung apa yang harus ku lakukan.
   
          Terlintas dipikiranku untuk mengatakannya, namun ada rasa gengsi bila harus aku yang melakukannya. Tapi bila aku hanya diam saja, aku mungkin akan menyesalinya. mungkin saja secarik kertas yang ku lihat waktu itu bukanlah ditujukan untuk ku melainkan untuk wanita lain, tapi aku tak boleh pesimis seperti itu dan aku harus yakin dengan apa yang aku yakini selama ini.

# Flashback

          Ketika para murid telah berhamburan keluar menuju rumahnya masing-masing, sekarang hanya menyisahkan diriku yang masih duduk dikursi kelasku dengan setianya sambil memegang sebuah kotak hadiah dipangkuanku.

          Besok adalah hari ulang tahun, pria pujaanku. Dewa yoga saputra itulah namanya, seberapa banyak ku menyebut namanya. Aku selalu mengingat wajahnya yang entah kenapa begitu melekat didalam hatiku, membuatku selalu tersemu merah wajahku bila terus memikirkannya.  Ahhhh inilah perasaan cinta yang pertama kali ku rasakan dan ternyata rasanya begitu membahagiakan. Namun apalah daya, diriku begitu pengecut tuk menyerahkan hadiah ini kepadanya dan ku hanya dapat menyimpannya saja hingga waktu yang tepat datang menghampiriku.

          Saat ku ingin pulang dan melewati kursi yang sebelumnya diduduki oleh dewa, ku lihat secarik kertas berada disana.

Memandangi wajahmu begitu hangat rasanya
Mengingat wajahmu menghagatkan tubuh ini
Seakan telah dingin berjuta-juta tahun lamanya
Dan tak pernah merasakan kehangatan ini
Wajahku selalu tersemu merah
Bila ku mengingat dirimu
Helaian rambutmu, begitu halus kurasakan
Sentuhan tanganmu, begitu nyaman ku menggenggamnya
Ku ingin bersamamu
Ku ingin kau disisiku
Dan terus memandangi senyuman itu
Senyuman yang membuatku terbuai akan
Keindahan ciptaan tuhan
Yaitu dirimu I...

# End flashback

          Ku duduk disebuah kafe tempat ku berjanjian dengan seseorang, disudut ruangan itu ku hanya terdiam dan gugup yang teramat kurasakan. Telah lama ku menunggu dirinya namun tak kunjung datang, apa dia tak akan datang kemari ? .  dengan lesu ku beranjak dari kursiku berusaha untuk meninggalkan tempat ini, tapi sebuah tepukan dibahuku seakan menyadarkanku “ in maaf yah telat,  tadi aku ada perlu sebentar “ . ternyata dia akhirnya datang, walau dia datang terlambat namun aku bahagia karena dia datang kemari saat ini “ gak papa kok, dewa “ .  

          “ oh ya kamu mau ngomong apa, dri ? “ , “ ehmm ... i .. itu “ kegugupanku semakin meningkat saat ku memandangi wajahnya. “ itu apa, indiri “ dewa seakan bingung dengan apa yang ku katakan. “ A.. ak-aku ... suka sama kamu dewa dan aku ingin jadi pacar kamu “ ku menunduk dan tak berani menatapnya, untuk mengatakan hal ini saja butuh perjuangan yang besar bagiku. Apalagi aku sambil menatapnya, mungkin aku akan pingsan seketika sebelum mengatakannya.

          Sebuah elusan lembut dikepalaku, membelainya lembut begitu nyaman ku rasakan. Ku hanya dapat menatapnya dengan tatapan yang penuh harap “  terima kasih telah menyukaiku indri dan aku sangat tersanjung sekali telah disukai oleh wanita cantik sepertimu. Tapi maaf aku telah menyukai orang lain indri dan maaf aku tak dapat menjadi kekasihmu “ tanpa terasa air mata begitu saja mengalir turun ke pipiku tanpa ku hendaki, ternyata benar secarik kertas yang ku temukan bukanlah ditujukan untukku tapi siapakah gerangan orang yang begitu beruntungnya mendapatkan hati seorang dewa yoga saputra.

          Dewa refleks mengambil tisu lalu mengelap air mataku dengan perhatiannya,  aku hanya dapat tersenyum menanggapinya walau terasa sakit ku rasakan hati ini. “ dewa, siapakah orang yang begitu beruntungnya mendapatkan hatimu itu ?  “. “ itu rahasia indri, aku ingin tetap ini menjadi sebuah rahasia yang tak ingin ku ungkapkan. Karena begitu pahit ku rasakan “ walau dewa mengatakan hal yang begitu menyakitkan bagi dirinya itu, namun dia tetap tersenyum menghadapinya. Itu membuatku tak ingin menyakitinya yang telah terluka.

END

“ sejuta mimpi ku ciptakan dan seribu kisah telah tercipta untukku, tapi seakan itu hanyalah sebuah gelembung sabun yang tak dapat ku sentuh dan hanya dapat ku pandangi saja. Hingga ia pecah dan tak meninggalkan jejak sedikitpun  tapi menyisahkan kenangan yang begitu perih ku rasakan  “

-      - Indri natalia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar