Aku yang sedang hikmatnya merajut, tiba-tiba mataku di tutup oleh seseorang. “ yoga sudah dong, nanti aku tusuk pake jarum kamu yah “ tak lama yoga pun melepaskan tangannya dan duduk di depanku. “ sudah dong jangan ngerajut terus, masak aku dah datang Cuma di kacangin doang. “ aku tertawa pelan melihatnya yang agak cemberut yang malah membuatnya menjadi lucu. “ lagian kamu datang-datang bukannya nyamperin aku malah main sama ronan “ aku memasang muka cemberut yang tak kalah dari yoga, “ aku jadi marah nih “ aku memanyunkan bibirku. “ marah kok ngomong-ngomong. ya udah yuk kita beli es krimnya, buat hesti cayang “ dia tersenyum melihatku lalu mengajakku membeli es krim yang memang obatku ketika sedang marah.
Aku dan yoga belum lama berpacaran, baru sekitar tiga bulan. Namun kami sudah saling mengerti sifat masing-masing. Aku itu gak begitu pandai dalam hal akademik dan gak bodoh-bodoh amat juga, aku itu biasa-biasa aja. Namun aku paling jago kalau berhungan dengan suatu kerajinan dan tanam menanam. Kalau yoga dia itu ganteng,tinggi,keren jago dalam akademik, olahraga dan yang lainnya, pokoknya dia itu menurutku sempurna banget deh. Aku beruntung banget bisa dapetin dia, itu semua berkat ban motorku yang bocor.
*Flashback*
Saat sedang asyik membawa motor tiba-tiba saja ban motor belakangku bocor, begitu sial aku hari ini dah lah panas. Masih jauh lagi rumahku pake, bocor segala lagi nih ban gerutuku dalam hati.terpaksa aku mendorngnya secara perlahan, namun belum lama aku mendorong ada seseorang yang memanggilku “ hes, kenapa motornya? “ yoga yang duduk di atas motornya. “ ini nih bannya bocor “ aku agak kesal. “ ya udah biar aku bantuin dorong motornya yah “ yoga sambil tersenyum dengan manisnya. Sejak saat itu kami mulai dekat dan hubungan pun berlanjut dengan hubungan yang lebih dari sekedar teman yaitu pacaran.
#end flashback
Setelah kejadian itu aku tak lagi membawa motor ke sekolah, aku selalu di jemput oleh yoga. Bila ia tidak datang ke sekolah barulah aku membawa motor sendiri. Yoga seperti biasa selalu tepat waktu menjemputku, namun aku selalu saja membuatnya menunggu. Tak lama sih paling Cuma lima menit, tau sendirikan cewek kalau berdandan agak lama. “ maaf yah, yoga. Yuk berangkat “ aku langsung berlari kecil ke arah motornya sedangkan yoga mulai beranjak dari duduknya di dekat pintu. “ tumben banget, hes. Kamu agak cepetan “ aku tersenyum bangga lalu kami pun berangkat ke sekolah.
Aku kini sedang di hadapkan soal-soal fisika yang begitu memeras otakku, ini bukan soal ulangan melainkan sebuah latihan yang di berikan oleh pak fredi kepada kami sekelas. Namun aku beruntung sekali ada yoga yang duduk di sampingku kini sedang menjelaskan cara menjawab soal demi soal dengan cara yang mudah di pahami. “ dah ngerti belum,hes “ aku mengangguk untuk menjawabnya, walau gak mengerti secara keseluruhan, namun aku cukup mengerti inti dari cara menjawabnya. Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, “ baiklah kalian selesaikan di rumah yah, besok di kumpulkan “ kami begitu semangat setelah pak fredi mulai menghilang di balik pintu, namun rasa senang kami tak lama. Pak fredi kembali ke kelas “ oh ya, bapak lupa. besok kita ulangan yah tentang bab yang tadi kalian pelajari “ lalu dia pergi dan berita tadi begitu menghancurkan mood kami seketika.
Untung saja tadi kami sudah menyelesaikan tugas di sekolah, jadi kini aku yoga hanya perlu membahas soal-soal tadi dan mempelajari soal yang lain. “ sudah yah yoga belajarnya kita refreshing dulu bentar “ aku memasang wajah memelas kepadanya. “ ok deh, tapi nanti lanjut lagi yah. Karena masih ada materi yang belum selesai “ yoga melepas kacamatanya. “ ok deh” jawabku singkat.
Ok segitu dulu yah ceritanya
Berlanjut ke chapter 2
keep read this story, yoga keep my love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar