/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-3/ani340.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ One Piece - Tony Tony Chopper

Jumat, 07 Agustus 2015

Reynal dan yuki 2



          Sudah setahun lamanya aku dan yuki menajalani hubungan ini, begitu banyak masalah yang kami lewati namun kami tetap bersama. Aku dan yuki kini sudah kelas 12, sudah semakin mendekati yang namanya ujian nasional. Itulah yang membuat yuki terus menyemangati aku untuk terus belajar, namun karena aku yang memang agak pemalas jadi lihat buku aja bawaannya pengen tidur. Yuki lah moodbooster aku, dia membuat aku semangat untuk belajar. Hingga suatu kejadian terjadi.

          Belakanngan ini memang yuki sering mengajak aku belajar bareng bersamanya, namun karena terlalu seringnya belajar aku jadi bosan dan kini jarang kerumahnya. Kalau aku kerumahnya pasti yang di hidangkan pertama kali adalah buku, bukannya minuman atau cemilan. Yuki memang rajin dan juga pintar, ia sangat suka membaca tapi bukan untuk aku. Aku sih kalau di sekolah biasa-biasa aja walau memang cukup sering membaca buku tapi bukan buku pelajaran melainkan komik. Itulah kini yang membuatnya ngambek dengan aku, sudah seminggu lamanya kita diam-diaman, hingga ketika aku melihat ada poster di mading tentang lomba puisi yang tak lama lagi akan dia adakan di sekolah. Terbersit sebuah ide di kepalaku agar kami dapat baikan lagi dan aku membutuhkan pahlawan untuk hal ini. Dia adalah orang yang menyatukan aku dan yuki, siapa lagi kalau bukan leon.

          Di jam istirahat ini aku luangkan waktuku untuk menemui leon di dekat perpustakaan yang cukup sepi karena di sini memang jarang di menjadi tempat berkumpulnya para siswa. Ku lihat leon sudah berada di sana “ rey lama banget sih,  dah lo yang nyuruh malah lo yang lambat.  Memang mau ngomongin apa sih, di tempat sepi gini lagi “  leon agak kesal, bukan agak tapi banget. “ ehh, sorry leon. Tadi bu sarah ngedongeng melulu jadi telat gini, kan lo tau sendiri kalau bu sarah suka kayak gitu. Gini lo kan panitia osis jadi aku pengen minta bantuan lo agar yuki di jadikan mc di acara lomba puisi ntar “ aku agak mencoba memelas agar dia mau menolongku. “ memangnya ngapa sih kok lo minta yuki buat jadi mc “ leon kembali bertanya. Aku pun mulai menceritakan masalah yang aku alami dan juga renacanaku. “ ok gue bakal tolongin lo, tapi ingat ini ada bayarannya yah “ leon tersenyum karena dia bakal dapat traktiran. “ ya ya, lo tuh makan aja “ aku agak kesal namun hanya di balasnya dengan tawa.

          Menurt leon cukup sulit membuat yuki untuk mau menerima tawarannya untuk menjadi mc, namun akhirnya dia berhasil juga. Hari ini lah hari perlombaan itu di laksanakan, sudah beberapa murid maju ke panggung membacakan puisi karyanya. Setelah ini adalah giliran aku, terasa gugup banget karena seluruh murid SMA 21 dan para guru menontonnya. Tiba-tiba adikku, lili muncul kebelakang panggung tempat aku sekarang berada menunggu giliran. Lili sekarang sudah kelas 10 dan bersekolah di sekolah yang sama denganku “ kak rey semangat yah. Jangan buat malu ntar” lili mengejekku namun hanya ku balas dengan mengacak-acak rambutnya dan suara yuki dan teman mc nya memanggil namaku. “ semangat kak rey, ingat jangan buat malu “ dia cekikikan lalu berlari ke tempat siswa lain menonton.

          Aku kini berada di atas panggung memegang sebuah kertas di tanganku, sedangkan yuki dan temannya berada di sisi kanan panggung. Dia hanya menuduk sejak aku naik ke atas panggung. Aku pun mulai membaca puisiku dan membacanya sambil memandangi yuki.


Maaf
Maafkan aku atas
kesalahan yang telah ke perbuat
ku mengakui hal itu
aku bersalah dan ku mohon
maafkan lah diriku ini
ku tanpamu hanya seperti sebuah sepatu
ku tak berguna dan tiada artinya
jika bersamamu ku merasa
hidupku teramat berarti
tidak hanya untuk kita namun juga orang lain


          sebelum puisi ini selesai habis, aku menghampiri yuki yang masih saja menunduk dan memegang tangannya lalu ia mulai mengangkat kepalanya dan mulai menatapku. Mata kami saling berpandangan satu sama lain.

maaf
itulah kata yang dapat terucap dari bibir ini

lalu aku mengeluarkan setangkai bunga yang dari tadi ku sembunyikan.

“ Yuki maukah kau memaafkan aku atas kesalahan yang telah ku perbuat, jika kau memaafkanku ambil lah bunga ini dan jika sebaliknya kau dapat membuang bunga ini “ ujarku dan memberikan bunga itu

          Ku terkejut atas apa yang ia perbuat, yuki memelukku lalu berkata “ aku memaafkanmu rey “ ujarnya sedikit berbisik. Namun karena ia mengucapkannya dekat clip-on ( mikrofon yang sering di letakkan di baju saat wawancara ) jadi seluruhnya yang ada di sini dapat mendengarnya. Mereka lalu bertepuk tangan dengan semangatnya.

          Setelah mengantar pulang yuki yang masih membawa bunga yang ku berikan tadi ternyata lili lagi asik menceritakan kejadian tadi kepada mama “ ma tadi kak rey romantis banget tau ma sama kak yuki “ lili sambil memandangiku yang baru saja pulang. “ memangnya rey ngapain lili ? “ mama sepertinya tertarik mendengarnya. “ tadi kak rey minta maaf sama kak yuki, kak rey bacain puisi terus minta maafnya sambil ngasih bunga gitu. Bahkan kawan lili sampai ada yang nangis “ lili tertawa ketika dia selesai mengatakannya. “ kamu tuh yah sama aja kayak papa kamu “ mama agak pelan mencubit lenganku. “ memang papa gimana ma “ tanya aku dan lili bersamaan. “ ada deh “ mama tak menjawabnya lalu matanya kembali ke tv dan aku hanya meihat senyman di bibirnya. Kami berdua hanya kesal karena tidak di ceritakan.

          Beberapa hari sudah berlalu setelah perlombaan itu, leon datang ke kelaskku dan mengajakku entah mau  di bawa kemana. Ternyata dia membawaku ke mading sekolah dan ku lihat pengumuman pemenang dan ternyata aku juara satu dalam perlombaan itu, aku pun mulai bingung kok bisa aku yang juara satu dengan hadiah yang cukup besar jumlahnya. “ lo yah yang jadi jurinya ? “ tanyaku masih tak percaya, karena dia duduk di dekat kursi juri yang merupakan para guru “ ngapain juga aku bantuin lo, lagian itu para guru tau yang nilai. Jadikan ntar traktirannya “ dia senyum-senyum lalu yuki tiba-tiba saja hadir di antara kami “ ye, kita makan-makan nih “ yuki tampak senang dan ternyata dia tadi mengikuti kami. “ kita double date nih dan di bayarin lagi “ leon lalu tertawa dan aku hanya dapat kesal sambil menggembungkan pipiku.

          Setelah kejadian itu kami merasa semakin dekat saja namun mulai jarang bertengkar lagi dan mulai memahami satu sama lain. Yuki juga mengerti aku dan tidak terlalu menekanku untuk selalu belajar namun terkadang aku juga sering bertanya kepadanya jika tak mengerti tentang soal-soal itu. Beginilah kami menjalani hubungan ini dengan suka cita, tanpa beban. menganggap pasangan sebagai penyemangat hidup dan bukannya sebagai sesuatu yang menambah beban hidup.
Nikmati hidupmu dan jangan menganggapnya sebagai beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar